Pengobatan MYASTHENIA GRAVIS 1. Definisi Myasthenia Gravis
28
Penderita tidak boleh kelelahan, kepanasan, dan stress karena dapat memicu kambuhnya penyakit. MG menimbulkan kondisi ptosis
menurunnya kelopak mata, binocular diplopia penglihatan ganda, dysathria penderita mengalami sulit berbicaracelat, dysphagia sulit
menelan, kelemahan pada tangan dan kaki, kesulitan mengunyah permen karet atau daging yang keras, serta kesulitan dalam mengekspresikan
wajah dan tersenyum Juel, Vern C Massey, Janice M, 2007. Kondisi- kondisi ini menyebabkan timbulnya permasalahan pada penderita, misal
pada aktivitas sehari-hari, kegiatan sekolah, dan pekerjaan. Permasalahan- permasalahan tersebut bisa menyebabkan timbulnya dampak psikologis
pada penderitanya, seperti cepat marah, tegang, dan khawatir. Raggi,
Leonardi, Mantegazza, Casale, dan Fioravanti 2010, dalam Arpandy Halim, 2013 mengatakan kondisi stress dapat memicu tingkat keparahan
penderita. Untuk itulah untuk mengelola permasalahan-permasalahan yang menimbulkan dampak psikologis, dibutuhkan sebuah cara atau metode.
Cara atau metode inilah yang disebut dengan strategi coping. Lazarus dan Folkman 1984 mengatakan bahwa ada dua jenis strategi coping, yaitu
problem focused coping dan emotion focused coping. Untuk pemilihan strategi coping yang akan digunakan biasanya seseorang akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik itu dari diri sendiri maupun dari lingkungan. Jika penderita MG bisa menghadapi permasalahannya dengan menggunakan
strategi coping yang dimiliki, maka dapat mencegah atau mengurangi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kambuhnya MG. Dengan demikian, melalui penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana strategi coping yang dilakukan penderita
Myasthenia Gravis dalam mengelola permasalahan yang dialami akibat
kondisi dirinya.
30
Gambar 1: Skema Dinamika Antar Teori
Problem Focused Coping
Strategi Coping
Timbul permasalahan
Kondisi penderita Myasthenia Gravis
Emotion-Focused Coping
Faktor yang mempengaruhi