DINAMIKA ANTAR TEORI TINJAUAN PUSTAKA

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif melibatkan usaha penting seperti mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data yang spesifik dari partisipan, menganalisis data secara deduktif, dan menginterpretasikan makna sebuah data Creswell, 2014. Secara umum, penelitian kualitatif lebih mengandalkan data berupa ungkapan subjek penelitian untuk mengeksplorasi fenomena atau permasalahan pokok yang terdapat dalam sebuah penelitian Supratiknya, 2015. Peneliti menggunakan pendekatan deduktif dengan directed content analysis atau analisis isi terarah karena menurut Hsieh dan Shannon 2005, dalam Supraktiknya 2015, analisis isi terarah bertujuan untuk memvalidasi atau menguji ulang sebuah kerangka teoritis atau bahkan sebuah teori. Pendekatan ini cocok diterapkan jika sudah ada teori atau hasil-hasil penelitian tertentu tentang suatu fenomena dan ingin diuji kembali dalam sebuah konteks baru dengan menggunakan kelompok subjek yang baru pula. Hsieh dan Shannon 2005, dalam Supraktiknya, 32 2015 menyatakan juga bahwa pada pendekatan ini, teori atau hasil penelitian sejenis dipakai untuk membantu merumuskan pertanyaan penelitian atau membantu menentukan skema awal pengodean atau skema awal hubungan antar kode. Miles et al. 2014, dalam Willis, Sullivan- Bolyai, Knafl, Zichi-Cohen, 2016 juga mengatakan bahwa kerangka atau skema konsep yang dikembangkan dari literatur dan membantu dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Hsieh dan Shannon 2005, dalam Supraktiknya, 2015 menggunakan istilah deductive category application atau penerapan kategori secara deduktif untuk menyebut penggunaan teori hasil penelitian terdahulu untuk menyusun skema awal pengodean. Peneliti mengganti penelitian ini dari fenomenologi menjadi analisis isi terarah karena menurut Husserl dalam Willis, Sullivan-Bolyai, Knafl, Zichi-Cohen, 2016. berdasarkan filosofinya, hasil fenomenologi harus terdiri dari embodiment, waktu, spatial, dan relasi dengan orang lain. Selain itu, alasan lain, peneliti mengganti jenis penelitian ini karena fenomenologi bertujuan mendeskripsikan makna dan esensi dari sebuah pengalaman atau fenomena Willis, Sullivan-Bolyai, Knafl, Zichi- Cohen, 2016, sedangkan penelitian yang dilakukan hanya melakukan deskripsi atau penggambaran tanpa melihat maknanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

B. FOKUS PENELITIAN

Penelitian ini berfokus bagaimana strategi coping penderita myasthenia gravis. Peneliti akan melihat bagaimana penderita MG mengelola permasalahan-permasalahan yang dialami akibat dari kondisinya.

C. SUBJEK PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposeful sampling untuk memilih subjek. Peneliti memilih individu yang sesuai dengan masalah penelitian dan fenomena yang ada pada penelitian ini. Pemilihan ini terkait siapa atau apa yang akan diteliti, tujuan penelitian, dan berapa banyak subjek yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, subjek yang dipilih oleh peneliti adalah penderita Myasthenia Gravis. Penderita Myasthenia Gravis mengalami permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya akibat kondisi yang disebabkan penyakit MG. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti strategi coping yang digunakan penderita Myasthenia Gravis untuk mengatasi permasalahan yang dialami. Subjek penelitian yang dipilih adalah penderita yang sudah bisa melalui permasalahan-permasalahan yang dialami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Peneliti mengumpulkan data dengan metode wawancara. Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu Poerwandari, 1998. Wawancara membantu para partisipan bisa lebih leluasa untuk bisa memberikan informasi historis dan memungkinkan peneliti mengontrol alur tanya jawab. Creswell, 2014. Jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan mendalam tergantung dengan topiknya. Penggunaan wawancara semi terstruktur ini memungkinkan peneliti dan partisipan melakukan dialog, dan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dapat dimodifikasi menurut respon partisipan. Dengan demikian, peneliti dapat menyelidiki lebih jauh hal-hal menarik dan penting yang muncul Smith, 2009. Selain itu, pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan terbuka yang merefleksikan konsep dari kerangka yang sudah dibuat. Respon dari partisipan akan mempengaruhi apakah pertanyaan akan diubah, dihilangkan, atau ditambah pertanyaan baru Wills, Sullivan-Bolyai, Knafl, Zichi-Cohen, 2016. Berikut ini adalah panduan wawancara yang berdasarkan pada pertanyaan penelitian: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Tabel 3.1 Panduan pertanyaan wawancara Pertanyaan Tujuan Pertanyaan Gambaran penyakit Sejak kapan Anda menderita MG? Menurut Anda pribadi, apa itu MG? Bagaimana gejala awal yang Anda alami? Rapport, mengetahui kondisi awal mula subjek menderita penyakit MG. Ketika mengetahui kalau Anda menderita MG, bagaimana perasaan Anda? Pikiran Anda? Apa yang Anda lakukan? Mengetahui respon awal penderita dan apa yang dilakukan. Pengobatan seperti apa saja yang pernah Anda lakukan? Mengetahui sudah sampai tahap mana pengobatan yang dijalani Permasalahan yang dihadapi Bagaimana aktivitas Anda sebelum sakit? Apa dampak MG bagi aktivitas Anda? Melihat perubahan dan dampak aktivitas sosial penderita Bagaimana relasi anda dengan orang- orang di sekitar anda sebelum sakit? Apa dampak MG bagi relasi Anda? Mengetahui bagaimana relasi sosial subjek sebelum dan sesudah MG. Ketika menjalani pengobatan, apa yang Anda rasakan dan pikirkan? Melihat bagaimana subjek dalam menjalani pengobatan Hal apa yang membuat Anda downtertekan terkait MG? Mengetahui hal yang membuat penderita tertekan Berkaitan dengan tugas utama misal mahasiswa, bagaimana Anda mengatasi masalah yang timbul berkaitan dengan tugas utama? Melihat strategi coping terkaitan tugas utama Coping Apa yang Anda lakukan untuk menghadapi permasalahan- permasalahan yang dialami? Melihat strategi coping yang digunakan Faktor yang mempengaruhi coping Apakah Anda mengikuti komunitas penderita MG? Apakah Anda merasakan manfaatnya? Melihat apakah dukungan sosial mempengaruhi strategi coping penderita MG. Bagaimana juga respon orang-orang terdekat? keluarga, teman, pasangan Mengetahui respon orang- orang disekitarnya.