Unsur-unsur Drama Tujuan Metode Sosiodrama

yang dimilikinya. Pembimbing mengawasi dan memberikan kebebasan para pemain dan menjaga ketertiban. Pelaksanaan sosiodrama tidak perlu selesai. Hal ini bermanfaat untuk kemudian diteruskan untuk dipikirkan kemungkinannya oleh anak-anak lainnya. c. Tindak lanjut Sosiodrama sebagai metode mengajar tidak berakhir pada pelaksanaan dramatisasi melainkan ada tindak lanjut berupa tanya jawab, diskusi, untuk memecahkan masalah. Bahkan siswa lain bisa disuruh untuk memainkan kembali jika dramatisasi dirasa kurang baik. Jadi diketahui bahwa dalam melaksanakan sosiodrama perlu memperhatikan suasana kelompok dan langkah-langkah yang akan dilakukan agar diskusi kelompok dapat berjalan secara efektif.

2. Unsur-unsur Drama

Brahim 1968: 59-73 menyatakan bahwa unsur-unsur yang ada dalam drama adalah sebagai berikut : a. Lakon Drama Lakon drama disusun menurut teknik yang berbeda dari novel atau roman, karena lakon drama harus disusun dibawah syarat-syarat pertunjukan panggung. Pada penulis drama, bahasanya harus berupa campuran antara sifat subyektif dan sifat obyektif. b. Laku Action Plot adalah situasi, insiden, dan laku. Situasi adalah suatu keadaan dari suatu peristiwa. Tiap-tiap momen dalam drama adalah situasi- situasi. Situasi dapat menjadi suatu insiden jika ada gerakan. Jadi insiden itu terjadi karena ada gerakan, adanya tindakan di dalam situasi yaitu laku. c. Pelaku Suatu lakon selalu berhubungan dengan manusia-manusia yang ikut berkepentingan di dalam lakon, yaitu pelaku-pelaku. Pelaku-pelaku dalam sebuah lakon adalah manusia-manusia yang diciptakan oleh pengarang. d. Wawankata dialog Disamping dengan laku, plot drama juga tumbuh berkembang, malah sebagian besar dalam wawankata. Wawankata merupakan pencerta utama bagi laku, bahkan keduanya saling berhubungan. Laku dan wawankata bersama-sama mengembangkan plot, bahkan laku akan menjadi jelas jika bersama-sama ditampilkan dengan kata-kata yang diucapkan oleh pelaku yang bersangkutan. e. Bagian-bagian plot Drama selalu menggambarkan pertentangan-pertentangan. Mungkin pertikaian antara pribadi-pribadi yang berlawanan, pertentangan antar manusia dengan keadaan sekelilingnya, antara kemauan- kemauan yang berlawanan, pertentangan antar perasaan. Yang umum adalah pertentangan antara tokoh dalam perilaku. Pertentangan itu merupakan bahan dan tulang punggung drama.

3. Tujuan Metode Sosiodrama

Tujuan menggunakan metode sosiodrama ini adalah : a. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya secara lisan. Tidak sedikit remaja yang tinggal di panti asuhan masih ragu untuk mengungkapkan pendapatnya secarta lisan. Remaja bisa menjadi pasif dalam segala kegiatan yang diadakan oleh panti asuhan sendiri. Remaja cenderung diam dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya jika tidak dipancing terlebih dahulu, untuk itu melalui permainan peran ini diharapkan remaja sudah berani untuk mengungkapkan pendapatnya secara lisan. b. Memupuk kerjasama diantara para siswa Kerja sama yang terjalin antar remaja yang tinggal di panti asuhan diharapkan mampu membuat hubungan antar remaja itu menjadi baik sehingga perilaku mereka juga bisa menjadi semakin lebih baik. c. Siswa menunjukkan sikap berani dalam memerankan tokoh yang diperankan. Remaja tidak lagi malu untuk berani tampil dalam memerankan tokoh yang akan dijalankannya. Siswa berani mengekspresikan segala sesuatu yang diperankannya. d. Siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan jalannya sosiodrama yang telah dilakukan. Siswa atau remaja mampu memberikan tanggapannya dalam jalannya sosiodrama ini. Karena melalui sosiodrama inilah peneliti mampu melihat kemampuan siswa dalam mengekspresikan segala sesuatu yang menghambat dirinya, seperti rasa malu dan kurang percaya diri. Sehingga di akhir lakon dimana remaja memerankan tokoh yang sesuai dengan karakternya, remaja mampu memberikan tanggapan yang positif. e. Melatih berinteraksi dengan orang lain. Remaja diharapkan mampu melatih kemampuan dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Siswa mampu menjalin hubungan yang baik, siswa tidak lagi malu dalam bergaul dan minder untuk bergaul dengan banyak orang.

4. Kekuatan-kekuatan Sosiodrama sebagai Strategi Peningkatan