Siswa atau remaja mampu memberikan tanggapannya dalam jalannya sosiodrama ini. Karena melalui sosiodrama inilah peneliti
mampu melihat kemampuan siswa dalam mengekspresikan segala sesuatu yang menghambat dirinya, seperti rasa malu dan kurang
percaya diri. Sehingga di akhir lakon dimana remaja memerankan tokoh yang sesuai dengan karakternya, remaja mampu memberikan
tanggapan yang positif. e. Melatih berinteraksi dengan orang lain.
Remaja diharapkan mampu melatih kemampuan dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Siswa mampu menjalin hubungan yang
baik, siswa tidak lagi malu dalam bergaul dan minder untuk bergaul dengan banyak orang.
4. Kekuatan-kekuatan Sosiodrama sebagai Strategi Peningkatan
Konsep Diri Remaja
Berikut ini merupakan kelebihan dari metode pembelajaran sosiodrama : a. Berkesan dan tahan lama dalam ingatan siswa peserta layanan.
b. Sangat menarik bagi peserta layanan sehingga keadaan aula panti asuhan menjadi dinamis dan antusias.
c. Mengembangkan kreativitas peserta layanan dengan peran yang dimainkan anak dapat berfantasi.
d. Memupuk kerjasama antar peserta layanan. e. Menumbuhkan bakat peserta layanan dalam seni drama.
f. Memupuk keberanian untuk berpendapat.
5. Langkah-langkah Penggunaan Sosiodrama dalam Pelayanan
Bimbingan Kelompok
Winkel 2004: 571, sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang-
orang lain, termasuk konflik yang sering dialami dalam pergaulan sosial. Sosiodrama bersifat kegiatan pedagogik dan bertujuan membantu baik
pihak peran maupun para penyaksi untuk lebih menyadari seluk beluk pergaulan sosial dan membantu mereka meningkatkan kemampuan
bergaul dengan orang lain secara wajar dan sehat. Oleh karena itu, sosiodrama merupakan kegiatan yang dapat sangat cocok untuk
membantu banyak orang muda dalam meningkatkan perkembangan sosialnya. Untuk menggunakan sosiodrama dalam kegiatan bimbingan
kelompok, seorang konselor harus berpegang pada pola prosedural yang pada dasarnya adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji persoalan sehingga dapat diuraikan dalam situasi naskah. Situasi itu harus cocok untuk disandiwarakan dan mudah dipahami.
b. Mempersiapkan beberapa adegan dalam naskah drama yang akan dibawakan oleh pemain.
c. Menentukan pemain yang akan membawakan adegan dalam drama dan membagikan naskah drama yang telah selesai dibuat.
d. Adegan dalam drama dimainkan secara serius oleh para pemeran drama. Adegan dimainkan seolah-olah sungguh terjadi seperti dalam
naskah.
e. Setelah drama selesai, para pemain berkumpul untuk mendiskusikan apa yang dirasa kurang dan apa yang dirasakan selama bermain
drama.
F. Kerangka Pikir