d. Refleksi Berdasarkan seluruh tindakan siklus II meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan hasil observasi yang dilakukan selama tindakan siklus II maka dilakukan refleksi. Adapun refleksi pada tindakan
siklus II ini antara lain : 1 Peneliti bisa menguasai forum sehinga pelaksanaan sosiodrama
berjalan dengan lebih baik. 2 Anak-anak telah mengalami peningkatan konsep dirinya terlihat
dari kemampuan mereka berbaur satu sama lain, kemampuan mereka dalam memerankan tokoh dalam drama, suara lebih
keras dan lantang, dan tidak malu-malu saat memerankan tokoh. 3 Keterampilan anak dalam berdiskusi meningkat, anak dapat
menungkapkan permasalahan yang ada didalam sosiodrama dan mengambil pelajaran dalam naskah yang diperankan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Hasil penelitian tindakan yang telah dilaksanakan meliputi hasil analisis capaian skor konsep diri, hasil analisis data dari lembar observasi
dan hasil wawancara dengan pembina panti maupun dengan anak. 1. Hasil Analisis Peningkatan Capaian Skor Konsep Diri anak
Hasil analisis konsep diri anak disusun untuk mengetahui tingkat konsep diri anak terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang telah
dilaksanakan dengan menggunakan metode sosiodrama. Adapun hasil
analisis peningkatan capaian skor konsep diri anak adalah sebagai berikut :
Tabel 14 Capaian Skor Perkembangan Konsep Diri
Dari tabel hasil analisis capaian skor perkembangan konsep diri anak di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase dari pra
tindakan dan setiap siklusnya terhadap bimbingan kelompok dengan sosiodrama. Peningkatan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat
diuraikan sebagai berikut : a Pada pra tindakan terdapat 1 satu anak yang konsep dirinya
sangat rendah SR dengan persentase 6 dan konsep diri rendah R berjumlah 5 anak dengan persentase 29. Pada pra tindakan ini
juga anak yang memiliki konsep diri sedang S berjumlah 9 dan memiliki konsep diri tinggi T berjumlah hanya 2 anak.
b Pada siklus I persentase anak yang memiliki konsep diri mencapai pada kategori tinggi T mencapai 53, akan tetapi peneliti belum
puas karena masih ada anak yang pencapaian konsep dirinya pada kategori sedang S sebanyak 35. Untuk itu, peneliti melakukan
Pertemuan Rentang
Skor Ketegori
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II Keterangan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 20-31
SR 1
6 Meningkat
31-37 R
5 29
Meningkat 37-43
S 9
53 6
35 Meningkat
43-49 T
2 12
9 53
7 41
Meningkat 49-60
ST 2
12 10
59 Meningkat
tindakan siklus II untuk meningkatkan anak yang memiliki kategori sedang S.
c Pada siklus II terjadi peningkatan yang sangat baik terhadap jumlah anak yang memiliki konsep diri sangat tinggi ST jumlah 10 orang
atau meningkat menjadi 59 . Terjadi peningkatan terhadap jumlah anak yang memiliki konsep diri tinggi T yaitu 7 atau 41
dari siklus I sebelumnya. Adanya peningkatan capaian skor konsep diri pada setiap siklus
tindakan dalam bimbingan kelompok, membantu anak yang tadinya memiliki konsep diri rendah menjadi sekarang ini memiliki konsep diri
yang tinggi. Setiap kali selesai siklus, peneliti menganalisis item-item mana saja yang perlu dikembangkan pada siklus berikutnya sehingga
anak menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan perkembangan dirinya pada siklus berikutnya. Berikut ini disajikan grafik analisis capaian skor
butir konsep diri yang diperoleh pada tahap pra tindakan dan siklus I :
G
Pada g anak pada
rendah dan tindakan se
pengolahan siklus II de
II, berharap Berikut ini
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
1 2 A
n g
k a
S k
o r
S u
b je
k
Grafik 1 Grafik Perbandingan Pra tindakan dan Sik
grafik di atas terjadi peningkatan capaian s a siklus I. Peneliti juga melihat beberapa it
an menganalisis item-item yang masih rendah seperti pada item nomer 1, 7, 8, 9, 10, 12, 13
an data di atas, dijadikan acuan untuk mela dengan perbandingan data siklus I. Peneliti me
rap dapat meningkatkan butir-butir item yang ni adalah grafik pada siklus I dan Siklus II :
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Grafik Perbandingan
Siklus I
skor konsep diri item yang masih
h berdasarkan pra 13, dan 18. Hasil
elakukan tindakan melanjutkan siklus
ng masih rendah.
18 19 20
Item Skala
Pra Tindakan Siklus I
Mean
Pada g yang sanga
15, dan 18 rendah dan
beberapa it terjadi kare
Penelit hasil skor
siklus II su untuk mem
setiap siklu secara kes
10 20
30 40
50 60
1 2 3 A
n g
k a
S k
o r
S u
b je
k
Grafik 2 Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus
grafik di atas terjadi peningkatan capaian s gat baik pada beberapa item seperti pada item n
18. Beberapa item inilah yang pada siklus an harus ditingkatkan pada siklus II. Terlih
item tadi meningkat dengan sangat baik pada rena peneliti melakukan perbaikan tindakan pa
litian berakhir pada siklus II dengan pertimban r rata-rata keseluruhan penelitian dari pra t
sudah menunjukkan di atas skor rata-rata. Hal embandingkan peningkatan capaian skor bebe
klusnya, berikut ini disajikan grafik yang m eseluruhan peningkatan skor-skor butir ko
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
lus II
skor konsep diri nomer 2, 13, 14,
s I terlihat masih lihat jelas bahwa
a siklus II. Hal ini pada siklus II.
angan bahwa dari tindakan hingga
al ini secara jelas berapa item pada
menggambarkan konsep diri yang
20
Item Skala
Siklus I Siklus II
Mean
diperoleh d tindakan, si
Pada g baik pada t
yaitu 5, 6, mengalami
dan 17. Terliha
bimbingan komunikati
pendapatny Berikut ini
10 20
30 40
50 60
1 2 3 A
n g
k a
S k
o r
S u
b je
k
dari hasil penskoran melalui kegiatan bimb , siklus I, dan siklus II sebagai berikut :
Grafik 3 Grafik Perbandingan Pra tindakan, Siklu
grafik di atas terlihat bahwa terjadi peningka a tiap siklus tindakan bimbingan. Terlihat beb
6, 7, 8, 9, 10, 13, dan 18. Ada juga butir i i peningkatan pada siklus I dan siklus II ya
ihat juga dari perkembangan anak-anak sel n kelompok dengan sosiodrama ini, anak-a
atif dan tidak lagi malu-malu untuk m nya di hadapan teman-temannya terlebih k
ni adalah grafik perkembangan antar siklus :
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
bingan tahap pra
lus I dan II
katan yang sangat eberapa butir item
r item yang tidak yaitu item 11, 16,
selama mengikuti anak bisa lebih
mengungkapkan kepada peneliti.
20
Item Skala
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II
Mean
Grafik rata-rata pr
konsep diri kelompok d
2. Hasil Anali Siklus II. B
masing an analisis pen
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Grafik 4 Grafik Perkembangan Capain Skor Konsep Diri Antar Siklu
ik di atas memperlihatkan terjadi peningkata pra tindakan, siklus I dan siklus II. Adan
iri anak-anak Panti Asuhan Ghifari melalui lay k dengan sosiodrama.
alisis Data Lembar Observasi dari Pra Tindaka . Berikut ini adalah skor hasil observasi kons
anak dengan menggunakan skala observasi eneliti. Hasilnya dapat dilihat pada tabel beriku
32,7 38,8
44,3
1
lus
atan capaian skor anya peningkatan
ayanan bimbingan
akan, Siklus I, dan nsep diri masing-
si yang telah di ikut ini :
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II
Tabel 15 Data Hasil Observasi Konsep Diri
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Inisial Pra
Tindakan Siklus I
Siklus II Pertemuan
1 Pertemuan
2 Pertemuan
1 Pertemuan
2 1
RMS
12 18
22 27
28
2 YMY
12 18
21 22
26
3 AY
13 17
23 27
30
4 AR
12 16
24 27
29
5 KT
12 17
23 26
28
6 AT
14 19
24 30
30
7 IS
14 17
18 27
28
8 TS
12 16
24 24
26
9 NY
11 16
20 24
26
10 MA
14 17
26 27
28
11 SE
12 17
21 27
29
12 LS
13 18
23 27
28
13 SM
15 18
20 26
28
14 PD
14 18
21 27
30
15 RS
15 18
20 28
28
16 RA
13 19
18 24
26
17 SH
16 16
21 27
28
Jumlah 224
295 369
447 476
Rata-rata 13,17
17,35 21,7
26,29 28
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan bimbingan terlihat bahwa konsep diri dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan sosiodrama, terlihat
dari capaian peningkatan skor observasi pada respon dan aktivitas anak. Pada pra tindakan diketahui jumlah skor observasi sebesar 224 dengan
rata-rata 13,17. Pada siklus I di pertemuan pertama diperoleh skor sebesar 295 dengan rata-rata 17,35 dan dilanjutkan pada pertemuan
kedua dengan skor 369 dengan rata-rata 21,7. Pada siklus II pertemuan
pertama skornya 447 dengan rata-rata 26,29 dan hasil observasi ini meningkat pada pertemuan kedua dengan skor 476 dengan rata-rata 28.
Berikut ini adalah skor hasil observasinya dapat dilihat pada tabel :
Tabel 16 Skor Hasil Obervasi Konsep Diri
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II dalam Skala 100
No Inisial Pra
Tindakan Siklus I
Siklus II Pertemuan
1 Pertemuan
2 Pertemuan
1 Pertemuan
2 1
RMS
40 60
73,3 90
93,3
2 YMY
40 60
70 73,3
86,6
3 AY
43,3 56,6
76,6 90
100
4 AR
40 53,5
80 90
96,6
5 KT
40 56,6
76,6 86,6
93,3
6 AT
46,6 63,3
80 100
100
7 IS
46,6 56,6
60 90
93,3
8 TS
40 53,3
80 80
86,6
9 NY
36,6 53,3
66,6 80
86,6
10 MA
46,6 56,6
86,6 90
93,3
11 SE
40 56,6
70 90
96,6
12 LS
43,4 60
76,6 90
93,3
13 SM
50 60
66,6 86,6
93,3
14 PD
46,6 60
70 90
100
15 RS
50 60
66,6 93,3
93,3
16 RA
43,4 63,6
60 80
86,6
17 SH
53,3 53,3
70 90
93,3
Jumlah 746,4
983,3 1229,5
1489,8 1586
Rata-rata 43,9
57,84 72,32
87,63 93,29
Data hasil observasi terlampir. Berikut ini dapat dilihat grafik perkembangan hasil observasi setiap subjek yang diamati berdasarkan
hasil pra tindakan, kemudian dilanjutkan dengan siklus pertama dan kedua yang dalam kedua siklus tersebut terdapat dua kali pertemuan :
Grafik
Berikut in kategori ren
dan aktivit setelah dil
sosiodrama
Siklus Pe
Pra Tind I
II
5 10
15 20
25 30
35
RMSYMY AY AR
Grafik 5 ik Perbandingan Skor Hasil Observasi Kons
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
ini adalah data rekap hasil observasi terha rendah, sedang dan sangat tinggi berdasarkan h
vitas anak sebelum menggunakan metode s dilakukan bimbingan dengan menggunakan
a :
Tabel 17 Data Rekap Hasil Observasi Konsep Dir
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Pertemuan Persentase Rata-rata
Aktivitas Anak Rata-rata
indakan 43,9
43,9 I
57,84 65,08
II 72,32
I 87,63
90,46 II
93,29
KT AT
IS TS NY MA SE
LS SM PD RS RA
nsep Diri Pra
rhadap penentuan hasil pengamatan
sosiodrama dan n metode dalam
iri
Kriteria
Rendah Sedang
Sangat Tinggi
RA SH
Subjek
Pra Tindakan Siklus I
Pertemuan I Siklus I
Pertemuan II Siklus II
Pertemuan I Siklus II
Pertemuan II
Berikut ini adalah skor hasil observasi perkembangan anak dan dapat dilihat hasil deskripsi data perkembangan anak mengenai peningkatan
konsep diri mereka pada setiap siklus yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 18 Deskripsi Hasil Observasi Konsep Diri
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Subyek
Pra Tindakan Siklus
I II
1 Sangat Rendah
Sedang Sangat Tinggi
2 Sangat Rendah
Sedang Tinggi
3 Rendah
Sedang Sangat Tinggi
4 Sangat Rendah
Sedang Sangat Tinggi
5 Sangat Rendah
Sedang Sangat Tinggi
6 Rendah
Tinggi Sangat Tinggi
7 Rendah
Sedang Sangat Tinggi
8 Sangat Rendah
Sedang Tinggi
9 Sangat Rendah
Sedang Tinggi
10 Rendah
Tinggi Sangat Tinggi
11 Sangat Rendah
Sedang Sangat Tinggi
12 Rendah
Sedang Sangat Tinggi
13 Rendah
Sedang Sangat Tinggi
14 Rendah
Sedang Sangat Tinggi
15 Rendah
Sedang Sangat Tinggi
16 Rendah
Sedang Tinggi
17 Rendah
Sedang Sangat Tinggi
Keterangan skor penilaian dengan skala 100 : Sangat Tinggi
: 85 ≤ ≤ 100
Tinggi : 70 ≤
85 Sedang
: 55 ≤ 70
Rendah Sangat Ren
Dari hasil
anak melalu perbanding
Grafik Perband
Pada pr bahkan san
berdasarkan Panti Asuh
bimbingan, arahan mate
Pada si memperole
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
: 40 ≤ 55
endah : 0 ≤
40 il observasi dapat dilihat bahwa ada peningka
alui sosiodrama dalam mengikuti bimbingan. B ngan hasil observasi Pra tindakan, siklus I dan I
Grafik 6 ndingan Hasil Observasi Pra Tindakan, Sikl
pra tindakan terlihat bahwa konsep diri anak m angat rendah dalam mengikuti kegiatan bimb
an hasil observasi yang sudah peneliti anal uhan Ghifari masih belum serius dalam men
n, sebagian dari mereka belum sepenuhnya ateri yang disampaikan oleh peneliti.
siklus pertama, konsep diri anak sudah mulai leh hasil sedang dan ada pula yang tinggi.
43,9 65,08
90,46
1
katan konsep diri . Berikut ini grafik
n II.
iklus I dan II
masih rendah dan bingan kelompok
alisis. Anak-anak engikuti kegiatan
ya mendengarkan
lai meningkat dan i. Hal ini terjadi
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II
karena pada siklus satu ini anak sudah mulai mempraktekan sosiodramanya. Anak sudah dilatih untuk memerankan drama yang
diberikan oleh peneliti. Anak sudah mampu mengikuti arahan yang diberikan oleh peneliti. Anak sudah cukup baik dalam berkomunikasi
satu sama lain, walau masih ada beberapa anak yang masih ragu-ragu dan malu.
Pada siklus kedua ini, terlihat dari hasil observasi terjadi peningkatan yang sangat baik. Anak semakin baik dalam praktek drama
yang diberikan oleh peneliti, hal ini dikarenakan anak diberikan waktu seminggu untuk berlatih drama. Ketrampilan anak-anak dalam
pengucapan dan intonasinya juga sangat baik. Bahkan interaksi satu dengan yang lainnya sangat bagus dan anak sudah tidak malu-malu.
3. Hasil Wawancara Melalui wawancara, peneliti memperoleh data tentang tanggapan dari
anak dan pembina Panti Asuhan Ghifari terhadap layanan bimbingan kelompok dengan sosiodrama. Hasil wawancaranya dapat dirangkum
sebagai berikut : a Hasil Wawancara dengan Anak
Wawancara dilakukan dengan anak pada akhir siklus II setelah selesai dilaksanakannya bimbingan. Dari hasil wawancara
diperoleh hasil sebagai berikut : 1.
Secara umum anak menyukai metode yang digunakan oleh peneliti dengan sosiodrama, karena anak menjadi senang
dan tidak menjadi bosan dengan materi yang diajarkan. Mereka juga mengatakan bahwa adanya perbedaan yang
diberikan di setiap pertemuan yang dilakukan seperti pada siklus I anak harus mendialogkan sendiri drama yang
diberikan oleh peneliti sedangkan pada siklus II anak sudah diberikan naskah dramanya dan mereka hanya tinggal
mengahafal dan berlatih agar lebih bagus dari sebelumnya. 2.
Anak-anak mengalami kesulitan ketika berlatih dengan teman lainnya, karena perbedaan karakter diantara mereka
dan ada beberapa anak yang tidak bisa diajak untuk bekerja sama. Tetapi seiring dengan diadakannya bimbingan yang
berlanjut beberapa anak sudah dapat diajak untuk bekerja sama dan tidak lagi ragu dalam berpendapat.
3. Anak-anak mengaku sedikit mengeluh ketika harus mengisi
lembar angket yang sama disetiap pertemuannya, tetapi mereka kemudian mengatakan bahwa lembar itu juga baik
untuk diri mereka sendiri. 4.
Anak mengaku senang selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan sosiodrama ini, karena melalui
ini mereka mampu mengembangkan kepribadiannya. Mereka dilatih untuk memiliki konsep diri yang baik, tidak
seperti diawal pertemuan yang tidak serius dengan adanya bimbingan ini. Mereka juga mengakui bahwa banyak dari
dalam diri mereka yang berubah seperti cara berpakaian mereka yang lebih rapi, tidak malu-malu ketika bertemu
dengan orang baru, mereka tidak lagi berpikir pesimis terhadap hal yang mereka pikirkan dan tetap selalu berpikir
optimis. 5.
Kegiatan bimbingan yang dilaksanakan pada hari rabu ini, diakui anak-anak bisa mengisi kekosongan waktu mereka.
Karena di hari lain sudah banyak kegiatan yang harus dijalankan oleh mereka dan sudah terjadwal. Mereka
mengaku senang karena setiap bimbingan ini mereka bisa berkumpul dengan teman-teman lainnya.
b Hasil Wawancara dengan Pembina Panti Wawancara dengan pembina panti dilakukan setelah dilaksanakan
bimbingan siklus II. Dari hasil wawancara dengan pembina Panti Asuhan Ghifari adalah sebagai berikut :
1. Pembina panti berpendapat bahwa dengan diadakannya layanan bimbingan kelompok pada hari rabu membuat anak-anak
menjadi senang, sekaligus sebagai tempat belajar bagi mereka diluar sekolah.
2. Pembina panti juga memaklumi jika anak-anak kadang masih ribut sendiri dan kurang memperhatikan peneliti ketika di awal-
awal pertemuan
dikarenakan, anak-anak
juga harus
menyesuaikan dengan peneliti dan juga mitra kolaboratif
peneliti. Namun setelah beberapa pertemuan anak-anak menjadi akrab dengan peneliti.
3. Pembina panti berpendapat selama diadakannya kegiatan bimbingan, anak-anak menjadi lebih antusias setiap kegiatan
bimbingan akan dilaksanakan, tidak lagi malu dan berani untuk mengungkapkan perasaannya dengan ibu panti.
4. Pembina panti berpendapat yang perlu diperbaiki untuk tindakan bimbingan selanjutnya ialah mengenai waktu pelaksanaan
kegiatan dikarenakan jadwal kegiatan panti yang sudah padat. 5. Reaksi anak-anak ketika mendapatkan kegiatan bimbingan pada
sore hari, bermacam-macam seperti antusias, senang bahkan ingin menambah kegiatan bimbingan dengan diisi hal-hal lain
yang bisa menarik perhatian kembali anak-anak.
4. Hasil Uji t
Tabel 19 Hasil Uji t Konsep Diri Pra Tindakan hingga Siklus II
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pratindakan – SiklusI
-6.100 4.141
.926 -8.038
-4.162 -6.588 19
.000 Pair 1 SiklusI – SiklusII
-5.500 3.561
.796 -7.167
-3.833 -6.906 19
.000
Jika dilihat dari tabel diatas, nilai uji-t berpasangan berbeda rata-rata konsep diri pra tindakan dengan siklus I sebesar -6,10. Artinya ada
peningkatan konsep diri anak setelah diberikan tindakan dengan rata- rata peningkatan sebesar 6,10. Nilai t hitung sebesar -6,588 dengan Sig
0,00. Karena Sig 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata konsep diri anak pada pra tindakan dan siklus I terdapat perbedaan.
Kemudian, dapat dinyatakan bahwa perilaku mempengaruhi konsep diri anak secara signifikan.
Nilai uji-t berpasangan berbeda rata-rata antara konsep diri pada siklus I dengan konsep diri anak pada siklus II sebesar -5,50. Artinya
ada peningkatan konsep diri anak setelah diberikan tindakan dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,50. Nilai t hitung sebesar 6,906 dengan
Sig 0,00. Sig 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata konsep diri anak pada siklus I dan siklus II adanya perbedaan. Dapat disimpulkan bahwa
perlakuan mempengaruhi konsep diri anak secara signifikan.
C. Pembahasan