37
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan obyek penelitian, setting penelitian, jadwal kegiatan, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan
instrumen penelitian, uji coba, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling PTBK. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling
merupakan bentuk suatu kajian yang bersifat reflektif dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi praktik pembelajaranbimbingan yang telah
dilakukan. Penelitian ini dapat dilaksanakan jika pembimbing sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses layanan
bimbingan kelompok yang dihadapi di kelas. Tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini berupa layanan
bimbingan kelompok dengan menerapkan metode sosiodrama sebagai upaya untuk meningkatkan konsep diri siswa remaja panti asuhan. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling sehingga prosedur dan langkah-langkah pelaksanaan ini mengikuti
prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan penelitian tindakan action research
yang didalamnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi Kemmis Mc Taggart Arikunto 2006: 97.
B. Subjek dan Obyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah remaja SMP usia 11-14 tahun Panti
Asuhan Ghifari yang terdiri dari 7 laki-laki dan 10 perempuan. Obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan konsep diri melalui pelaksanaan
proses dan hasil layanan bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan Ghifari yang
beralamatkan di Relokasi Pelem Girikerto Turi Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian tahun 2013 dimulai bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.
3. Konteks Penelitian Pada penelitian ini, situasi yang diharapkan terjadi dalam tindakan
bimbingan dan konseling yaitu anak mampu mempraktekkan drama yang telah diberikan oleh peneliti. Anak mampu bekerjasama satu
sama lain, mengekspresikan perasaan marah, senang dan juga kecewa. Anak yang konsep dirinya rendah seperti malu-malu dan tidak berani
mengungkapkan pendapatnya, dalam memainkan drama disini, anak dilatih untuk berani berkomunikasi dengan lawan mainnya, menatap
lawan bicaranya, anak juga dilatih untuk lebih percaya diri agar
konsep diri yang dimiliki anak tersebut bisa meningkat dan tidak lagi malu-malu. Peran mitra kolaboratif juga sangat diperlukan
dikarenakan mitra kolaboratif yang akan menjadi observer untuk mengamati gerak gerik para lakon peserta layanan dalam drama.
D. Jadwal Kegiatan