55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan tentang deskripsi pelaksanaan tindakan, deskripsi hasil tindakan dan pembahasan.
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan di Panti Asuhan Ghifari Turi Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mei 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Penelitian ini bertujuan meningkatkan konsep diri remaja Panti Asuhan Ghifari melalui layanan
bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 2 kali pertemuan. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di Panti Asuhan Ghifari
Siklus HariTanggal
Materi Metode
Pra Tindakan
Rabu, 29 mei 2013 Konsep Diri
Belum menampilkan metode sosiodrama
I
Rabu, 5 Juni 2013 Percaya Diri
Berlatih memainkan drama
Rabu, 12 Juni 2013 Memainkan Drama tanpa
menggunakan dialog
II
Rabu, 19 Juni 2013 Tanggung Jawab
Berlatih memainkan drama
Rabu, 26 Juni 2013 Pementasan Drama
Penjabaran hasil penelitian dan pembahasan tiap siklus dan pra tindakan adalah sebagai berikut :
1. Pra Tindakan Tahap penelitian pra tindakan dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 1 x 45 menit dan di akhir pertemuan diadakan pembagian angket untuk mengukur capaian skor konsep diri siswa anak sebelum
tindakan dilakukan. Pada pra tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun SPB dengan pertimbangan
dari dosen pembimbing dan juga pembina Panti Asuhan Ghifari. Peneliti juga menyusun instrumen penelitian lainnya seperti
pedoman observasi, angket dan juga lembar kegiatan yang akan diberikan kepada anak.
Kegiatan ini
bertujuan untuk
mempersiapkan dan
merencanakan segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan saat perencanaan meliputi :
1 Penyusunan Perangkat Bimbingan a Satuan Pelayanan Bimbingan SPB
SPB disusun sebagai pedoman pelaksanaan bimbingan agar sesuai dengan metode yang digunakan peneliti. Metode
bimbingan yang digunakan dalam pra tindakan ini adalah
metode ceramah. Pada pertemuan kali ini materi bimbingan yang diberikan mengenai konsep diri.
b Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan siswa disini berkaitan dengan penggambaran
diri siswa. Peneliti menyediakan kertas kosong dan memberikan spidol kepada siswa. Di akhir kegiatan yang
sudah berlangsung, siswa diharuskan untuk menggambarkan dirinya, bisa dengan tulisan ataupun gambar.
2 Penyusunan Instrumen Penelitian a Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan SPB yang telah dibuat dan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama
pelaksanaan proses bimbingan. Hal-hal yang diamati dalam observasi yaitu : kegiatan awal bimbingan yang berisi tentang
peneliti yang mengkomunikasikan tujuan diadakan bimbingan, memberikan penguatan kepada anak-anak panti asuhan untuk
bisa meningkatkan konsep dirinya. Peneliti juga menyusun lembar observasi yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas
peserta layanan selama kegiatan bimbingan berlangsung.
b Angket Konsep Diri
Angket konsep diri siswa disusun untuk mengukur tingkat konsep diri remaja Panti Asuhan Ghifari terhadap layanan
bimbingan kelompok melalui metode sosiodrama. c Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara terdiri dari 2 macam yaitu wawancara untuk pembina panti pasuhan dan juga remaja panti asuhan.
Pertanyaan yang diajukan kepada pembina panti sebanyak 5 butir pertanyaan dan pertanyaan diajukan kepada anak-anak
Panti asuhan sebanyak 5 butir pertanyaan. b. Pelaksanaan Pra Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan SPB yang telah disusun peneliti dan sebelumnya dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing dan pembina panti asuhan yang bersangkutan. Selama kegiatan bimbingan berlangsung peneliti
dibantu mitra kolaboratif dalam melakukan pengamatan. Kegiatan pra tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu 29 mei 2013 pukul
15.30 WIB, peneliti tiba di Panti Asuhan Ghifari untuk melakukan persiapan pra tindakan.
Peneliti datang bersama mitra kolaboratif yang akan mengobservasi peneliti dan anak-anak yang berkegiatan selama
melakukan kegiatan bimbingan. Peneliti mengumpulkan sebanyak 17 anak yang akan peneliti ajak untuk berkegiatan. Awalnya
memang agak susah dikarenakan banyak anak yang baru pulang sekolah, jadi peneliti menunggu mereka untuk bersiap-siap. Kegiatan
bimbingan ini dilaksanakan di aula Panti Asuhan Ghifari. Kemudian dibantu anak-anak untuk mempersiapkan tempat aula untuk
berkegiatan, setelah 17 anak terkumpul kemudian peneliti membuka dengan salam dan doa yang disambut baik oleh anak-anak Panti
Asuhan Ghifari. Berikut rincian kegiatan pra tindakan bimbingan : a Kegiatan Awal
Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB, diawali dengan berdoa dan salam yang kemudian dilanjutan dengan ulasan-ulasan
kegiatan yang sudah pernah dilaksanakan minggu lalu observasi. Peneliti menjelaskan kembali bahwa maksud dan
tujuan peneliti datang kesini Panti Asuhan Ghifari adalah untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan konsep diri
dan peneliti juga meminta kerjasama anak-anak agar penelitian ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Di pertemuan ini,
peneliti memberikan materi mengenai konsep diri dimana sesuai dengan judul penelitian peneliti.
Peneliti mengajak anak untuk memahami dan mengerti apa itu konsep diri dan apa saja yang termasuk dalam konsep diri.
Peneliti bertanya kepada anak, apakah anak-anak mengerti apa itu konsep diri ? dan jawaban mereka beragam ada yang
menjawab tahu ada pula yang menjawab tidak tahu. Berdasarkan
hal inilah peneliti mengajak anak untuk melihat atau mengenal lebih jauh tentang konsep diri.
b Kegiatan Inti Pada kegiatan inti ini peneliti mulai menjelaskan mengenai
konsep diri. Peneliti bertanya apa itu konsep diri ? ada anak yang mengerti arti dari konsep diri itu dan anak itu menjawab
gambaran diri sendiri. Peneliti senang karena anak tersebut menjawab benar. Kemudian, peneliti menjelaskan mengenai
pengertian konsep diri yang berarti gambaran mengenai kepribadian diri sendiri. Pada saat peneliti menjelaskan hal ini,
peserta layanan menunjukkan wajah bingung. Kemudian peneliti bertanya kepada semua anak, “siapa yang berani tunjuk tangan
ketika tidak paham dengan materi yang dijelaskan oleh guru ?”, ada sekitar 6 anak yang tunjuk tangan.
Melihat hal itu peneliti menjelaskan kepada mereka bahwa dari perilaku itu bisa dikatakan orang itu memiliki konsep diri
yang baik dikarenakan dia tidak malu dan berani untuk tunjuk tangan karena tidak mengerti dan belum paham. Kemudian
peneliti bertanya kepada anak yang diam dan tidak tunjuk tangan kenapa hanya diam, dan anak tersebut mengatakan kalau
dia malu untuk tunjuk tangan di depan teman-teman kelasnya. Peneliti kemudian mengatakan bahwa orang yang malu dan
kurang percaya diri bisa dikatakan sebagai orang yang konsep
dirinya rendah dan belum baik. Mendengar penjelasan peneliti, ada anak yang berkata bahwa dia tidak bertanya kepada gurunya
melainkan lebih banyak bertanya kepada teman sekelasnya sewaktu istirahat tiba, apakah itu dikatakan sebagai orang yang
konsep dirinya rendah. Kemudian peneliti menegaskan kembali kepada anak-anak bahwa orang yang memiliki konsep diri yang
baik itu orang yang percaya diri dengan kemampuannya, tidak malu jika di suruh, dan juga berani.
Peneliti juga mengajak anak untuk aktif berbicara didalam kegiatan bimbingan. Ada sebagian anak yang mengobrol sendiri,
ada juga yang duduk diam menyendiri dan sebagian lagi tidak memperhatikan ketika peneliti menjelaskan mengenai materi
bimbingan. Hal ini yang bisa menjadi catatan dari observer yang peneliti ajak untuk mengobservasi perilaku anak-anak selama
mengikuti bimbingan sore hari ini. Peneliti kemudian membagikan kertas kosong dan spidol
warna kepada masing-masing anak. Tugas mereka adalah menggambarkan diri mereka seperti apa dan bisa berupa tulisan
maupun gambar. Setelah mendengarkan penjelasan dari peneliti, anak-anak diberi waktu 10 menit untuk mengerjakan tugas
tersebut. Peran observer disini sangat penting karena gerak-gerik setiap anak berbeda-beda pada saat mengerjakan tugas ini
seperti ada yang melihat milik temannya, ada pula yang tiba-tiba
menyendiri dan memikirkan dirinya yang digambarkan seperti apa dan ada pula yang tidak mengerjakan tugas, malah
mengobrol. Waktu 10 menit berlalu dan peneliti membolehkan siapa saja
yang berani untuk membacakan hasil dari kerjanya di depan teman-temannya, namun tidak satupun anak yang berani untuk
tunjuk tangan. Setelah menunggu kurang lebih 5 menit ada salah satu anak perempuan yang berani membacakan hasil karyanya.
Hasilnya sangat bagus dan peneliti mengatakan kepada anak bahwa sangat bangga karena ada satu diantara teman-teman
yang berani untuk berbicara didepan teman-temannya. c Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, peneliti meminta lembar kerja yang sudah dikerjakan oleh anak-anak untuk dijadikan arsip peneliti
dalam melihat lebih jauh mengenai apa yang mereka tulis ataupun gambar. Di akhir pertemuan, peneliti membagikan
angket konsep diri kepada anak-anak. Peneliti meminta kepada anak-anak agar angket tersebut diisi secara jujur dan sesuai
dengan keadaan anak-anak pada saat sekarang ini. Sambil menunggu anak-anak mengisi angket, peneliti melihat hasil
observasi yang sudah dilakukan oleh observer dan menyimpan hasil tersebut untuk dijadikan penilaian bagi peneliti. Peneliti
juga berkonsultasi kepada observer dan meminta masukan- masukan agar ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi.
c. Data Hasil Observasi dan Hasil Angket Pra Tindakan. 1 Data Hasil Observasi
Pada pertemuan pra tindakan, observasi dilakukan peneliti bersama dua mitra kolaboratif. Observasi ini dipandu oleh
pedoman observasi kegiatan bimbingan, selain itu peneliti juga memiliki catatan lapangan. Berdasarkan pengamatan, pada
kegiatan bimbingan pra tindakan ini, banyak hal yang peneliti amati, seperti anak lebih banyak diam, mengobrol sendiri dengan
temannya, dan ada juga yang menyendiri dan tidak mau bergabung dengan teman-teman lainnya. Ada beberapa anak yang
susah diatur dikarenakan hanya bercanda selama kegiatan bimbingan berlangsung. Beberapa hal inilah yang menjadi catatan
penting untuk peneliti. Pada saat mengerjakan tugaspun, ada anak yang bermain-
main dengan lempar-lemparan spidol, beberapa dari mereka mengobrol dan tidak mengerjakan tugasnya. Peneliti kemudian
menegur dengan halus, jika pekerjaan cepat dikerjakan maka akan lebih baik dari pada bermain-main dan mengganggu teman
lainnya. Berikut ini adalah tabel analisis hasil observasi terhadap penentuan kategori rendah berdasarkan hasil pengamatan dan
aktivitas anak sebelum menggunakan metode sosiodrama pada pra tindakan :
Tabel 8 Hasil Observasi Pra Tindakan
Pra Presentase
Rata-rata aktivitas anak
Rata-rata Kategori
Pra Tindakan 746,4
43,9 Rendah
2 Hasil Angket Pra Tindakan Angket diberikan pada akhir pra tindakan. Hasil analisi angket
konsep diri remaja yang digali dari kegiatan pra tindakan menunjukkan bahwa konsep diri remaja Panti Asuhan Ghifari
masih rendah.
Tabel 9 Penggolongan Skor Konsep Diri Tahap Pra Tindakan
No Rentang
Skor Kategori
No Subjek Jumlah
Subjek Persentase
1. 20-31
Sangat Rendah 1
1 6
2. 31-37
Rendah 2,3,9,12,17
5 29
3. 37-43
Sedang 4,5,6,7,8.10,14,15,16
9 53
4. 43-49
Tinggi 11,13
2 12
5. 49-60
Sangat Tinggi -
- -
Jumlah 15
100
d. Refleksi Setelah dilaksanakan kegiatan bimbingan kelompok pada pra
tindakan ini, selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap capaian
hasil, kekurangan-kekurangan,
gangguan, hambatan
proses bimbingan kelompok yang telah berlangsung. Peneliti dan juga mitra
kolaboratif mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi. Berikut dipaparkan
hasil refleksi. Secara umum, pelaksanaan bimbingan kelompok tahap pra
tindakan telah sesuai dengan SPB yang telah disusun. Namun demikian, masih terdapat beberapa hambatan yang muncul saat
kegiatan pra tindakan dilaksanakan dan hambatan inilah yang perlu dilakukan perbaikan. Beberapa hambatan itu antara lain :
1 Saat peneliti menjelaskan materi beberapa anak tidak memperhatikan peneliti.
2 Ada salah seorang anak yang hanya duduk diam di belakang teman-temannya dan tidak mau berbaur dengan teman lainnya.
3 Beberapa anak menggunakan kesempatan saat peneliti sedang menerangkan materi, hanya untuk bercanda dan mengobrol
dengan teman samping kanan dan kirinya. Anak banyak menghabiskan waktunya untuk mengobrol sehingga tugas yang
diberikan oleh peneliti tidak dapat selesai dengan tepat waktu. 4 Kemauan anak untuk menjawab pertanyaan lisan lebih sedikit,
dikarenakan sebagian besar hanya diam ketika peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada anak.
5 Tingkat konsep diri anak masih terlihat rendah dengan rata-rata skor 53 , ini terlihat dari hasil angket yang telah di isi oleh
anak. Peneliti dan juga mitra kolaboratif berdiskusi dan melakukan
evaluasi terhadap kegiatan pra tindakan yang telah dilaksanakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan pada layanan bimbingan
siklus berikutnya, antara lain : 1 Peneliti memberikan perhatian dengan memberi pertanyaan
kepada anak yang tidak memperhatikan peneliti saat menerangkan di depan.
2 Pada siklus I, peneliti harus lebih tegas kepada anak-anak yang masih terlihat santai-santai kurang serius, saat jam pelaksanaan
kegiatan akan dimulai. 3 Peneliti memperingatkan anak supaya tugas dikerjakan dan
diselesaikan tepat waktu. Sebagian dari mereka masih ada yang bercanda dan mengobrol.
2. Siklus I Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan alokasi
waktu 1 x 45 menit, dan diakhir pertemuan diadakan pengisian angket konsep diri. Pada siklus I ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan Siklus I dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan
yang terjadi pada kegiatan bimbingan pra tindakan sebelumnya. Hambatannya seperti, anak diminta untuk membacakan hasil
kerjanya tidak mau, perhatian anak tidak ke peneliti melainkan ke hal lain, masih ada beberapa anak yang mengobrol dan bercanda,
ada juga anak yang menyendiri dan hanya duduk diam pasif. Beberapa hal inilah yang membuat peneliti untuk melakukan
perbaikan dengan melakukan tindakan siklus I dengan tujuan peneliti ingin lebih meningkatkan konsep diri anak dengan
menghadirkan sosiodrama dalam layanan bimbingan kelompok pada siklus I ini. Anak-anak juga di ingatkan kembali mengenai
materi yang telah diberikan pada minggu lalu mengenai beberapa hal menyangkut konsep diri.
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun Satuan Pelayanan Bimbingan SPB dengan topik Percaya Diri dan
menghadirkan sosiodrama pada siklus I. Pada bimbingan kali ini peneliti mengamati bagaimana anak-anak mengekspresikan dirinya
melalui sosiodrama untuk meningkatkan konsep diri mereka. Peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian seperti angket,
lembar observasi dan pedoman wawancara, dan naskah drama.
b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
SPB dan naskah drama yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya. Selama bimbingan kelompok dilaksanakan peneliti
dibantu oleh 2 mitra kolaboratif dalam melakukan pengamatan. Materi bimbingan pada siklus I adalah Percaya Diri. Siklus I ini
dilakukan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2012, kemudian pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Juni 2012. Adapun deskripsi pelaksanaan bimbingan pada siklus I adalah sebagai
berikut : 1 Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2012 mulai pukul 16.00 WIB sampai 16.45
WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah Percaya Diri, yang berkaitan dengan drama yang telah disiapkan oleh
peneliti. Tujuannya adalah melatih anak agar mampu berkomunikasi dengan baik dan melatih kepercayaan diri anak.
Aktivitas-aktivitas bimbingan yang terjadi pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut :
a Kegiatan Awal Bimbingan dimulai dengan doa dan salam dari peneliti.
Kemudian peneliti juga memeriksa kesiapan anak dalam
mengikuti bimbingan. Anak-anak Panti Asuhan Ghifari kembali diingatkan mengenai tujuan awal peneliti yang akan
meneliti mengenai peningkatan konsep diri melalui metode sosiodrama. Peneliti juga membahas mengenai materi yang
peneliti ajarkan minggu lalu. Melalui tanya jawab, anak diingatkan mengenai pengertian konsep diri dan macam-
macam dari konsep diri. b Kegiatan Inti
Peneliti membimbing anak untuk tidak malu dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya di dalam suatu forum
ataupun kelas.
Kegiatan berikutnya
adalah peneliti
menyampaikan kepada anak-anak bahwa pada hari ini akan belajar mengenai drama. Tanggapan anak bermacam-macam,
ada yang kaget, diam, kemudian menengok teman kanan dan kirinya, tersenyum dan juga tertawa. Kemudian ada juga
yang berceloteh “aku tidak bisa main drama”, “wahh.. gimana itu ?”.
Melihat hal ini peneliti kemudian menjelaskan mengenai apa itu drama. Drama disini yang dijelaskan oleh peneliti
adalah metode yang akan dilakukan untuk bisa meningkatkan konsep diri anak-anak yang didalamnya terdapat beberapa
gambaran diri seperti percaya diri, berani, tidak malu dan mampu memperTanggung Jawabkan apa yang menjadi
tugasnya. Anak kemudian kembali lagi diingatkan bahwa konsep diri meliputi rasa percaya diri, berani, tidak malu dan
mampu berkomunikasi dengan baik dengan siapa saja yang ditemui tanpa ada rasa minder. Itulah gambaran diri
seseorang yang memiliki konsep diri yang baik. Mendengar hal ini anak-anak langsung terdiam dan
tersenyum satu sama lain. Kemudian peneliti menjelaskan kepada anak-anak bahwa pada pertemuan kali ini kita akan
belajar mengenai drama dan bagaimana cara memainkannya. Peneliti kemudian meminta kepada beberapa anak untuk
menjadi siswa SMP dan peneliti menjadi guru. Namun permintaan peneliti belum ada respon dari anak-anak.
Kemudian ada salah seorang anak yang mengatakan bahwa dia malu karena tidak terbiasa bermain drama. Ada juga yang
berkomentar bahwa dia tidak pandai berbicara. Peneliti kemudian mengatakan bahwa, disini kita semua
sedang belajar, jadi tidak ada yang salah ataupun benar dan tidak dinilai baik buruknya. Kemudian dua orang anak angkat
tangan untuk menjadi siswa, karena yang dibutuhkan peneliti 3 orang siswa, untuk itu satu siswa peneliti tunjuk dari
beberapa anak yang hadir. Disini peneliti menjelaskan bahwa situasi drama yang akan diperankan sederhana yaitu 3 orang
anak tadi yang bertindak sebagai siswa akan berada dalam
situasi kelas yang sedang ulangan umum. Kemudian 2 orang siswa sedang mengerjakan soal dan salah satu siswa lagi
menyontek salah satu dari 2 orang tadi, lalu memergoki dan saat jam istirahat tiba salah satu temannya itu mengatakan
kepada anak yang nyontek tadi untuk meminta maaf kepada guru dan teman yang dicontekinya.
Setelah peneliti menjelaskan, beberapa anak terlihat bingung. Latihan dimulai dan percakapan dilakukan secara
spontan oleh mereka. Peneliti melihat mereka masih bercanda dan tidak sungguh-sungguh dalam latihan kali ini, mereka
masih juga malu-malu dan kadang menutup mukanya dengan tangan.
c Kegiatan Penutup Di akhir kegiatan peneliti membimbing anak-anak untuk
menyimpulkan kegiatan pada sore ini. Peneliti mengatakan kepada anak-anak bahwa latihan kali ini belum ada yang
serius dan masih terlihat bercanda satu sama lain. Kemudian peneliti membagikan lembar refleksi kepada semua anak
untuk diisi. Maanfaat dari kegiatan pada sore ini itu apa, untuk diri mereka sendiri dan orang-orang sekitar mereka.
Peneliti mengkomunikasikan kepada anak-anak bahwa pertemuan hari ini akan dilanjutkan pada pertemuan
berikutnya dan masih akan membahas seputar drama yang akan dimainkan.
2 Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada12 Juni
2013 mulai pukul 16.00 sampai 16.45 WIB. Kegiatan bimbingan kali ini adalah tindak lanjut dari pertemuan pertama pada
minggu lalu yang peneliti merasa masih belum maksimal dalam latihan drama. Aktivitas-aktivitas bimbingan yang terjadi pada
pertemuan kali ini adalah sebagai berikut : a Kegiatan Awal
Pada awal kegiatan bimbingan, peneliti memulai kegiatan dengan berdoa terlebih dahulu dan dilanjutkan salam kepada
anak-anak yang hadir. Sebelum melanjutkan bimbingan, peneliti
mengulas kegiatan
bimbingan yang
telah dilaksanakan minggu lalu. Peneliti kemudian menanyakan
kepada anak-anak, apakah hari ini siap untuk bermain drama kembali ? serentak anak-anak menjawab “ iyaa mbakk..” tapi
dengan ekspresi yang beragam, ada yang lesu ada juga yang bersemangat.
b Kegiatan Inti Pada pertemuan kali ini peneliti membagikan selembar
kertas kepada anak-anak. Namun sebelumnya anak-anak akan dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Kemudian peneliti
meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk memilih drama yang akan dimainkan.
Kegiatan bimbingan yang dilaksanakan pada hari ini adalah anak-anak akan diberikan selembar kertas mini drama
yang isinya mengenai sebuah peristiwa yang biasa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Drama pertama bercerita
mengenai beberapa anak yang hanya diam dan tidak mampu mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok belajar.
Drama kedua bercerita mengenai beberapa anak yang masih menjadi siswa baru dan masih dalam MOS masa orientasi
siswa, masih malu-malu untuk berteman satu sama lain apalagi disaat diberikan tugas untuk membuat sebuah yel-yel
kelompok. Peneliti kemudian menjelaskan kepada semua anak
bahwa didalam drama tersebut tidak ada naskah dialog jadi anak-anak diharapkan bisa secara spontan dalam berdialog
satu sama lain. Terlihat kembali wajah bingung dari beberapa anak, bahkan ada yang berbisik-bisik satu sama lain. Ketika
kelompok satu mulai memainkan dramanya, terlihat mereka masih malas-malasan dan didalam kelompok tidak mampu
mengkomunikasikan drama yang akan dimainkan satu sama lain. Jadi hanya diam dan bercanda satu sama lain.
Peneliti menunjuk kelompok kedua untuk memulai dramanya, awalnya berjalan lancar dengan adanya sapaan
satu sama lain, tetapi lama kelamaan suara menjadi pelan bahkan ketika berbicara mereka memalingkan muka dan
menutup muka dengan tangannya. Melihat hal ini peneliti menilai mereka masih ragu dan tidak sungguh-sungguh
dalam menjalankan drama ini. Peneliti kemudian mengajak anak untuk lebih serius
dikarenakan ini sudah pertemuan yang kedua jadi diharapkan bisa sedikit ada kemajuan dari minggu lalu. Kemudian salah
seorang anak berkata kepada teman-temannya untuk melanjutkan drama yang sudah diberikan. Kemudian masing-
masing kelompok memainkan drama yang sudah diberikan. Melihat dua kelompok memainkan drama tanpa dialog
membuat peneliti memiliki beberapa catatan, seperti mereka memainkannya tanpa ekspresi, ragu-ragu dalam berbicara,
ketika berbicara tidak memandang orang yang sedang diajak berbicara, pandangan masih kearah yang lain dan kurang
lantang dalam berdialog. c Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup ini peneliti memberikan kesempatan kepada anak yang memainkan drama untuk
saling berbagi pengalaman dan perasaaan selama memainkan
drama tanpa dialog tadi. Hal ini bertujuan agar anak lebih terbuka dan mudah dalam mengungkapkan perasaannya.
Setelah kegiatan selesai peneliti mengakhiri kegiatan ini dengan mengevaluasi beberapa hal yang menjadi catatan
peneliti dan membagikan angket konsep diri untuk di isi oleh mereka. Setelah selesai kemudian peneliti menutup
pertemuan kedua ini dengan mengucapkan salam dan mengatakan untuk tidak lupa pada pertemuan berikutnya.
c. Data Hasil Observasi dan Hasil Angket Siklus I 1. Hasil Observasi Siklus I
Selama bimbingan berlangsung, dilakukan pengamatan dan pencatatan oleh peneliti yang dibantu oleh 2 mitra kolaboratif
dengan menggunakan lembar observasi. Pada siklus I ini anak- anak sudah menggunakan metode sosiodrama, tetapi pada
siklus I ini masih ada beberapa anak yang belum serius dalam memerankan tokoh dan masih bercanda satu sama lain. Berikut
ini adalah tabel analisis hasil observasi terhadap penentuan kategori sedang berdasarkan hasil pengamatan dan aktivitas
anak dalam pelaksanaan sosiodrama :
Tabel 10 Analisis Hasil Observasi Sosiodrama Siklus I
Siklus Pertemuan
Persentase Rata-rata
aktivitas anak Rata-rata
Kategori
I I
57,84 65,11
Sedang II
72,32
2. Hasil Angket Siklus I Angket diberikan pada akhir bimbingan pada pertemuan
kedua siklus I. Hasil analisis capaian konsep diri anak pada siklus I ini sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan
capaian skor pra tindakan. Hasil analisis skor konsep diri anak- anak Panti Asuhan Ghifari sebagai berikut :
Tabel 11 Penggolongan Skor Konsep Diri Siklus I
No
Rentang Skor
Kategori No Subjek
Jumlah Subjek
Persentase Siklus I
Pra Tindakan
1. 20-31
Sangat Rendah -
- -
6 2.
31-37 Rendah
- -
- 29
3. 37-43
Sedang 2,3,7,9,16,17
6 35
53 4.
43-49 Tinggi
1,4,5,8,10,11,12,14,15 9
53 12
5. 49-60
Sangat Tinggi 6,13
2 12
- Jumlah
15 100
100
3. Refleksi Berdasarkan keseluruhan tindakan bimbingan kelompok pada
siklus I meliputi perencanaan dan pelaksanaan serta hasil observasi
yang dilakukan selama kegiatan siklus I masih ditemukan permasalahan-permasalahan yang perlu dicari penyelesaiannya
antara lain : 1 Ketrampilan anak dalam berdiskusi kurang.
2 Masih ragu-ragu dalam penyampaian dialog atau masih kurang dalam berkomunikasi satu sama lain.
3 Kurang bersungguh-sungguh dalam memainkan drama yang diberikan oleh peneliti.
4 Anak kurang dapat mengikuti arahan yang diberikan oleh peneliti.
Berdasarkan refleksi tersebut, peneliti dapat melihat hasil yang diperoleh selama pelaksanaan siklus I, hal ini sebagai catatan untuk
melaksanakan siklus II agar dapat lebih meningkatkan konsep diri anak- anak Panti Asuhan Ghifari.
3. Siklus II Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan alokasi
waktu 1 x 45 menit, dan diakhir pertemuan diadakan pengisian angket konsep diri. Pada siklus II ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut : a. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I yang dinilai belum optimal untuk mencapai target yang
diharapkan yaitu peningkatan konsep diri anak. Dengan demikian perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
Pada tahap ini, peneliti menyusun Satuan Pelayanan Bimbingan SPB dengan topik Tanggung Jawab. Topik ini berdasarkan hasil
angket yang telah dianalisis pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan mitra kolaboratif pada siklus I anak masih
kurang serius dalam mempraktekkan drama yang diberikan. Oleh karena itu peneliti memberikan topik Tanggung Jawab. Pada siklus
II ini peneliti kembali mengahdirkan sosiodrama. Peneliti harus lebih baik lagi dalam memberi dorongan kepada masing-masing
anak yang masih terlihat kurang dalam mengekspresikan dirinya melalui sosiodrama. Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi
untuk mengamati anak-anak yang hadir. b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan SPB dan drama yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya.
Selama bimbingan kelompok dilaksanakan, peneliti dibantu oleh 2 mitra kolaboratif dalam melakukan pengamatan. Materi bimbingan
pada siklus II ini adalah Tanggung Jawab. Pada siklus II ini dilakukan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 19 Juni 2012, kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Juni 2012 bertempat di
Aula Panti Asuhan Ghifari. Adapun deskripsi pelaksanaan bimbingan pada siklus II adalah sebagai berikut :
1 Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 19 Juni 2012 mulai pukul 16.00 WIB sampai 16.45 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah
Tanggung Jawab, yang berkaitan dengan drama yang telah disiapkan oleh peneliti. Aktivitas-aktivitas bimbingan yang
terjadi pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut : a Kegiatan Awal
Pada awal pertemuan di siklus II ini peneliti mengucapkan salam dan menyapa anak-anak Panti Asuhan
Ghifari sebagai awal dimulainya kegiatan bimbingan. Peneliti juga mengajak anak untuk berdoa agar kegiatan yang
dilakukan berjalan dengan lancar. Selanjutnya peneliti mengecek kehadiran, walaupun ada beberapa anak yang baru
datang karena baru pulang sekolah dan selanjutnya peneliti menjelaskan rangkaian kegiatan bimbingan yang akan
dilaksanakan pada hari ini. Sebelum masuk ke dalam kegiatan inti drama, peneliti memberikan materi mengenai
Tanggung Jawab yang dikaitkan dengan naskah drama yang akan dimainkan.
b Kegiatan Inti Pada siklus kedua ini sosiodrama yang akan dimainkan
dengan naskah yang berjudul “Tanggung Jawab”. Pada naskah ini jumlah tokoh yang harus diperankan ada 7 tokoh
dan 1 narator. Peneliti membagi 17 anak kedalam 2 kelompok. Peneliti membagi kelompok berdasarkan hasil
angket yang telah diisi oleh anak-anak pada siklus I. Peneliti selanjutnya memberikan waktu kepada anak-anak
untuk bisa memahami naskah dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bertanya. Kemudian salah satu anak
bertanya mengenai peran narator seperti apa ?. Peneliti menjelaskan bahwa peran narator juga sangat penting karena
jika tokoh lupa dengan dialognya, naratorlah yang akan menuntun tokoh untuk ke adegan selanjutnya. Peneliti
kemudian memberikan waktu kepada anak-anak untuk bisa berlatih memainkan drama sesuai dengan perannya masing-
masing. Selama kegiatan berlangsung peneliti mengkoordinir
anak-anak untuk mempraktekkan dialog dengan membaca teks dan berkumpul ke dalam kelompok yang telah
ditentukan oleh peneliti. Peneliti meminta kepada anak untuk menghayati dan memahami peran yang diperolehnya. Peneliti
mengamati setiap dialog yang dibacakan oleh anak-anak.
Peneliti mengatakan bahwa dalam pengucapannya mereka masih kurang dalam berekspresi dan kurang menghayati
perannya masing-masing. Masih datar, mimiknya masih belum seperti yang diharapkan, intonasi dan penekanan
kalimat yang belum baik. Peneliti juga melakukan pengamatan dan dibantu oleh mitra kolaboratif untuk
mengobservasi anak-anak untuk dapat memperhatikan perkembangan tiap anak.
c Kegiatan Penutup Bimbingan di pertemuan pertama pada siklus II ini
kemudian ditutup dengan mengingatkan kepada semua anak pada pertemuan selanjutnya dimana anak harus mementaskan
sosiodrama dengan naskah yang telah diberikan. Peneliti memimpin doa dan mengucapkan salam di akhir pertemuan.
2 Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 29 Juni 2013 mulai pukul 16.00 sampai 16.45 WIB. Kegiatan bimbingan kali ini adalah tindak lanjut dari
pertemuan pertama pada minggu lalu. Aktivitas-aktivitas bimbingan yang terjadi pada pertemuan kali ini adalah sebagai
berikut :
a Kegiatan Awal Pada awal kegiatan bimbingan peneliti mengucapkan
salam dan menyapa anak-anak Panti Asuhan Ghifari, kemudian
peneliti menjelaskan
maksud dan
tujuan pelaksanaan kegiatan bimbingan pada hari ini. Peneliti
mengingatkan kembali apa yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.
b Kegiatan Inti Peneliti
meminta kepada
kelompok yang
akan memainkan drama yang telah berikan minggu lalu untuk
mempraktekkan dramanya. Anak-anak mengatakan bahwa mereka perlu latihan sebentar agar penampilan mereka bisa
maksimal. Peneliti menyetujui hal tersebut dan anak-anak kemudian berlatih untuk memantapkan drama yang akan
dimainkan. Melihat mereka latihan peneliti memberikan beberapa masukan agar penampilan mereka terlihat bagus.
Waktu menunjukkan pukul 16.10 WIB peneliti meminta kepada anak-anak untuk menyudahi latihan mereka dan
memulai dramanya. Peneliti juga mengatakan bahwa, apa yang mereka ucapkan tidak harus sama dengan naskah yang
telah mereka pelajari jika memang belum hafal dan yang terpenting mereka paham dengan maksud dan inti dari dialog
yang akan mereka ucapkan.
Peneliti meminta kepada mitra kolaboratif untuk memperhatikan dan mengamati anak-anak yang memainkan
drama. Beberapa anak yang memainkan drama sudah lebih baik dari pada siklus I yang masih ragu-ragu dan malu-malu
dalam pengucapan. Beberapa anak yang tadinya dari awal Pra tindakan tidak banyak berbicara ternyata berbeda dengan hari
ini, mereka telah bertampil dengan baik dalam memerankan tokoh yang mereka mainkan.
Setelah pementasan sosiodrama selesai, peneliti bertanya kepada anak-anak mengenai kesulitan dalam memainkan
sosiodramanya. Beberapa dari mereka menjawab biasa, menyenangkan, dan lucu. Peneliti bertanya apa yang
membuat senang, salah seorang anak menjawab bahwa perannya sebagai guru yang membuat ia senang karena ia
bercita-cita ingin jadi guru jadi pada saat ia berperan sebagai guru ia sungguh seperti guru walaupun suaranya masih
kurang keras dan tidak seperti guru di sekolahnya. Selesai
pementasan sosiodrama,
mereka dapat
meningkatkan konsep diri mereka sendiri, seperti rasa percaya diri, berani, tidak malu untuk bertanya, pandai dalam
bergaul dan yang terpenting melatih diri sendiri untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Selama proses sosiodrama berlangsung peneliti juga mengawasi jalannya sosiodrama dan melakukan observasi
yang dibantu oleh mitra kolaboratif dengan berpedoman pada lembar observasi. Peneliti juga mencatat perkembangan anak-
anak dan menilai bahwa peningkatan konsep diri mereka dilihat dari cara mereka mengungkapkan apa yang mereka
rasakan dan tokoh yang mereka perankan. c Kegiatan Penutup
Setelah selesai kegiatan, peneliti meminta beberapa anak untuk menyimpulkan kegiatan yang telah dilaksanakan hari
ini. Peneliti juga memberikan penguatan dari hasil kesimpulan anak-anak agar mereka lebih paham dan
mengerti. Peneliti kemudian membagikan angket konsep diri untuk diisi oleh anak-anak untuk melihat sejauh mana
perkembangan peningkatan konsep diri mereka. Selanjutnya peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi anak-anak
Panti Asuhan Ghifari dalam penelitian yang telah dilakukan selama sebulan ini. Kemudian kegiatan bimbingan pada hari
ini ditutup dengan salam dan doa bersama.
c. Data Hasil Observasi dan Angket 1 Data Hasil Observasi
Pada pertemuan pertama dan kedua, observasi dilakukan oleh peneliti bersama 2 mitra kolaboratif selama bimbingan
kelompok berlangsung. Observasi ini dipandu oleh pedoman observasi perilaku konsep diri remaja Panti Asuhan melalui
bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama. Selain itu, peneliti juga membuat catatan lapangan yang dapat dilihat
pada lampiran. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari
observasi, anak sudah mampu mengungkapkan pendapatnya, anak tidak lagi malu untuk berdiskusi dengan teman lainnya,
anak juga sudah mampu memerankaan tokoh yang diperankannya dengan baik. Beberapa anak yang mengalami
kesulitan juga tidak malu untuk bertanya kepada peneliti. Berikut ini adalah tabel analisis hasil observasi terhadap
penentuan kategori sangat tinggi berdasarkan hasil pengamatan dan aktivitas anak dalam pelaksanaan sosiodrama pada siklus
II :
Tabel 12 Analisis Hasil Observasi Konsep Diri terhadap proses
pelaksanaan Sosiodrama Siklus II
Siklus Pertemuan
Presentase Rata-rata
aktivitas anak
Rata-rata Kategori
II I
87,63 90,46
Sangat Tinggi
II 93,29
2 Data Hasil Angket Angket diberikan pada akhir siklus II yaitu pada pertemuan
kedua. Berdasarkan hasil angket konsep diri melalui bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama sudah
mencapai indikator keberhasilan. Di bawah ini tabel hasil analisis angket konsep diri anak terhadap layanan bimbingan
kelompok dengan sosiodrama :
Tabel 13 Penggolongan Skor Konsep Diri Siklus II
No Rentang
Skor Kategori
No Subjek Jumlah
Subjek Persentase
Siklus II
Siklus I
1. 20-31
Sangat Rendah -
- -
- 2.
31-37 Rendah
- -
- -
3. 37-43
Sedang -
- -
35 4.
43-49 Tinggi
1,2,3,7,9,16,17 7
41 53
5. 49-60
Sangat Tinggi 4,5,6,8,10,11,12,13,14,15
10 59
12 Jumlah
15 100
100
d. Refleksi Berdasarkan seluruh tindakan siklus II meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan hasil observasi yang dilakukan selama tindakan siklus II maka dilakukan refleksi. Adapun refleksi pada tindakan
siklus II ini antara lain : 1 Peneliti bisa menguasai forum sehinga pelaksanaan sosiodrama
berjalan dengan lebih baik. 2 Anak-anak telah mengalami peningkatan konsep dirinya terlihat
dari kemampuan mereka berbaur satu sama lain, kemampuan mereka dalam memerankan tokoh dalam drama, suara lebih
keras dan lantang, dan tidak malu-malu saat memerankan tokoh. 3 Keterampilan anak dalam berdiskusi meningkat, anak dapat
menungkapkan permasalahan yang ada didalam sosiodrama dan mengambil pelajaran dalam naskah yang diperankan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas