109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tindakan bimbingan dan konseling yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan
pembina Panti Asuhan Ghiari Turi Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Konsep diri anak dalam proses bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama dapat meningkat. Kesimpulan tersebut dapat di buktikan
dengan membandingkan hasil data akhir siklus. Dari hasil data angket konsep diri pada akhir siklus diperoleh kenaikan nilai yang signifikan,
artinya bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama memiliki peningkatan rata-rata dengan hasil pra tindakan 32,7, siklus I 38,8,
dan siklus II meningkat 44,3. Hasil ini diperoleh berdasarkan hasil rata-rata angket yang telah diisi.
2. Ada peningkatan capaian skor konsep diri antar siklus melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode sosiodrama. Dari
hasil akhir pada siklus II diperoleh adanya peningkatan konsep diri yang signifikan, anak yang memiliki konsep diri “tinggi” dengan
persentase 41 dan anak dengan konsep diri “sangat tinggi” dengan persentase 59.
3. Hasil uji t Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai uji-t berpasangan berbeda rata-rata
konsep diri pra tindakan dengan siklus I sebesar -6,10. Artinya ada peningkatan konsep diri anak setelah diberikan tindakan dengan rata-
rata peningkatan sebesar 6,10. Kemudian, terjadi peningkatan pada konsep diri anak setelah diberikan tindakan pada siklus II dengan rata-
rata peningkatan sebesar 5,50. Nilai t hitung sebesar 6,906 dengan Sig 0,00. Sig 0,05 maka dapat disimpulkan rata-rata konsep diri anak
pada siklus I dan siklus II adanya perbedaan. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan mempengaruhi konsep diri anak secara signifikan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka untuk mengembangkan gagasan dalam rangka meningkatkan konsep diri anak, akan diberikan beberapa
saran antara lain : 1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan terus mempertahankan dan meningkatkan konsep diri mereka yang telah dimiliki sehingga mampu
menambah kepercayaan diri sendiri dan dapat mempertahankan konsep dirinya dengan baik tanpa memandang rendah atau pesimis
terhadap kekurangan yang dimiliki.
2. Bagi Pembina Panti Bagi Pembina Panti untuk terus melatih ketrampilan-ketrampilan
yang dimiliki pada anak sehingga dapat meningkatkan konsep diri mereka.
3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti yang akan datang diharapkan dapat lebih baik lagi
misalnya menggunakan startegi lain seperti dinamika kelompok dan game education. Peneliti lain dapat menggunakan penelitian
ini sebagai dasar untuk penelitian tindakan bimbingan dan konseling.
Daftar Pustaka
Agustiani, Hendrianti. 2006. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Pesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: PT Refika Aditama. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Edisi Revisi V. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, 2011. Penyusunan Skala Psikologis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bastaman. H.D. 2007. Logoterapi: Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna
. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Brahim. 1968. Drama Dalam Pendidikan. Djakarta: P.T. Gunung Agung.
Burns, R.B. 1979. Self Concept: In Theory Measurement, Development and Behavior
. Longman Group Limited. New York. Burn. 1993. Konsep Diri : Teori Pengukuran, Pengembangan dan Perilaku.
Jakarta: Arcan. Calhoun dkk. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan.
Edisi Ketiga. Hill Publishing Company. New York. Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta. Penerbit
Erlangga Elizabeth B. Hurlock. 2004. Developmental Psychology. Jakarta: Erlangga
Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pengajaran Drama Apresiasi, Ekspresi, Pengkajian
. Yogyakarta: CAPS Engkoswara. 1984. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Fridyasari, Rosalina. 2011. Deskripsi Tingkat konsep diri siswa SMP Xaverius Tugumulyo Palembang kelas VIII tahun ajaran 20102011 dan
implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi. USD
Yogyakarta.
Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama.
Juntika, Achmad. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: PT Refika Aditama. Juriana. 2000. Kesesuaian antara konsep diri nyata dan ideal dengan kemampuan
manajemen diri kepada mahasiswa perilaku organisasi psikologika. Vol.2. No.9. Hal 65-76.
Napitupulu. 2006. Pelatihan Adversity Intelligence untuk Meningkatkan Kebermaknaan Hidup Remaja Asuhan. Psikologika. Vol.XII. No.11.
Hal.53-63. Nail, Kharisma. 2011. Hubungan Konsep Diri dengan Kebermaknaan Hidup
Pada Remaja di Panti Asuhan. Fakultas Psikologi Universitas Islam
Sultan Agung Semarang. Proyeksi, Vol. 6 2, 103-112. Partosuwido, S.R. 1992. Penyesuaian Diri Mahasiswa Dalam Kaitanya dengan
Konsep Diri, Pusat Kendali dan Status Perguruan Tinggi . Tesis tidak
diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Prayitno dan Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Dasar dan Profil.
Jakarta: Gahalia Indonesia. Pudjiogyanti, Clara. 1998. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan.
Pusat Penelitian Kependudukan. 2009.
Pola Pengasuhan Anak Di Panti Asuhan Dan Pondok Pesantren Kota Solo Dan Kabupaten Klaten
. LPPM UNS dengan UNICEF.
Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ridwan. 2007. Skala Pengukuran Variable-variable Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Romlah. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Sugiyono. 2004. Statistik Penilaian. Bandung: Alfabetha. Sukardi, D.K. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi, D.K. 2008. Proses BK di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim musyawarah guru BK Provinsi DKI jakarta. 2010.Bahan dasar untuk
Pelayanan konseling pada satuan pendidikan menengan jilid I .Jakarta.
Penerbit PT Gramedia widiasarana indonesia. Triabowo, Agung. 2008 Konsep diri anak asuh yang berusia remaja panti asuhan
kumuda putra putri magelang . USD.
UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. Wina, Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Winkel, W.S. dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan
. Yogyakarta: Media Abadi. Callasandra. 2011. Metode Sosiodrama.
http:berawaldarihati.blogspot.com201104metode-sosiodrama.html di
unduh Rabu 20 Februari 2013 di perpustakaan Mrican. USD Muthoharoh, Hafiz. 2010. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran Role Play
Method http:alhafizh84.wordpress.com20100116metode-
sosiodrama-dan-bermain-peranan-role-playing-method di unduh Rabu
6 Februari 2013 di perpustakaan Mrican. USD.
Lampiran 1.1 MODUL
KONSEP DIRI SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No KETERANGAN
1. Pokok Bahasan
Konsep Diri 2.
Tugas Perkembangan Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku
yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas.
3. Bidang Bimbingan
Bimbingan pribadi sosial 4.
Jenis Layanan Pemberian informasi
5. Fungsi Bimbingan
Pemahaman, pengembangan, pencegahan 6.
Sasaran Siswa SMP
7. Standar Kompetensi
Siswa mampu memiliki konsep diri yang baik. 8.
Kompetensi Dasar Sesudah mengikuti kegiatan ini diharapkan
siswa mampu memiliki kematangan konsep diri dalam hidupnya.
9. Indikator
1. Peserta didik memiliki pemahaman baru tentang konsep diri.
2. Peserta didik memiliki perasaan positif tentang pentingnya konsep diri.
10. Materi Konsep Diri
11. Metode Eksperiential learning, tanya-jawab, sharing
12. Waktu 45 menit
13. Tempat Aula
14. Media Alat tulis dan handout
15. Prosedur 1. Pembukaan
2. Penyampaian materi tentang konsep diri
3. Memberikan pengalaman konsep diri 4. Sharing dan tanya-jawab
5. Refleksi 6. Menyimpulkan seluruh materi dan
kegiatan yang telah diberikan 7. Penutup
16. Penilaian Lisan maupun tertulis dengan melihat
keaktifan siswai 17. Rencana Tindak Lanjut
Bagi siswai yang belum paham dengan kegiatan bimbingan ini akan diberikan
bimbingan kelompok maupun akan mendapatkan layanan individual lebih lanjut
18. Sumber Pustaka - Agustiani, Hendrianti. 2006. Psikologi
Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan
Pesuaian Diri pada Remaja. Bandung:
PT Refika Aditama. - Desmita.
2011. Psikologi
Perkembangan Perserta
Didik .
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Yogyakarta, 29 Mei 2013 Mengetahui
Pembina Panti Praktikan
MARWANTO WIDYA WULAN HAPSARI
1. Kegiatan dan langkah – langkah: Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pengantar: Pembimbing
menjelaskan sekilas mengenai konsep diri ?
Mendengarkan 2 menit
2. Instruksi Guru pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing memberikan
pengantar dan
menjelaskan tentang konsep diri ?
Mendengarkan dan mengikuti kegiatan
8 menit
3. Kegiatan Kelas Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pada sesi ini guru pembimbing memberikan
sebuah pengalaman hidupnya.
Mendengarkan dan
mengikuti instruksi
guru pembimbing. 15 menit
4. Pengumpulan Data dan Analisis Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing mengajukan
pertanyaan – pertanyaan seperti berikut ini kepada siswa:
a. Siswa mengkaitkan pengalaman dengan
Mendengarkan dengan baik pendapat
teman. 7 menit
konsep diri masing- masing siswa.
5. Refleksi Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing meminta
siswai untuk menjawab dan menuliskan
dalam selembar kertas: a. Gambarkan atau tulisakan
mengenai konsep
diri mereka selama ini dalam
sebuah kertas. Menuliskan pada
selembar kertas 10 menit
6. Penutup Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing menyimpulkan
kegiatan yang dilakukan hari ini dan mengarahkan agar siswai
mampu lebih
meningkatkan konsep diri dalam kehidupan
sehari-hari. Mendengarkan
dan mengikuti
3 menit
HANDOUT KONSEP DIRI
I. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dirinya. Konsep diri bukan sesuatu yang bersifat mati dan statis. Konsep diri terbentuk dan berubah karena interaksi dengan
lingkungan dan wawasan yang dimilikinya. Apabila individu berinteraksi dengan lingkungan secara positif dan berwawasan positif, maka hal itu
akan membentuk konsep diri secara positif, demikian pula sebaliknya.
Konsep diri memiliki 3 unsur yaitu :
a. Pengetahuan terhadap diri sendiri adalah wawasan terhadap dirinya, kelebihan, dan kekurangannya dalam segala aspek. Contoh : nama saya
Hani, tinggi badan 167 cm, saya senang bermain musik, menyukai bahasa Inggris dan pemalu.
b. Penghargaan terhadap diri sendiri diri ideal ialah harapan terhadap diri secara ideal di masa yang akan datang. Contohnya, saya ingin menjadi
orang yang jujur, takwa, dan menjadi pengusaha. c. Penilaian terhadap diri sendiri. Disadari atau tidak, setiap saat kita
menilai diri sendiri. Contohnya saya sangat senang dengan pelajaran biologi dan nilai saya selalu bagus dan saya bercita-cita menjadi dokter,
tetapi bahasa Inggris saya kurang bagus.
II. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
a. Orang tua Orang penting bagi seorang anak adalah orang tua dan saudara-
saudaranya yang tinggal serumah. Mereka adalah orang-orang yang pertama-tama menanggapi perilaku anak, sehingga secara perlahan-
lahan terbentuklah konsep diri anak. Segala sanjungan, senyuman, pujian, dan penghargaan akan menyebabkan penilaian positif terhadap
diri seseorang. Sedangkan ejekan, cemoohan, dan hardikan akan menyebabkan penilaian yang negatif terhadap dirinya.
b. Peranan Faktor Sosial Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi seseorang dengan
orang-orang di sekitarnya. Apa yang dipersepsi tentang dirinya, tidak terlepas dari struktur, peran dan status sosial yang disandang orang
tersebut. Struktur, peran dan status sosial yang menyertai seluruh individu dipengaruhi oleh faktor sosial. Dijelaskan bahwa
perkembangan konsep diri tidak terlepas dari pengaruh status sosial, agama dan ras. Dijelaskan bahwa individu yang berstatus sosial tinggi
akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan individu yang berstatus sosial rendah.
c. Belajar Konsep diri merupakan produk belajar. Proses belajar ini terjadi
setiap hari dan umumnya tidak disadari oleh individu. Belajar di sini diartikan sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang
terjadi sebagai konsekuensi dari pengalaman Hilgard dan Bower, dalam Calhoun, 1990. Seorang anak yang pendek, melalui
pengalamannya dipanggil “udang” oleh teman-temannya, akan tahu bahwa pendek bukanlah sifat yang dihargai paling tidak bagi anak
laki-laki dan oleh karena itu meragukan harga dirinya
III. Aspek-aspek Konsep Diri
Agustiani 2006: 139-141, membagi konsep diri dalam beberapa aspek-
aspek seperti berikut ini : a.
Aspek Fisik
Aspek fisik meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu mengenai penampilan, kesesuaian dengan jenis kelamin, arti
pentingnya tubuh, dan perasaan gengsi di hadapan orang lain yang disebabkan oleh keadaan fisiknya.
b. Aspek Psikologis
Aspek ini meliputi penilaian individu terhadap keadaan psikis dirinya, seperti perasaan mengenai kemampuan atau ketidakmampuannya.
Peranan tersebut akan berpengaruh terhadap rasa percaya diri dan
harga dirinya. c.
Aspek Moral
Aspek moral merupakan nilai dan prinsip yang memberi arti dan arah dalam kehidupan individu atau seseorang dalam memandang nilai
etika moral bagi dirinya, seperti kejujuran, tanggungjawab atas
kegagalan yang dialaminya, religiusitas serta perilakunya nilai-nilai
hidup yang dijalaninya. d.
Aspek Sosial
Aspek ini meliputi kemampuan individu dalam berhubungan dengan dunia diluar dirinya seperti perasaan mampu dan berharga dalam
lingkup interaksi sosial dengan orang lain secara umum, yaitu
mencakup hubungan antara individu dengan keluarga dan individu
dengan lingkungan
Salah satu contoh hasil kerja anak dalam menggambarkan dirinya :
Lampiran 1.2 MODUL
PERCAYA DIRI SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No KETERANGAN
1. Pokok Bahasan
Percaya Diri 2.
Tugas Perkembangan Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang
dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas. 3.
Bidang Bimbingan Bimbingan pribadi sosial
4. Jenis Layanan
Pemberian informasi 5.
Fungsi Bimbingan Pemahaman, pengembangan, pencegahan
6. Sasaran
Siswa SMP 7.
Standar Kompetensi Siswa mampu meningkatkan kepercayaan dirinya
dengan baik. 8.
Kompetensi Dasar Sesudah mengikuti kegiatan ini diharapkan siswa
mampu memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk tampil dihadapan semua orang yang ditemui
9. Indikator
3. Peserta didik memiliki pemahaman baru tentang percaya diri.
4. Peserta didik memiliki perilaku yang positif terhadap sikap percaya diri.
10. Materi Percaya Diri
11. Metode Eksperiential learning, tanya-jawab, sharing
12. Waktu 45 menit
13. Tempat Aula
14. Media Alat tulis dan handout
15. Prosedur 8. Pembukaan
9. Penyampaian materi tentang percaya diri 10. Siswa berkegiatan
11. Sharing dan tanya-jawab 12. Refleksi
13. Menyimpulkan seluruh materi dan kegiatan yang telah diberikan
14. Penutup 16. Penilaian
Lisan maupun tertulis dengan melihat keaktifan siswai
17. Rencana Tindak Lanjut
Bagi siswai yang belum paham dengan kegiatan bimbingan ini akan diberikan bimbingan
kelompok maupun akan mendapatkan layanan individual lebih lanjut
18. Sumber Pustaka
- http:www.safiyhati.com201304manfaat-
percaya-diri.html -
http:www.percayadiri.comdefinisi-dan- pengertian-keyakinan-akan-diri-sendiri
.
Yogyakarta, 5 Juni 2013 Mengetahui
Pembina Panti Praktikan
MARWANTO WIDYA WULAN HAPSARI
7. Kegiatan dan langkah – langkah: Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pengantar: Pembimbing
menjelaskan sekilas
mengenai percaya diri ? Mendengarkan
2 menit
8. Instruksi Guru pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing memberikan pengantar dan menjelaskan tentang percaya diri ?
Mendengarkan dan mengikuti kegiatan
8 menit
9. Kegiatan Kelas Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pada sesi ini guru pembimbing memberikan sebuah kegiatan berlatih
bermain drama dimana diikuti oleh beberapa siswa yang hadir.
Mendengarkan dan
mengikuti instruksi
guru pembimbing. 15 menit
10. Pengumpulan Data dan Analisis
Guru Pembimbing Siswai
Waktu Pembimbing mengajukan pertanyaan –
pertanyaan seperti berikut ini kepada siswa:
b. Siswa mengkaitkan pengalaman dalam dirinya mengenai
kepercayaan diri mereka. Mendengarkan
dengan baik pendapat teman.
7 menit
11. Refleksi Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing meminta siswai untuk menjawab dan menuliskan dalam
selembar kertas: a. Apa manfaat kegiatan bimbingan
pada hari ini ? Menuliskan pada
selembar kertas 10 menit
12. Penutup Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing menyimpulkan kegiatan yang
dilakukan hari
ini dan
mengarahkan agar siswai mampu lebih
meningkatkan kepercayaan
dirinya untuk berani dalam bersikap dan
bertindak dalam
kehidupan sehari-hari.
Mendengarkan dan
mengikuti 3 menit
HANDOUT PERCAYA DIRI
IV. Pengertian Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas
kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran
positif dan dapat menerimanya. Percaya diri pada dasarnya adalah suatu sikap yang memungkinkan
kita untuk memiliki persepsi positif dan realistis dari diri kita dan kemampuan kita. Hal ini ditandai dengan atribut pribadi seperti ketegasan,
optimisme, antusiasme, kasih sayang, kebanggaan, kemandirian, kepercayaan, kemampuan untuk menangani kritik dan kematangan
emosional.
V. Akibat Kurang Percaya Diri
Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan,
cenderung merasa bersikap sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu keinginan, tujuan, target yang diperjuangkan secara sungguh sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive ngambang. c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab
tidak optimal. f. Canggung dalam menghadapi orang.
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan.
h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis. i. Terlalu perfeksionis.
j. Terlalu sensitif perasa
VI. Tips-tips Meningkatkan Percaya Diri
a. Memilih sebuah aktifitas yang menurut kita masih kurang percaya diri. Dengan hal ini kita akan belajar banyak mengenai penyebab rasa tidak
percaya diri kita yang sesungguhnya. Dengan hal ini diharapkan kita akan bisa secara pelan-pelan mengatasi rasa minder atau tidak PD pada diri kita
dan mengeksplorasi diri. b. Menetapkan target keberhasilan dari sebuah aktifitas. Target adalah
sesuatu hal yang ingin kita capai. Bila kita memiliki sebuah targat yang harus dicapai maka hal ini akan menumbuhkan semangat dalam diri kita
untuk terus berusaha dan berusaha mencapai target keberhasilan tersebut.
c. Jangan Takut Terhadap Tantangan. Karena dengan kita melakukan sebuah
tantangan adalah satu cara langkah awal dalam meyakinkan diri akan kemampuan diri sendiri. Jika kita hanya melakukan apa yang hanya kita
bisa, maka kita tidak bisa melihat kemampuan diri kita sendiri yang
sesungguhnya.
Lampiran 1.3 MODUL
TANGGUNG JAWAB SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No KETERANGAN
1. Pokok Bahasan
Tanggung Jawab 2.
Tugas Perkembangan
Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas.
3. Bidang Bimbingan
Bimbingan pribadi sosial 4.
Jenis Layanan Pemberian informasi
5. Fungsi Bimbingan
Pemahaman, pengembangan, pencegahan 6.
Sasaran Siswa SMP
7. Standar
Kompetensi Siswa mampu bertanggungjawab terhadap tugas atau
kewajiban yang diberikan yang diberikan. 8.
Kompetensi Dasar Sesudah mengikuti kegiatan ini diharapkan siswa
mampu lebih bertanggungajwab terhadap apa yang menjadi kewajibannya.
9. Indikator
5. Peserta didik memiliki pemahaman baru tentang tanggung jawab.
6. Peserta didik memiliki perasaan positif tentang pentingnya memiliki sikap yang
bertanggung jawab. 10. Materi
Tanggung Jawab 11. Metode
Eksperiential learning, tanya-jawab, sharing 12. Waktu
45 menit 13. Tempat
Aula 14. Media
Alat tulis dan handout 15. Prosedur
15. Pembukaan 16. Penyampaian materi tentang Tanggung Jawab
17. Memberikan pengalaman Tanggung Jawab 18. Sharing dan tanya-jawab
19. Refleksi 20. Menyimpulkan seluruh materi dan kegiatan
yang telah diberikan 21. Penutup
16. Penilaian Lisan maupun tertulis dengan melihat keaktifan
siswai 17. Rencana Tindak
Lanjut Bagi siswai yang belum paham dengan kegiatan
bimbingan ini akan diberikan bimbingan kelompok maupun akan mendapatkan layanan individual lebih
lanjut 18. Sumber Pustaka
- http:sosialdasar.blogspot.com201103manusia
-dan-arti-tanggung-jawab.html
Yogyakarta, 19 Juni 2013 Mengetahui
Pembina Panti Praktikan
MARWANTO WIDYA WULAN HAPSARI
13. Kegiatan dan langkah – langkah: Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pengantar: Pembimbing
menjelaskan sekilas
mengenai tanggung
jawab ? Mendengarkan
2 menit
14. Instruksi Guru pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing memberikan
pengantar dan
menjelaskan tentang cara-cara meningkatkan
tanggung jawab ? Mendengarkan dan
mengikuti kegiatan 8 menit
15. Kegiatan Kelas Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pada sesi ini guru pembimbing memberikan sebuah kegiatan
dengan membagikan naskah drama tentang tanggung jawab
yang harus diperankan oleh semua siswa yang hadir dan
dimainkan pada
pertemuan kedua, minggu berikutnya.
Mendengarkan dan
mengikuti instruksi
guru pembimbing. 12 menit
16. Pengumpulan Data dan Analisis Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing mengajukan
pertanyaan – pertanyaan seperti berikut ini kepada siswa:
c. Adakah kesulitan dalam memahami naskah drama
yang telah diberikan ? d. Apakah manfaat kegiatan
pada hari ini ? Mendengarkan
dengan baik pendapat teman.
10 menit
17. Refleksi Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing meminta siswai untuk menjawab dan menuliskan
dalam selembar kertas: b. Perlunya memiliki sikap
tanggung jawab di dalam diri masing-masing.
Menuliskan pada selembar kertas
10 menit
18. Penutup Guru Pembimbing
Siswai Waktu
Pembimbing menyimpulkan
kegiatan yang dilakukan hari ini dan mengarahkan agar siswai
mampu lebih
meningkatkan sikap tanggung jawab di dalam
kehidupan sehari-harinya. Mendengarkan dan
mengikuti 3 menit
HANDOUT
TANGGUNG JAWAB
VII. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja.
Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab itu bersifat
kodrati artinya sudah menjadi bagian hidup manusia bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab. Apabila dikaji
tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau
buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengadilan atau pengorbanan.
VIII. Tanggung Jawab Siswa di Sekolah
Berikut ini adalah tanggung jawab sebagai seorang siswa di sekolah :
1. Mampu melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan penuh kesadaran yang tinggi.
2. Mampu memahami tugas dan kewajibannya. 3. Mampu melakukan kewajibannya dengan penuh semangat
walaupun itu bukan tugas yang menyenangkan. 4. Mampu
melakukan kewajibannya
walaupun itu
tidak menyenangkan.
5. Mampu menentukan suatu prioritas. 6. Berani mengaku salah dan bersedia menerima konsekuensinya.
IX. Cara Meningkatkan Tanggung Jawab
Cara-cara meningkatkan tanggung jawab : 1. Mau bekerja keras, tidak banyak mengeluh dan tidak banyak
bersenang-senang serta tidak melalaikan tanggung jawab. 2. Melakukan tugas dan tanggung jawab dari hal-hal yang paling
kecil. 3. Ulet dan kreatif dalam menuntaskan tugas-tugasnya sehingga
terasa lebih menyenangkan. 4. Tidak cepat putus asa bila merasa gagal dalam melaksanakan
tugas. 5. Melakukan tugas dan tanggung jawan dengan senang hati dan
sungguh-sungguh.
Lampiran 1.4
DAFTAR HADIR LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
NO NAMA
TINDAKAN PENELITIAN PRA TINDAKAN
SIKLUS I SIKLUS II
1. REZA NUR SAHID
2. YUSA MURTI YANDI
3. ARIYANTO
4. ARIFIN
5. KRISTANTO
6. SUPRIHATIN
7.
ISTIQOMAH
8.
TUSIRAN
9.
NUR YANTI 10. MELATI AYU NINGTYAS
11. SELVIANA EKA SAPUTRI 12. LILIS SETYANINGRUM
13. SRI MULYANI
14. ESTU DAMAR ARGO PENDI
15. ASTO OPA SETIANINGSIH 16. RISA AGUSTIN W.
17. SRI HANDAYANI
Lampiran 1.5
DRAMA SIKLUS I
♣ Judul Drama 1
:
Aku Pandai Bergaul
Dalam kelompok belajar di suatu sekolah. Terdapat tutor guru pembimbing dan beberapa anak yang setiap harinya belajar bersama.
Namun didalam kelompok tersebut terdapat beberapa anak yang cenderung diam dan tidak pernah mengeluarkan pendapat didalam
kelompok dikarenakan beberapa anak tersebut merupakan murid baru yang berasal dari luar kota. Tutornya sendiri juga bingung bagaimaan
cara menghadapi anak yang seperti ini. Alasan utama yang membuat mereka lebih banyak diam dan tidak berbicara dikarenakan perbedaan
diantara mereka entah itu dari segi bentuk tubuh, usia, tinggi badan dan takut untuk diterima didalam kelompok baru mereka. Oleh karena
itu buatlah situasi drama yang menggambarkan cerita diatas dan bagaimana caranya agar beberapa anak tersebut mampu bergabung
dalam kelompok dan tidak lagi menjadi seorang yang pendiam dan menyendiri didalam kelompok.
♣ Judul Drama 2
:
Aku Bisa
MOS masa orientasi siswa telah dimulai dan pembagian kelompok kegiatan telah selesai. Tibalah kegiatan kelompok yang akan
dilaksanakan didalam MOS tersebut. Karena kegiatan yang di perintahkan oleh guru adalah membuat yel-yel kelompok, maka
diharuskan di dalam kelompok adanya interaksi satu sama lain dalam membuat yel-yel. Di dalam kelompok juga ditunjuk salah seorang ketua
yang akan memimpin dalam pembuatan yel-yel. Kelompok juga harus bisa berkoordinasi satu sama lain dan bekerjasama untuk membuat
sebuah yel-yel yang bagus. Tetapi karena siswa baru jadi mereka masih malu-malu dalam berkomunikasi satu sama lain. Oleh karena itu buatlah
situasi drama yang menggambarkan peristiwa diatas.
Lampiran 1.6 DRAMA SIKLUS II
TANGGUNG JAWAB T
okoh :
1. Dasep : Keras kepala, sombong.
2. Iwan : Jahil, sombong.
3. Evan : Pemberani, baik, pintar.
4. Shella : Baik, perhatian.
5. Umi : Pintar, rajin, jujur.
6. Rensi : Tomboy, baik.
7. Santoso guru: Bijaksana. Narator
: Disuatu ruangan kelas yang masih sepi karena para murid belum datang, terlihat Umi sedang duduk tenang dan serius membaca
buku. Disaat Umi sedang serius membaca, ia terkaget mendengar teman baik dia yang biasa duduk dibelakangnya yaitu Shella dan Evan
datang.
Shella : Hi...... selamat pagi teman, jangan terlalu serius nanti
kesambet. Hehehe
Umi : ekspresi kaget kalian bikin aku kaget aja. Gimana
kalau aku jantungan.?
Evan : hahahahaaaa kagetnya biasa saja, jangan lebay gitu.
Shella : berjalan menuju tempat duduk ngomong-ngomong, kamu
lagi baca apa.? Sampai terlihat serius dan bengong gitu.
Evan : apa kamu lagi memikirkan sesuatu.?
Narator : di tengah Umi, Shella, dan Evan sedang berbincang-
bincang. Tidak lama kemudian Iwan dan Dasep murid yang biasa
dikenal jahil, nakal, dan sombong dan Rensi pun ke dalam kelas. Dan langsung menuju tempat duduk masing-masing. Sampainya mereka
ditempat duduk, Rensi menyapa Umi, Shella, dan Evan dan dengan tidak sengaja Iwan dan Dasep mendengar pembicaraan mereka.
Rensi : Haii,, teman, lagi pada ngomongin apa ni.?
Umi : ngobrol-ngobrol biasa saja.
Evan : sudah sekarang mendingan jujur saja.
Umi : iya aku akan jujur, aku lagi mikirkan bagaimana caranya
bayar uang SPP. Karena aku sudah telat membayarnya tiga bulan.
Rensi : oohh,, jadi itu yang kamu pikirkan. kamu yang sabar ya,
semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
Iwan : kamu dengar tidak pembicaraan mereka, Umi lagi
terkena masalah.
Dasep : iya, aku dengar. Hari ini kita bisa ngerjain dia.
Iwan : benar, tapi gimana caranya?
Dasep : kita tuduh dia mencuri dompetnya Rensi aja, bagaimana.?
Iwan : boleh juga, nanti waktu istirahat kita mulai aksinya.
Dasep : ok, shipppz.
Narator : lonceng tanda masukpun berbunyi. Karena guru yang
bersangkutan tidak hadir jadi murid-murid belajar sendiri. Satu jam telah usai, lonceng berbunyi bertanda waktunya istirahat. Dan murid-
murid semua keluar kelas.Tetapi tidak dengan Iwan dan Dasep, mereka tinggal dikelas melakukan apa yang telah direncanakannya.
Iwan : waktunya beraksi...
Dasep : iya, bergerak cepat.
Iwan : iya sabar. Perhatikan, jangan sampai ada yang lihat.
Dasep : tenang saja. Semua terkendali.
Narator : karena Dasep lengah dengan tidak sengaja Evan
mrengintip aksi mereka.
Evan : ngapain mereka. Kayaknya buat masalah lagi.Tidak bisa
dibiarkan.
Iwan : ok beres. Pasti bakalan seru.. hahahahhahaaaa
Dasep : hahahahahahahaaaaaa... jadi ga sabar.
Narator : lonceng tanda masuk berbunyi. Dan pak Santoso sebagai
guru ekonomi yang terkenal garang sudah berjalan mendekati pintu hendak masuk kedalam ruangan. Suasana kelas yang tadi ramai langsung
berubah menjadi tenang.
Guru : selamat pagi.
Murid : selamat pagi.
Rensi : hendak mengambil buku catatannya, dan terkejut
melihat dompetnya tidak ada Pak, dompet saya hilang, tadi saya simpan didalam tas.
Shella : coba dicari lagi, mungkin kamu salah menyimpannya.
Guru : iya, coba dicari lagi.
Rensi : tidak mungkin, aku masih ingat menyimpannya dimana.
Iwan : pak, mungkin dikelas ini ada maling.
Guru : tidak mungkin. Memangnya disekolah ini ada mengajarkan
murid jadi seorang maling.
Umi : bagaimana kalau kita periksa tas saja pak.?
Guru : berjalan menuju meja Iwan dan Dasep ok, bapak akan
periksa tas kalian satu persatu. Mana tas kamu.?
Dasep : ini pak..
Guru : berjalan ke meja Umi Mana tas kamu.?
Umi : ini pak.
Guru : ini dompet siapa.?
Umi : itu bukan punya saya pak.
Rensi : itu dompet saya pak.
Guru : kenapa bisa ada di tas kamu.?
Umi : saya tidak tahu pak.
Dasep : mana ada maling yang mau ngaku, penjara penuh.
Hahahahaaaa
Umi : saya beneran tidak mencurinya pak.
Evan : mengangkat tangannya
Pak saya tahu siapa yang menyimpan di dalam tas Umi. Itu kerjaannya Iwan dan Dasep.
Guru : apa benar?
Iwan : jangan asal tuduh kamu.
Evan : aku melihatnya.
Guru : sudah jangan banyak alasan lagi. sekarang juga kalian
terima hukuman dari bapak. kalian kerjakan tugas-tugas ini dan tulis kembali soal-soalnya di buku tugas kalian.
Dasep : tapi pak.
Guru : tidak ada tawar menawar. Kerjakan sekarang dan besok
kumpulkan.
Narator : setelah terjadi peristiwa itu kemudian Dasep dan Iwan
menemui Umi yang sedang duduk berdua dengan Rensi.
Dasep : Umi.. maafkan aku yaa..
Iwan : iyaa umi.. kami minta maaf karena kami sudah usil kepada
kamu..
Umi : ya..sudahlahh.. saya maafkan tapi jangan mengulangi lagi
perbuatan kalian itu yaa..
Rensi : iyaa.. untungnya umi baik hati jadi dia mau memaafkan
kalian berdua, sekarang sebaiknya kalian meminta maaf kepada pak guru
Narator : di ruangan guru Pak Santoso sedang duduk membaca dan
datanglah Dasep dan Iwan.
Dasep dan Iwan : Pak kami datang kesini untuk meminta maaf atas
perbuatan kami tadi pak..
Guru : bagus kalau begitu, perbuatan kalian itu tidak baik dan
sangat merugikan diri kalian juga..
Dasep : iyaa pakk, kami mengaku salah dan kami berjanji tidak
akan mengulangi perbuatan kami lagi pak..
Guru : baiklah kalau begitu, kalian sudah meminta maaf kepada
Umi dan Rensi ?
Iwan : sudah pak, kami sudah meminta maaf kepada mereka pak
dan mereka baik sekali mau memaafkan kami, terimakasih pak..
Narator : akhirnyaa Iwan dan Dasep mampu menyadari kesalahan
yang telah diperbuat oleh mereka sendiri. Sebagai manusia kita harus bisa mempertanggungjawabkan kesalahan yang telah kita perbuat baik
disengaja maupun tidak sengaja agar kita tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Lampiran 2.1
Haritanggal = Topik =
RNS YMY AY AR KT AT IS TS NY MA SE LS SM PD RS RA SH
A. Respon Siswa
1 Mendengarkan arahan materi yang disampaikan
2 Berani mengungkapkan pendapatnya
3 Mampu berbaur dengan teman-temannya
4 Tampil percaya diri
5 Terampil dalam berdiskusi
B. Situasi Dalam Sosiodrama