mengalami proses institusionalisasi; sedangkan 3 internalisasi, yaitu proses yang mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga
sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Dunia pengalaman individual tidak dipisahkan dari dunia sosial
sebagaimana diutarakan oleh Berger dan Luckmann dalam Ngangi 2011:3. Selanjutnya dinyatakan bahwa realitas terbentuk secara sosial dan sosiologi
ilmu pengetahuan harus menganalisa bagaimana proses itu terjadi. Keduanya mengakui adanya realitas objektif, dengan membatasi realitas sebagai kualitas
yang berkaitan dengan fenomena yang dianggap berada di luar kemauan kita sebab sesungguhnya fenomena tersebut tidak dapat dihindarkan.
Baran dan Davis 2010:383 menyebutkan bahwa konstruksi sosial merupakan pembentukan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penemuan
sosial. Realitas memiliki makna ketika realitas sosial tersebut dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh orang lain sehingga memantapkan
realitas tersebut secara objektif. Konstruksi sosial realitas merupakan teori yang mengasumsikan sebuah persetujuan berkelanjutan atas makna, karena
orang-orang berbagi sebuah pemahaman mengenai realitas.
2.6. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Hampir setiap saat kita bertindak dan belajar dengan dan melalui komunikasi.
Dikarenakan manusia bisa menciptakan simbol-simbol, maka ia juga mampu mengkomunikasikan suatu niat, makna, keinginan atau maksud yang
kompleks dan karena itu pula manusia bisa mengubah bentuk kehidupan sosialnya. Dengan demikian, komunikasi merupakan pendorong proses sosial,
Universitas Sumatera Utara
yang ditentukan oleh akumulasi, pertukaran dan penyebaran pengetahuan. Tanpa komunikasi, manusia akan tetap pada pola primitif tanpa organisasi
sosial Rivers et al., 2003:33. Sebagian besar kegiatan komunikasi berlangsung dalam situasi
komunikasi antar pribadi komunikasi interpersonal. Komunikasi antar pribadi mempunyai berbagai macam manfaat. Melalui komunikasi antar
pribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, kita dapat mengetahui dunia luar, bisa menjalin hubungan yang lebih bermakna, bisa
memperoleh hiburan dan menghibur orang lain dan sebagainya. Menurut Abadi 1996:4 Komunikasi interpersonal dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu 1 komunikasi tatap muka face to face communication antar pribadi dan 2 komunikasi tatap muka forum assabled. Komunikasi tatap
muka antar pribadi melibatkan sekurang-kurangnya dua orang, sedangkan komunikasi tatap muka forum melibatkan banyak orang yang berhimpun di
suatu tempat. Devito 2011:258 menjelaskan efektivitas komunikasi interpersonal
dalam lima kualitas umum yang dipertimbangkan, yaitu:
1
Keterbukaan openness, ialah sikap dapat menerima masukan dari orang
lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Hal ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan
semua riwayat hidupnya, tetapi rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang diketahuinya. Dengan kata lain,
keterbukaan ialah kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan
informasi ini tidak bertentangan dengan asas kepatutan.
2 Empati empathy, ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau
seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain dan
dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain.
Universitas Sumatera Utara
3 Sikap mendukung supportiveness, artinya masing-masing pihak yang
berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.
4 Sikap positif positiveness, ditunjukkan dalam bentuk sikap dan
perilaku. Dalam bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan
dan pikiran positif, bukan prasangka dan curiga. Dalam bentuk perilaku, artinya bahwa tindakan yang dipilih adalah yang relevan dengan tujuan
komunikasi interpersonal, yaitu secara nyata melakukan aktivitas untuk terjalinnya kerjasama.
5 Kesetaraan equality, ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak
memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga dan saling memerlukan. Memang secara alamiah ketika dua
orang berkomunikasi secara interpersonal, tidak pernah tercapai suatu situasi yang menunjukkan kesetraan atau kesamaan secara utuh diantara
keduanya. Kesetaraan yang dimaksud disini adalah berupa pengakuan atau kesadaran, serta kerelaan untuk menempatkan diri setara tidak ada
yang superior atau inferior dengan partner komunikasi.
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar-perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung tanpa medium ataupun
tidak langsung melalui medium. Contohnya kegiatan percakapan tatap muka,
percakapan melalui
telepon, surat-menyurat
pribadi fokus
pengamatannya adalah bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan relationship, percakapan discourse, interaksi dan karakteristik komunikator Bungin,
2008:32. Richard L. Weaver dalam Budyatna dan Ganiem 2012:15,
menyebutkan bahwa karakteristik komunikasi antar pribadi, yaitu:
1 Melibatkan paling sedikit dua orang.
2 Adanya umpan balik atau feedback.
3 Tidak harus tatap muka.
4 Tidak harus bertujuan.
5 Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect.
6 Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata.
7 Dipengaruhi oleh konteks.
Universitas Sumatera Utara
Hardjana 2003:90 dalam buku Komunikasi Intrapersonal Interpersonal menulis bahwa komunikasi interpersonal dengan masing-
masing orang berbeda tingkat kedalaman komunikasinya, tingkat intensif dan tingkat ekstensifnya. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang
dinamis. Fajar 2008:78 menyebutkan bahwa komunikasi antar pribadi dapat
digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain sebagai berikut:
1 Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
2 Mengetahui Dunia Luar
3 Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Bermakna
4 Mengubah Sikap dan Perilaku
5 Bermain dan Mencari Hiburan
Komunikasi merupakan pendorong proses sosial, yang ditentukan oleh akumulasi, pertukaran dan penyebaran pengetahuan. John Dewey dalam
Rivers et al. 2003:33, mengatakan bahwa masyarakat manusia bertahan berkat adanya komunikasi. Dengan komunikasi, manusia melakukan berbagai
penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat manusia tidak tercerai-berai. Melalui
komunikasi pula manusia mempertahankan institusi-institusi sosial berikut segenap nilai dan norma perilaku, tidak hanya dari hari ke hari, namun juga
dari generasi ke generasi.
2.7. Fakta, Media Massa, Berita, Wartawan dan Khalayak Dilihat dari Paradigma Kontruksionis