2.7.1. Faktaperistiwa dalam pandangan paradigma konstruksionis
Dalam paradigma konstruksionis, realitas itu besifat subjektif dan tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas itu tercipta lewat
konstruksi dan pandangan tertentu dari wartawan. Realitas bisa berbeda- beda, tergantung bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh
wartawan yang mempunyai pandangan berbeda. Menurut James W. Carey dalam Eriyanto 2002:22, realitas bukanlah sesuatu yang diberi begitu
saja, seakan-akan ada, realitas sebaliknya diproduksi. Hal yang utama dalam pandangan konstruktivisme adalah fakta itu sendiri bukan sesuatu
yang terberi, melainkan ada dalam benak kita, yang melihat fakta tersebut. Kitalah yang memberi definisi dan menentukan fakta tersebut sebagai
kenyataan. Kita secara aktif mendefinisikan dan memaknai peristiwafakta tersebut sebagi sesuatu. Karena fakta itu diproduksi dan ditampilkan
secara simbolik, maka realitas tergantung pada bagaimana ia dilihat dan bagaimana fakta tersebut dikonstruksi.
2.7.2. Media massa dalam pandangan paradigma konstruksionis
Selama ini kita mengetahui bahwa media massa adalah sebuah saluran, sebuah sarana bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke
komunikan khalayak.
Media massa
adalah saluran
untuk menggambarkan
realitasperistiwa. Tetapi
dalam pandangan
konstruksionis, media
massa bukanlah
sekedar saluran
untuk menggambarkan realitas. Menurut Eriyanto, media massa juga merupakan
Universitas Sumatera Utara
subjek yang mengonstruksikan realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya.
Berita yang disajikan selain menggambarkan realitas dan menunjukan pendapat sumber berita, juga menggambarkan konstruksi realitas dari
media itu sendiri. Media massa memilih realitas mana yang diambil dan mana yang tidak diambil. Selain itu, secara sadar atau tidak sadar, media
massa juga memilih aktor yang dijadikan sumber berita, sehingga hanya sebagian saja dari sumber berita yang tampil dalam pemberitaan. Media
massa juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa lewat bahasa yang digunakan dalam pemberitaan. Media massa dapat
membingkai suatu peristiwa dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya menentukan bagaimana cara khalayak harus melihat dan memahami
peristiwa dalam kaca mata tertentu. Eriyanto 2002:24 menyebutkan bahwa pekerjaan media massa pada
dasarnya adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembentukan realitas. Peran media dalam membentuk realitas bisa dilihat dalam tiga
tingkatan, yaitu: 1
Media massa membingkai peristiwa dalam bingkai tertentu. 2
Media massa memberikan simbol-simbol tertentu pada peristiwa dan aktor yang terlibat dalam berita.
3 Media massa juga menentukan apakah peristiwa ditempatkan sebagai
hal yang penting atau tidak.
2.7.3. Berita dalam pandangan paradigma konstruksionis