Fenomenologi KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

sosiokultural karena teori ini berangkat dari ide bahwa struktur sosial dan makna diciptakan dan dipelihara dalam interaksi sosial Morissan dan Wardhany, 2009:39. Bagian lainnya yang penting dari Teori Interaksionisme Simbolik ialah konstrak atau definisi tentang diri. Diri tidak dilihat sebagai yang berada dalam individu seperti “aku” atau kebutuhan yang teratur, motivasi dan norma serta nilai dari dalam. Diri adalah definisi yang diciptakan orang melalui interaksi dengan yang lainnya di tempat ia berada. Dalam mengkonstrak atau mendefinisikan “aku”, manusia mencoba melihat dirinya sebagai orang lain, melihatnya dengan jalan menafsirkan tindakan dan isyarat yang diarahkan kepada mereka dan dengan jalan menempatkan dirinya dalam peranan orang lain. Jadi, diri itu juga merupakan konstrak sosial, yaitu hasil persepsi seseorang terhadap dirinya dan kemudian mengembangkan definisi melalui proses interaksi tersebut Moleong, 2006:22.

2.4. Fenomenologi

Tradisi fenomenologis menekankan pada proses interpretasi, tetapi dalam cara yang sangat berbeda daripada yang dilakukan oleh Osgood. Teori Osgood-yang jelas-jelas didasarkan pada tradisi sosiopsikologis-melihat interpretasi sebagai sebuah proses intuitif, tidak sadar, kognitif dan berhubungan dengan perilaku. Sebaliknya, teori-teori fenomenologis melihat interpretasi sebagai sebuah proses pemahaman yang sadar dan hati-hati. Fenomenologi secara harfiah berarti penelitian tentang pengalaman sadar, dimana interpretasi mengambil peranan yang penting Littlejohn dan Foss, 2011:192. Universitas Sumatera Utara Fenomenologi menjadikan pengalaman sebenarnya sebagai data utama dalam memahami realitas. Apa yang diketahui seseorang adalah apa yang dialaminya. Stanley Deetz dalam Littlejohn dan Foss 2011:57, mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi sebagai berikut: 1. Pengetahuan adalah kesadaran. Pengetahuan tidak disimpulkan dari pengalaman, namun ditemukan secara langsung dari pengalaman sadar. 2. Makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu itu pada hidup seseorang. Dengan kata lain, bagaimana Anda memandang suatu objek, bergantung pada makna objek itu bagi Anda. 3. Bahasa adalah “kendaraan makna” vehicle meaning. Kita mendapatkan pengalaman melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan menjelaskan dunia kita. Proses interpretasi merupakan hal yang sangat penting dan sentral dalam fenomenologi. Interpretasi adalah proses aktif pemberian makna dari suatu pengalaman. Menurut pemikiran fenomenologi, orang yang melakukan interpretasi interpreter mengalami suatu peristiwa atau situasi dan ia akan memberikan makna kepada setiap peristiwa atau situasi yang dialaminya. Dengan demikian, interpretasi akan terus berubah, bolak-balik, sepanjang hidup antara pengalaman dengan makna yang diberikan kepada setiap pengalaman baru Morissan dan Wardhany, 2009:31-32. Jadi, dalam pandangan fenomenologi sesuatu yang tampak itu pasti bermakna menurut subjek yang menampakkan fenomena itu, karena setiap fenomena berasal dari kesadaran manusia sehingga sebuah fenomena pasti ada maknanya Bungin, 2007: 3. Dalam pandangan fenomenologist, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi- situasi tertentu. Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam Universitas Sumatera Utara merupakan tindakan untuk mengungkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Yang ditekankan oleh kaum fenomenologis adalah aspek subyektif dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari Moleong, 2006:17. Para fenomenolog percaya bahwa pada makhluk hidup tersedia pelbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain dan bahwa pengertian pengalaman kitalah yang membentuk kenyataan. Untuk paham fenomenologi sebagaimana diungkapkan Husserl, bahwa kita harus kembali kepada benda-benda itu sendiri zu den sachen selbst, obyek-obyek harus diberikan kesempatan untuk berbicara melalui deskripsi fenomenologis guna mencari hakikat gejala-gejala Wessenchau. Husserl berpendapat bahwa kesadaran bukan bagian dari kenyataan melainkan asal kenyataan, dia menolak bipolarisasi antara kesadaran dan alam, antara subyek dan obyek, kesadaran tidak menemukan obyek-obyek, tapi obyek-obyek diciptakan oleh kesadaran Ikbar, 2012:65-66. Tradisi fenomenologis memandang bahwa peran kepribadian dalam perilaku paling mudah dipahami dengan melukiskan peranan langsung orang, yaitu proses yang digunakan oleh mereka yang memperhatikan dan memahami fenomena yang disajikan langsung oleh mereka. Oleh sebab itu, tradisi fenomenologis menekankan bahwa cara orang mengalami dunia Universitas Sumatera Utara secara subjektif, sensasi, perasaan dan fantasi yang terlibat adalah titik tolak untuk meneliti bagaimana orang menanggapi berbagai subjek Surip, 2011:12. Tim Fakultas Ilmu Sosial Ilmu dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro dalam Pramestaningtyas 2013:7 menulis bahwa fenomenologi mendeskripsikan pengalaman yang diperoleh secara langsung dan memahami perilaku sebagai sesuatu yang dipengaruhi fenomena pengalaman daripada realitas obyektif yang berasal dari luar diri individu. Teori Fenomenologi dari Alfred Schutz mengemukakan bahwa orang secara aktif menginterpretasikan pengalamannya dengan memberi tanda dan arti tentang apa yang mereka lihat. Interpretasi merupakan proses aktif dalam menandai dan mengartikan tentang sesuatu yang diamati, seperti bacaan, tindakan atau situasi bahkan pengalaman apapun. Lebih lanjut, Schutz menjelaskan pengalaman indrawi sebenarnya tidak punya arti. Semua itu hanya ada begitu saja; obyek-obyeklah yang bermakna. Semua itu memiliki kegunaan-kegunaan, nama-nama, bagian-bagian, yang berbeda-beda dan individu-individu itu memberi tanda tertentu mengenai sesuatu. Menurut Schutz, fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang datang dari kesadaran atau cara kita memahami sebuah obyek atau peristiwa melalui pengalaman sadar tentang obyek atau peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah obyek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seseorang, jadi bersifat subjektif. Bagi Schutz dan pemahaman kaum fenomenologis, tugas utama analisis fenomenologis adalah merekonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang Universitas Sumatera Utara mereka sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa sebagai anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi Mulyana, 2008:63.

2.5. Teori Konstruksi Sosial