Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

4 Tahap keempat: Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberikan jawaban atas masalah penelitian. 5 Tahap kelima: Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan penelitian yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari fokus tentang penelitian ini. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah terbentuk dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil p enelitian lengkap, dengan “temuan baru” yang berbeda dari temuan yang sudah ada Basrowi dan Suwandi, 2008:209.

3.6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan data untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dan dilaporkan dalam hasil penelitian dengan keadaan objek di lapangan sesungguhnya. Susan Stainback dalam Sugiyono 2010:268 Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas. Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada subjek yang ditelitinya. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Proses triangulasi data seperti yang dikatakan oleh Denzin dalam Moleong 2006:330 yaitu teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam hal ini peneliti membandingkan data pengamatan dengan data wawancara dan dokumen. Peneliti juga memeriksa kembali penemuan hasil penelitian dari teknik pengumpulan data dan sumber data. Sehingga peneliti dapat menemukan perbedaan dan kesamaan serta alasan-alasannya. Pemanfaatan temuan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dimanfaatkan untuk pengecekan kembali data penelitian dan mengarahkan analisis data. Seluruh data penelitian yang dianggap penting akan dijelaskan dengan menggunakan teori-teori yang relevan mengurai tentang fokus dalam sebuah penelitian. Proses triangulasi data juga dapat dilakukan dengan mewawancarai seorang informan kunci yang mengetahui seluk-beluk permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai seorang informan kunci, yakni Teuku Kemal Fasya, seorang Universitas Sumatera Utara Antropolog dari Universitas Negeri Malikussaleh Unimal Lhokseumawe. Informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan informan tambahan pun dalam hal ini dapat menjadi bagian dari proses triangulasi, yang mana dalam penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah perwakilan dari organisasi media yakni Saiful Bahri. Jawaban-jawaban yang diperoleh dari para informan utama kemudian diverifikasi dengan jawaban-jawaban atau informasi-informasi yang relevan dari informan kunci maupun informan tambahan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh sehingga dapat menjawab fokus masalah dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

4.1. Proses Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tentang profesi wartawan dan warung kopi yang ingin mengkaji lebih dalam pada bagaimana profesi wartawan memaknai warung kopi. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu melewati proses pra penelitian sebelumnya pada Bulan Maret 2014. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan kembali proses observasi pengamatan dan wawancara mendalam terhadap para informan untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Di sepanjang awal Bulan Mei, Peneliti melakukan observasi pada salah satu warung kopi yang menjadi lokasi pra penelitian, yaitu Warung Kopi Kana Dhapu Kupi, di Kota Lhokseumawe Aceh. Namun setelah 5 hari melakukan obervasi, peneliti mendapati bahwa ada perubahan dinamika pengunjung disana. Para wartawan yang menjadi target informan peneliti tidak seramai bulan-bulan sebelumnya. Hanya ada satu sampai dua orang wartawan saja yang kadang-kadang masih terlihat. Peneliti pun berinisiatif menghubungi informan pada pra penelitian lalu, yakni Zainal Bakri, Kontributor MetroTV untuk wilayah Lhokseumawe dan Bireun, Aceh via telepon untuk membuat jadwal pertemuan. Ternyata, sudah beberapa minggu belakangan ini Zainal berpindah tempat “nongkrong” di warung kopi Corner Coffee, masih di wilayah Kota Lhokseumawe. Warung Kopi Corner Coffee 68 Universitas Sumatera Utara