sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman kualitas data bukan banyaknya kuantitas data Kriyantono, 2010:56.
3.2. Aspek Kajian
Penelitian ini meneliti tentang profesi wartawan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai wartawan dan bekerja di warung kopi Corner
Coffee Kota Lhokseumawe. Aspek kajian pertama perihal wartawan dan warung kopi, yang mendalami persoalan tugas wartawan dalam mencari
berita news hunting, mengumpulkan berita news gathering, membuat berita news making. Aspek kajian kedua perihal wartawan dan profesi
dalam kaitannya dengan implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers, Kode Etik Jurnalistik KEJ Persatuan Wartawan
Indonesia PWI dan nilai lokal. Aspek kajian ketiga yaitu perihal wartawan dan organisasi media dengan melihat Standard Operating Procedure SOP
dari media yang bersangkutan. Kajian dilakukan terutama untuk melihat bagaimana profesi wartawan memanfaatkan warung kopi sebagai sebuah
realitas sosial untuk mendukung tugas-tugasnya sebagai wartawan.
3.3. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian, oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal
adanya populasi dan sampel Suyanto dan Sutinah, 2006:171. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara
sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Subjek penelitian atau informan adalah individu-individu tertentu yang diwawancarai untuk kepentingan informasi, yang akan memberikan
informasi dan data yang dibutuhkan oleh peneliti tentang permasalahan yang akan diteliti sehingga peneliti akan mendapatkan hasil seperti yang
diinginkan atau dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Dalam Moleong 2006:132, informan merupakan orang yang bermanfaat untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi dari latar penelitian. Informan ini secara sukarela menjadi bagian dari penelitian walaupun sifatnya hanya
informal. Informan memberikan pandangannya tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses serta interaksi sosial yang berlangsung dalam penelitian
ini yaitu di warung kopi. Menurut Suyanto dan Sutinah 2006:172, informan dapat dikatakan
sebagai berikut: 1 Informan Kunci key informant merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam
penelitian; 2 Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; 3 Informan Tambahan merupakan
mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah 3 tiga orang yang berprofesi sebagai wartawan, yakni Zainal Bakri Kontributor
MetroTV wilayah Lhokseumawe-Bireun, Hasan Basri Wartawan Tabloid Muslim dan Jeffry Tamara Wartawan Harian Realitas. Penetapan tiga
orang informan
ini bukan
tanpa alasan,
melainkan dengan
mempertimbangkan data jenuh, yakni suatu keadaan ketika informasi yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan oleh masing-masing informan sudah berulang-ulang diungkapkan informasi yang disebut sudah informasi yang itu-itu saja. Dengan
demikian proses wawancara tersebut dianggap telah memperoleh sebuah data jenuh dan sudah bisa mewakili keseluruhan proses penelitian. Demi
melengkapi data penelitian, peneliti juga mewawancarai informan tambahan perwakilan dari organisasi media yang juga merupakan wartawan Surat
Kabar Harian Serambi Indonesia wilayah Lhokseumawe sekaligus Ketua organisasi pers Aliansi Jurnalis Independen AJI Kota Lhokseumawe,
yakni Saiful Bahri dan seorang Informan Kunci Key Informant, yakni Teuku Kemal Fasya, Antropolog dari Universitas Negeri Malikussaleh
Unimal Lhokseumawe. Jika kita mengacu pada format penelitian fenomenologis yang
ditetapkan Cresswell dalam Venus dan Helmi 2010:78, jumlah informan diharap mencapai 10 sepuluh orang meskipun hal ini juga harus
mempertimbangkan tingkat kejenuhan data saturated data. Sedangkan wawancara yang dilakukan diharapkan lebih dari dua kali untuk
memperlihatkan konsistensi, kesahihan dan kedalaman data. Dalam menentukan subjek informan pada penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu cara penentuan informan yang ditetapkan secara sengaja atas dasar kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun
kriteria unit analisis yang digunakan dalam menentukan subjek informan yang diteliti adalah:
1 Berprofesi sebagai wartawan;
2 Usia, jenis kelamin dan pendidikan tidak dibatasi;
Universitas Sumatera Utara
3 Intensitas kunjungan ke warung kopi cukup sering, dalam hal ini
setiap hari atau minimal 5 hari dalam seminggu, dalam setiap kunjungan minimal 1 jam.
3.3.1. Lokasi penelitian 3.3.1.1. Gambaran umum
Kota Lhokseumawe merupakan sebuah kota di Provinsi Aceh. Kota ini merupakan jalur distribusi dan perdagangan yang sangat penting bagi
Aceh karena terletak di antara Kota Banda Aceh dan Medan. Secara administratif, Kota Lhokseumawe dibagi ke dalam 4 empat wilayah
kecamatan, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Blang Mangat dan Kecamatan Muara Satu yang merupakan
wilayah pemekaran dari Kecamatan Muara Dua sejak tahun 2006. Keempat kecamatan ini melingkupi 9 sembilan Kemukiman dan 68 enam puluh
delapan Gampong atau Desa. Kecamatan Muara Dua merupakan kecamatan yang memiliki wilayah
paling luas. Kecamatan ini memiliki luas 57,80 Km
2
atau hampir 31,92 dari keseluruhan luas wilayah Kota Lhokseumawe. Kecamatan Blang
Mangat memiliki luas wilayah seluas 56,12 Km
2
atau 31 dari luas kota Lhokseumawe. Sementara Banda Sakti adalah kecamatan paling kecil
dengan luas wilayahnya, yaitu hanya 11,24 Km
2
atau 6,21 dari total luas Kota Lhokseumawe. Kecamatan Muara Satu, sebagai wilayah pemekaran
dari Kecamatan Muara Dua memiliki luas 55,90 Km
2
30,87.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1.2. Letak geografis
Secara geografis, Kota Lhokseumawe terletak antara 04°54’– 05°18’
LU dan 96°20’– 97°21’ BT. Kota Lhokseumawe memiliki luas wilayah sekitar 181,06 Km
2
, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara berbatas dengan Selat Malaka; 2.
Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara; 3.
Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara; 4.
Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara.
Tabel 3.1 Luas wilayah menurut kecamatan Kota Lhokseumawe
No. Kecamatan
Luas Km
2
Persentase
1. 2.
3. 4.
Banda Sakti Muara Dua
Blang Mangat Muara Satu
11,24 57,80
56,12 55,90
6,21 31,92
30,99 30,87
Jumlah 181,06
100,00
Sumber: Bappeda Kota Lhokseumawe, 2013
3.3.1.3. Kondisi demografi
Jumlah penduduk Kota Lhokseumawe pada tahun 2012 mencapai 179.807 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 89.601 jiwa
dan penduduk perempuan sebanyak 90.206 jiwa. Jika dibandingkan dengan luas wilayah Kota Lhokseumawe yang seluas 181,06 km
2
, maka kepadatan penduduk di kota ini mencapai 993 jiwa per km
2
. Dari empat kecamatan yang ada di Kota Lhokseumawe, Kecamatan Banda Sakti
adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak, mencapai 77.336 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Blang Mangat merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 22.850 jiwa.
Kecamatan Banda Sakti memiliki tingkat kepadatan tertinggi mencapai 6.880 jiwa per km
2
. Adapun Kecamatan Blang Mangat adalah wilayah yang memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 407 jiwa per km
2
. Pertumbuhan penduduk Kota Lhokseumawe pada tahun 2012 tercatat
sebesar 2,7 persen. Kecamatan Muara Dua merupakan kecamatan dengan pertumbuhan penduduk tertinggi yakni sebesar 3,15 persen sedangkan
Kecamatan Muara Satu hanya sebesar 1,62 persen.
Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk Kota Lhokseumawe
No. Kecamatan
Penduduk Jiwa
Luas Wilayah Km
2
Kepadatan JiwaKm
2
1. 2.
3. 4.
Banda Sakti Muara Dua
Blang Mangat Muara Satu
79,336 46,646
22,850 32,975
11,24 57,80
56,12 55,90
6880 807
407 590
Jumlah 181,06
100,00 993
Sumber: Bappeda Kota Lhokseumawe, 2013
3.3.1.4. Warung Kopi Corner Coffee
Data terakhir yang diperoleh peneliti dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Disperindagkop Kota Lhokseumawe bahwa
jumlah warung kopi yang terdapat di Kota Lhokseumawe adalah sebanyak 216 buah Data Tahun 2011. Jumlah ini tampaknya mengalami
pergeseran jauh, mengingat tahun dilaksanakannya penelitian ini yaitu
Universitas Sumatera Utara
tahun 2014, sementara belum ada data terbaru dari pihak terkait mengenai hal ini.
Penelitian ini dilakukan di salah satu warung kopi yang baru beroperasi dua tahun belakangan ini, namun cukup terkenal di Kota
Lhokseumawe, yakni warung Kopi Corner Coffee. Warung kopi ini terletak di Jalan Gudang Baru, Lhokseumawe, tak jauh dari tepi laut KP3
Kota Lhokseumawe. Warung Kopi Corner Coffee ini adalah Cabang dari Warung Kopi Corner Coffee Kota Langsa, Aceh milik seorang pengusaha
muda. Bangunan ruko dua pintu ini terlihat ramai oleh pengunjung mulai dari pagi sampai dengan tengah malam. Pengunjung warung kopi ini
terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari wartawan, PNS, mahasiswa, wirausahawan, TNIPolri, akademisi dan lain sebagainya.
Warung kopi Corner Coffee memiliki menu andalan, selain kopi dan makanan ringan khas Aceh, juga menyediakan makanan dan minuman
lainnya seperti mie, nasi goreng, aneka jus dan lain sebagainya. Warung kopi ini juga menyediakan fasilitas berupa free Wi-Fi bagi yang gemar
berselancar di dunia maya, televisi berlayar lebar dan tentunya, koran gratis, ciri khas sebagaimana warung-warung kopi Aceh lainnya.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui cara-cara sebagai berikut:
1 Field Research
Universitas Sumatera Utara
a. In-depth interview wawancara mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan
wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong 2006:186, antara lain: mengkonstruksi mengenai orang,
kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian
sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan- kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang
akan datang memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia
triangulasi; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan
anggota. Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data yang
didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan. Data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari subjek
penelitian tentang
pengalaman, pendapat,
perasaan dan
pengetahuannya. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dilakukan dalam rangka menemukan gambaran dari objek yang
diteliti, juga untuk memperoleh data dan informasi secara mendalam dari narasumber. Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk
Universitas Sumatera Utara
menggali pandangan subjektif dan pengalaman dari para pengunjung warung kopi yang berkaitan dengan kepentingan penelitian ini.
b. Observation observasi langsung
Teknik observasi ilmiah adalah kegiatan mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan
konteks penelitian. Teknik observasi diharapkan dapat menjelaskan atau menggambarkan secara luas dan rinci tentang masalah yang
dihadapi. Dikemukakan Nasution 1996:59, teknik observasi dapat menjelaskan secara luas dan rinci tentang masalah-masalah yang
dihadapi karena data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terperinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan
sistem sosial, serta konteks tempat kegiatan itu terjadi Hikmat, 2011:73. Data yang didapat peneliti melalui observasi langsung
berupa pengamatan terhadap proses komunikasi dan interaksi informan dengan sesama rekan wartawan, pelayan dan pengunjung
warung kopi. 2
Studi Dokumentasi Teknik dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang
diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah dan
hal lainnya yang berkait dengan penelitian. Kelebihan teknik dokumentasi ini adalah karena data tersedia, siap pakai, serta hemat biaya
dan tenaga. Dalam banyak hal, dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sebuah penelitian dokumen menjadi penting karena melalui dokumen penelitian dapat menimba pengetahuan bila dianalisis dengan
cermat Nasution, 1996:5. Peneliti membaca, mencari, mengumpulkan buku-buku, jurnal-jurnal,
arsip-arsip atau sumber-sumber ilmiah lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk
mempermudah mempelajari, mencermati dan menggambarkan situasi kejadian dan menuliskannya sebagai suatu karya ilmiah yang dianggap
penting, agar data yang dihasilkan lebih akurat.
3.5. Metode Analisis Data