mereka sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa sebagai anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai
dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi Mulyana, 2008:63.
2.5. Teori Konstruksi Sosial
Istilah konstruksi sosial atas realitas social construction of reality, menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckmann melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of
Reality, a Treatise in the Sociological of Knowledge”. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu
menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif Bungin, 2008:189.
Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Berger dan Luckmann adalah pada proses simultan yang terjadi secara alamiah
melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah masyarakat
transisi modern di Amerika pada sekitar tahun 1960-an dimana media massa belum menjadi sebuah fenomena yang menarik dibicarakan. Dengan
demikian teori konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckmann tidak memasukkan media massa sebagai variabel atau fenomena yang
berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas Bungin, 2008:175. Di dalam penjelasan paradigma konstruktivis, realitas sosial merupakan
konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Individu adalah manusia yang bebas melakukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Individu bukanlah korban fakta sosial, namun sebagai media
produksi sekaligus reproduksi yang kreatif dalam mengkonstruksi dunia sosialnya Basrowi dan Sukidin, 2002:194.
Pada kenyataannya realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalamnya maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial itu
memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara subyektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara
obyektif. Individu mengkonstruksi realitas sosial dan mengkonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan subjektifitas
individu lain dalam institusi sosialnya Bungin, 2008:12. Berger dan Luckmann dalam Yuningsih 2006:62 mengatakan bahwa
dengan memandang masyarakat sebagai proses yang berlangsung dalam tiga momen dialektis yang simultan eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi
serta masalah yang berdimensi kognitif dan normatif, maka yang dinamakan kenyataan sosial itu adalah suatu konstruksi sosial produk masyarakat sendiri
social construction of reality dalam perjalanan sejarahnya di masa lampau, ke masa kini dan menuju masa depan.
Berger dan Luckmann dalam Bungin 2008:193 menjelaskan bahwa tugas pokok Sosiologi pengetahuan adalah menjelaskan dialektika antara diri
self dengan dunia sosiokultural. Dialektika ini berlangsung dalam proses dengan tiga momen simultan, 1 eksternalisasi penyesuaian diri dengan
dunia sosiokultural sebagai produk manusia; 2 objektivasi, yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau
Universitas Sumatera Utara
mengalami proses institusionalisasi; sedangkan 3 internalisasi, yaitu proses yang mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga
sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Dunia pengalaman individual tidak dipisahkan dari dunia sosial
sebagaimana diutarakan oleh Berger dan Luckmann dalam Ngangi 2011:3. Selanjutnya dinyatakan bahwa realitas terbentuk secara sosial dan sosiologi
ilmu pengetahuan harus menganalisa bagaimana proses itu terjadi. Keduanya mengakui adanya realitas objektif, dengan membatasi realitas sebagai kualitas
yang berkaitan dengan fenomena yang dianggap berada di luar kemauan kita sebab sesungguhnya fenomena tersebut tidak dapat dihindarkan.
Baran dan Davis 2010:383 menyebutkan bahwa konstruksi sosial merupakan pembentukan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penemuan
sosial. Realitas memiliki makna ketika realitas sosial tersebut dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh orang lain sehingga memantapkan
realitas tersebut secara objektif. Konstruksi sosial realitas merupakan teori yang mengasumsikan sebuah persetujuan berkelanjutan atas makna, karena
orang-orang berbagi sebuah pemahaman mengenai realitas.
2.6. Komunikasi Antar Pribadi