Pelaksanaan percakapan latihan refleksi Perlatsi

mengalami kesulitan dalam mengeja sebuah kata m4.kdk.8. b. Di luar kelas 1 NA NA sering menghabiskan waktunya di luar kelas. NA bermain bersama teman – teman sekelasnya maupun dari kelas lain misalnya, murid kelas V m1.klk.1. Sesekali, NA hanya duduk di dalam kelas sambil mengobrol dengan teman sekelasnya. Meskipun terkadang masih menggunakan oral sambil bahasa isyarat m1.klk.2 tetapi, NA berusaha membiasakan diri untuk berkomunikasi secara oral m1.klk.3. NA akan berisyarat apabila lawan bicaranya tidak memahami ucapan NA. NA juga selalu menggunakan bahasa oral ketika berkomunikasi dengan guru lain. 2 LI LI lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kelas m2.klk.1a, misalnya makan bekal yang dibawanya atau merapikan rambutnya, baik ketika menggunakan jilbab maupun tidak. Sesekali, LI keluar kelas untuk bermain bersama teman – temannya m2.klk.1b. Saat berkomunikasi, LI lebih sering menggunakan bahasa isyarat m2.klk.2 dibandingkan menggunakan bahasa oral. Hal tersebut karena LI tidak memahami ucapan lawan bicaranya. Meskipun terkadang ditegur oleh guru maupun guru lain agar LI berbicara, tetapi LI sering tidak memperdulikannya. 3 DA DA menghabiskan waktunya untuk bermain bersama teman – temannya, terutama teman laki – laki, dengan bermain bola m3.klk.1. Terkadang, DA juga mengobrol dengan teman – temannya menggunakan bahasa isyarat m3.klk.3. Namun, DA lebih sering menggunakan bahasa oral sambil berisyarat menggunakan tangannya m3.klk.2. Sesekali, DA bercanda dengan temannya dengan hanya menggunakan ekspresi wajahnya m3.klk.2. 4 SA SA lebih sering bercengkrama dengan teman – temannya di dalam luar kelas, misalnya ikut bermain bola bersama teman – temannya m4.klk.1. Saat berkomunikasi dengan teman – temannya, SA lebih sering menggunakan bahasa isyarat m4.klk.3. Meskipun terkadang, SA akan berbicara sambil berisyarat dengan menggunakan tangannya m4.klk.2.

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB – B Karnnamanohara Yogyakarta ).

0 0 11

PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

0 0 29

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATERNAL REFLEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SLB. B (ANAK TUNARUNGU).

0 1 44

Gambaran dari dampak penggunaan Metode Maternal Reflektif (MMR) terhadap perkembangan bahasa dan komunikasi pada murid tunarungu kelas VI SLB B Karnnamanohara Yogyakarta.

0 4 150

PENGARUH PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE MATERNAL REFLEKTIF PADA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SEMESTER I SLB-B YAAT SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENGARUH METODE MATERNAL REFLEKTIF (MMR) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA TUNARUNGU SMP DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN 2014.

0 0 19

Komunikasi interpersonal berbasis Metode Maternal Reflektif (MMR) antara ibu dan anak berkebutuhan khusus tunarungu : studi kasus keluarga di SLB Ngelom Taman Sidoarjo.

2 10 95

PENGARUH MEDIA SCRABBLE WORD BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

16 119 16

KEMAMPUAN MENDISKRIMINASI BUNYI BAHASA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN BINA KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA (BKPBI) DI SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

4 51 155