PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA METODE PENELITIAN

isyarat agar murid – murid dapat memahami bahasa oral sehingga mereka dapat berkomunikasi seperti anak yang mendengar. Namun, SLB B Karnnamanohara hanya menerima anak tunarungu dengan kategori normal atau tidak mengalami gangguan lain melalui tes pendengaran dan tes intelegensi. Sistem layanan yang diberikan SLB B Karnnamanohara dalam Brosur Sekolah adalah sebagai berikut : a. Play Group Kelas Latihan 1 Play Grop A merupakan kelompok anak – anak yang berusia antara 3 – 4 tahun atau yang telah dapat duduk tenang dan konsentrasi mata terbentuk untuk belajar. Play Group A dimulai pada pukul 08.00 – 11.00 WIB dari hari Senin sampai Jumat. 2 Play Grop B merupakan kelompok anak – anak yang berusia antara 1,8 – 3 tahun atau yang telah lolos observasi, belum dapat duduk tenang, konsentrasi mata belum terbentuk untuk belajar. Play Group B dimulai pada pukul 13.00 – 15.00 WIB dari hari Senin sampai Jumat. b. Kelompok Taman Kanak – Kanak 1 TK 1 usia 4 – 5 tahun adalah anak – anak yang telah lulus dari Play Group B. Program pembelajaran masih berfokus pada bahasa berbicara, menulis, dan membaca pada taraf identifikasi, imitasi, dan pengenalan berhitung. 2 TK 2 usia 5 – 6 tahun adalah anak – anak yang telah menyelesaikan program di TK 1. Program pembelajaran masih berfokus pada bahasa berbicara, menulis, dan membaca pada taraf membaca teknik, pemahaman, dan berhitung. 3 TK 3 usia 6 – 7 tahun adalah anak – anak yang telah menyelesaikan program TK 2. Program pembelajaran fokus pada bahasa berbicara, menulis, dan membaca pada taraf membaca teknik, pemahaman, dan berhitung. Kelompok TK 1, 2, dan 3 dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB dari hari Senin sampai Jumat. c. Sekolah Dasar 1 Sekolah Dasar Kecil untuk kelompok kelas I – III. Kemampuan berbahasa pada kelompok ini masih dalam lingkup diri sendiri. 2 Sekolah Dasar Tengah untuk kelompok kelas IV – V. Kemampuan berbahasa pada kelompok ini masih transisi antara pengalaman diri dan pengalaman orang lain. Namun, telah dapat membaca dan memahami bacaan. 3 Sekolah Dasar Besar untuk kelompok kelas VI. Kelompok ini telah mengalami penguasaan membaca, memaknai, dan mempersepsi bacaan. d. Sekolah Menengah Pertama Pada kelompok ini, anak – anak tidak hanya dibekali dengan pendidikan akademis, tetapi diberikan juga keterampilan hidup. Keterampilan tersebut meliputi pengolahan hasil pertanian dan peternakan. Tujuannya adalah untuk memberikan pembiasaan hidup yang terampil, kreatif, dan menggunakan peluang.

2. Pelaksanaan Pengambilan Data

Tabel Pelaksanaan Pengambilan Data Tanggal Waktu Kegiatan 12 September 2011 08.00 – 09.15 WIB Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. 19 September 2011 08.00 – 10.30 WIB Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. 6 Oktober 2011 08.00 – 10.30 WIB Observasi. 21 November 2011 08.00 – 10.30 WIB Observasi dan Dokumentasi. 24 November 2011 08.00 – 10.30 WIB Observasi. 1 Desember 2011 10.30 – 11.30 WIB Observasi.

3. Subjek Penelitian

Subjek 1 Inisial : NA Usia : 12 tahun Masuk kelas Latihan : 2 tahun Klasifikasi ketunarunguan : Kehilangan pendengaran marginal Subjek 2 Inisial : LI Usia : 12 tahun Masuk kelas Latihan : 2 tahun Klasifikasi ketunarunguan : Kehilangan pendengaran sedang Riwayat kesehatan : Awalnya LI termasuk anak yang mengalami gangguan pendengaran marginal. Namun, ketika kelas I LI mengalami gangguan pada matanya dan harus dioperasi. Hal tersebut makin mempengaruhi gangguan pada pendengaran LI sehingga LI diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kehilangan pendengaran sedang. Selain itu, LI mengalami kemunduran dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dikarenakan LI tertinggal pelajaran beberapa bulan selama proses penyembuhan operasi mata yang dijalaninya.

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB – B Karnnamanohara Yogyakarta ).

0 0 11

PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

0 0 29

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATERNAL REFLEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SLB. B (ANAK TUNARUNGU).

0 1 44

Gambaran dari dampak penggunaan Metode Maternal Reflektif (MMR) terhadap perkembangan bahasa dan komunikasi pada murid tunarungu kelas VI SLB B Karnnamanohara Yogyakarta.

0 4 150

PENGARUH PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE MATERNAL REFLEKTIF PADA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SEMESTER I SLB-B YAAT SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENGARUH METODE MATERNAL REFLEKTIF (MMR) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA TUNARUNGU SMP DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN 2014.

0 0 19

Komunikasi interpersonal berbasis Metode Maternal Reflektif (MMR) antara ibu dan anak berkebutuhan khusus tunarungu : studi kasus keluarga di SLB Ngelom Taman Sidoarjo.

2 10 95

PENGARUH MEDIA SCRABBLE WORD BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

16 119 16

KEMAMPUAN MENDISKRIMINASI BUNYI BAHASA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN BINA KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA (BKPBI) DI SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

4 51 155