Studi Kompetitor Rapa’i Tuha STUDI KOMPARATOR

25

2.4 Studi Eksisting Pesaing

Studi eksisting pesaing ini digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi bentuk dari film dokumenter yang akan dibuat nantinya. Dengan mencari data dari kompetitor dan komparator, maka diharapkan nantinya bisa menjadi referensi yang bagus guna membuat karya yang lebih bagus lagi. Dari data tersebut bisa diriset mengenai kelebihan dan kekurangan media yang ada.

2.4.1. Studi Kompetitor Rapa’i Tuha

Kompetitor yang dijadikan acuan adalah salah satu tugas akhir video dokumenter dari mahasiswa lain. Budaya yang diangkat disini adalah Rapa’i Tuha yang berasal dari aceh. Film dokumenter ini menceritakan tentang asal muasal budaya Rapa’i dan kelompok masyarakat yang msaih melestarikan budaya ini hingga sekarang. Film yang berdurasi sekitar 18 menit ini juga memuat narasi dan komentar dari beberapa narasumber mengenai kebudayaan alat musik tersebut. Gambar 2.1 Screenshot Video Dokumenter Rapa’i Tuha Sumber: Youtube.com Kelebihan : 1. Sejarah dari cerita jelas, dikemas dengan adanya dialog terhadap masyarakat asli sana. 26 2. Tone warna yang digunakan cukup konsisten dengan menggunakan pilihan warna yang cenderung lebih gelap. 3. Ada penjelasan narasi berupa tulisan pada setiap menceritakan sejarah yang ada. 4. Ada kilas balik foto jaman dulu dan diselingi sedikit sisipan kebudayaan lain di aceh. 5. Ada pesan yang dimuat di akhir film dokumenter yang dibuat Kelemahan : 1. Pengambilan gambar ketika mewawancarai narasumber kurang konsisten. 2. Kisahnya terlalu monoton pada satu tempat dan suasana yang sama. 3. Penggunaan grafis yang digunakan masih cenderung minimalis dan belum terolah. 4. Belum termuatnya unsur gambar yang bisa menarik perhatian, sehingga terkesan monoton untuk dilihat hingga akhir.

2.4.2 STUDI KOMPARATOR

Studi Komparator adalah suatu acuan yang digunakan sebagai tolak ukur karya yang sudah diakui oleh masyarakat luas. Tolak ukur inilah yang memjadikan kita untuk membuat karya yang lebih bagus lagi.

A. Pemenang Eagle Award “Garamku tak asin lagi”

Gambar 2.2 Screenshot Video Dokumenter “Garamku tak asin lagi” Sumber: Youtube.com Film ini menceritakan tentang perjuangan sekelompok wanita yang masih berjuang dalam melakukan tradisi lamanya untuk bertahan hidup, yaitu menjadi petani garam. Di tengah gencarnya produk impor yang memasuki tanah air, mereka tetap berjuang untuk mempertahankan apa yang telah lama menjadi sumber mata pencaharian mereka. 27 Dua sineas muda asal Aceh, Azhari, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang UMM Provinsi Jawa Timur, jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2007 dan Jamaluddin Phonna jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 dari universitas yang sama, mengharumkan nama Aceh di pentas Festival Film Dokumenter Eagle Awards Metro TV 2011. Film Dokumenter besutan keduanya berjudul Garam Ku Tak Asin Lagi menjadi salah satu dari lima finalis dalam festival tahunan tersebut. Kelebihan : 1. Fakta cerita yang diambil mengenai realita yang terjadi di tengah masyarakat sehingga menarik untuk dilihat. 2. Penggunaan narasumber yang memiliki riwayat hidup yang menarik untuk diceritakan. 3. Pengambilan angle yang ada cukup variatif dan tidak monoton. 4. Ada pengambilan gambar yang bisa menarik perhatian penonton, salah satunya ketika terjadi guntur ketika mengambil garam yang dijemur. Kelemahan : 1. Tidak terlalu memanfaatkan penggunaan media perlatan lain seperti slider. 2. Penggunaan fokus tidak terlalu variatif karena menggunakan kamera panggul yang tidak bisa diganti lensanya. 3. Editing yang tidak terlalu maksimal dengan minimnya penggunaan grafis pembantu guna menarik perhatian.

B. Etnik Runaway

Gambar 2.3 Acara Ethnic Runaway di Trans TV Sumber: www.transtv.co.id 28 Etnik Runaway adalah sebuah program acara yang ada di Trans Tv. Acara ini mengangkat tentang kehidupaan dari suku-suku pedalaman yang ada di Indonesia. Deikemas menarik dengan menggunakan talent artis Indonesia sehingga menarik untuk ditonton. Penggunaan narasi pada talent dengan dibumbui sedikit humor membuatnya tidak monoton untuk ditonton. Penggunaan peralatan yang lengkap menambah bagusnya kualitas tontonan yang dihasilkan.

C. Explore Indonesia

Gambar 2.4 Opening Explore Indonesia di Kompas TV Sumber: www.kompas.tv Explore Indonesia adalah salah satu program acara yang terdapat di Kompas TV, sebagai selaku Stakeholder. Dipandu oleh Kamga, program ini akan mengajak pemirsa mengeksplorasi lebih dalam tentang keindahan budaya dan sejarah Indonesia. Menemukan sesuatu yang baru di tempat lama, membangkitkan hal lama yang hampir punah serta menemukan tempat-tempat baru. Sebuah program dokumenter wisata yang mengekplorasi Indonesia dan menyajikannya dengan sisi-sisi berbeda.

D. National Geographich

Gambar 2.5 Logo National Geograpich Channel Sumber: www.imgtalent.com.au 29 Merupakan saluran channel discoverydocumentery program luar negeri yang sudah diakui dalam pengambilan gambarnya yang bagus. Mulai dari view keindahan alam, makhluk hidup, hingga human interest. Channel yang berlogo kotak berwarna kuning ini merupakan referensi panduan yang bagus dalam pengambilan shoot gambar.

2.4.3 Studi Produk