63 Gambar 4.7 Cuplikan video clip
Sumber: www. Exdesi.com
4.7 Deskripsi Verbal
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang dikenal oleh masyarakat majemuk. Untuk tambahan digunakan translate dalam
bahasa Inggris yang digunakan sebagai Subtitle pada bagian bawah. Untuk bahasa masyarakat lokal yang digunakan sebagai narasumber akan ditranlatekan ke dalam bahasa Indonesia agar
memudahkan audience untuk mencerna. Mengenai bahasa pengungkapan menggunakan kata- kata yang ringan dan tidak terlalu ilmiah agar tidak menimbulkan kebosanan pada audience.
4.8 5C- Camera Angle, Continuity, Cutting, Close Up, Composition
4.8.1 Camera Angle
Unsur ini sangat penting untuk memperlihatkan efek apa yang harus muncul dari setiap scene adegan. Jika unsur ini diabaikan bisa dipastikan film yang muncul
cenderung monoton dan membosankan sebab camera angle dan close up sebagai unsur visualisasi yang menjadi bahan mentah dan harus diolah secermat mungkin.:
• Eye Level : teknik pengambilan yang sejajar dengan objek, dalam arti tinggi sudut
pandang mata objek sejajar dengan kamera. Hal ini menggambarkan suatu kesamaan derajat dengan objek.
64 Gambar 4.8 Cuplikan video dokumenter
Sumber: Begin Japanlogy Festival
• Bird Eye : Teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi
kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil dari perekaman teknik ini memperlihatkan lingkungan yang luas dengan benda-benda lain yang tampak
kecil. Biasanya dari helicopter atau gedung kecil.
Gambar 4.9 Cuplikan video dokumenter Sumber: Begin Japanlogy Festival
• Low angle : teknik pengambilan gambar dari bawah objek. Hal ini bisa
memberikan kesan berwibawa dan berpengaruh.
65 Gambar 4.10 Cuplikan video dokumenter
Sumber: Begin Japanlogy Festival
• Frog eye :
Teknik pengambilan ini diambil dari bawah. Mengesankan bahwa objek terlihat lebih besar, dan juga bisa memperlihatkan power dari sebuah kemarahan.
Gambar 4.11 Cuplikan video dokumenter Sumber: Begin Japanlogy Festival
4.8.2 Continuity
Yakni unsur persambungan gambar-gambar. Sejak awal, sutradara bisa memproyeksikan pengadegan dari satu scene ke scene lainnya. Unsur ini tentunya sangat
berkaitan erat dengan materi cerita. Sering penonton merasa film yang ditontonnya loncat ke sana atau ke mari tidak karuan sehingga membuat bingung. Pada video dokumenter ini
continuity pada perubahan scene adegan diselipi dengan Insert’an video yang.masih
66
berhubungan untuk pengalih perhatian secara halus. Selain itu narasi akan membatu penjelasan gambar yang ada.
4.8.3 Cutting
Diartikan sebagai pergantian gambar dari satu scene ke scene lainnya. Cutting termasuk dalam aspek pikturisasi yang berkaitan dengan unsur penceritaan dalam urutan
gambar-gambar. Sutradara harus mampu memainkan imajinasinya ketika menangani proses shooting. Imajinasi yang berjalan tentunya bagaimana nantinya jika potongan-
potongan scene ini diedit dan ditayangkan di monitor. Cut to cut adalah suatu efek transisi dimana gambar yang satu dengan yang
lainnya langsung berubah tanpa jeda. Biasanya masi dalam satu kesamaan tema adegan.
4.8.4 Close Up