38
• Wawancara via email dengan salah satu masyarakat suku Sasak tradisional. Hal
yang dibicarakan mengenai kebiasaan masyarakat suku di sana. Dibahas juga mengenai peristiwa alam dan adat yang terjadi di sana untuk memasang strategi
pengambilan bahan gambar. •
Wawancara dengan Aman Soegandi, produser film. Membicarakan mengenai bagaimana membuat suatu film yang menarik dan juga persiapan apa saja yang
harus dilakukan. Karena tanpa persiapan yang matang maka proses produksi akan mengalami suatu hambatan nantinya.
3.2.2 Data Sekunder
Data skunder meliputi data dari internet berupa artikel dan berita dari surat kabar via online, data berupa buku-buku literatur yang sudah ada. Segala hal yang berkaitan
dengan Kebudayaan Suku Sasak akan membantu informasi, namun dipilih yang memiliki tingkat keaktualan dan keabsahan yang bagus.
3.2.3 Sumber Data
Data berupa fenomena, kuisioner, literatur, artikel dan data internet yang mencakup tentang Tata cara pembuatan film dokumeter yang baik dan benar, serta
kajian-kajian yang mendukung judul dari perancangan.
3.4 Metode Perancangan
Proses perancangan ini menggunakan beberapa metode-metode penelitian, antara lain: 1.
Penentuan problematika Setelah melihat fenomena yang telah didapat langkah berikutnya adalah melakukan
penentuan problematika dengan cara melakukan observasi dan pencarian informasi dari beberapa sumber media, kemudian dilakukan analisa untuk ditarik menjadi
sebuah identifikasi masalah. 2.
Konsep Desain Untuk menentukan konsep desain ini dilakukan dengan cara mengkaji sebuah
eksisiting dan melakukan kuisioner untuk menemukan karakteristik komsumentarget audiens. Kemudian dari sesuatu yang didapat sebelumnya antara
39
fenomena, permasalahan dan karakteristik audiens digabungkan untuk menemukan keyword dari sebuah konsep.
3. Penentuan Kriteria
Dari ditemukannya keyword dan konsep, dapat diturunkan untuk kemudian menemukan kriteria desain dan menentukan aspek visual dengan cara mengkaitkan
dasar-dasar tinjauan teori yang telah dilakukan. 4.
Alternatif Desain Alternatif desain dapat dilakukan setelah menemukan kriteria dan telah melalui
proser pembuatan sketsa. Thumbnail, rough design yang kemudian dipilih beberapa untuk menjadi alternatif desain.
5. Implementasi Desain
Implementasi desain didapat setelah final desain dipilih dari beberapa alternatif desain yang telah dikuisionerkan.
40
3.6. Kerangka Berpikir
Perancangan Video Dokumenter Kebudayaan Suku Sasak pada Program Explore Indonesia di KompasTV FENOMENA
1. Program tayangan televisi yang didominasi oleh Acara Reality Show, Sinetron, dan Infotainment.
2. Kurangnya penggunaan media sebagai sarana Edukasi
LATAR BELAKANG
1. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kebudayaan.
2. Maraknya tayangan di Indonesia yang kurang mendidik 3. Adanya kebudayaan dari Suku Sasak yang sangat menarik
untuk diangkat ke masyarakat luas. 4. Perlunya untuk melestarikan kebudayaan sebagai identitas
suatu bangsa. 5. Video Dokumenter adalah media yang cocok untuk menyajikan
keaktualan informasi.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Perlunya program acara yang mendidik dan menyajikan informasi
2. Budaya Suku Sasak sangat menarik untuk diangkat 3. Video Dokumenter seperti apa yang cocok untuk
menghasilkan program acara yang sesuai dengan target segmen yang diinginkan
PEMIHAN STAKEHOLDER
KOMPAS TV
Karena Kompas tv disesuaikan dengan target segmen yang sudah
dewasa
DEEP INTERVIEW STAFF KOMPAS TV
1. Program acara yang cocok adalah Explore Indonesia.
2. Durasi kurang lebih 25 menit 3. Jenis gambar seperti apa yang
cocok dengan program acara tersebut
Penentuan Segmentasi dan Target Audience
PENENTUAN JUDUL
RISET DEEP INTERVIEW:
1. Salah satu masyarakat suku Sasak 2. Wawancara dengan Produser
film, Aman Soegandi
KUESIONER: Kepada responden yang tertarik
dengan acara budaya dan video dokumenter
LITERATUR: Dari buku-buku dan dari sumber
Internet yang relevan.
KONSEP ANALISIS
STORYBOARD, PERALATAN PRA PRODUKSI
ALTERNATIF KONSEP
PENGAMBILAN GAMBAR PRODUKSI
EDITING FINAL
OUTPUT
-Hasil Film jadi renderan bagus buat TV
-Dvd original -Beberapa foto
-Cover DVD, Poster, desain maket
Gambar 3.1 Kerangka berpikir
41
BAB IV KONSEP DESAIN
4.1 Hasil Analisa Riset
4.1.1 Analisa Riset Komparator
Dari beberapa studi video komparator jika ditinjau dengan judul tugas akhir yang dibuat, maka akan sangat membantu dalam memperoleh gambaran dalan merancang sebuah video
dokumenter. Ada beberapa aspek yang bisa dijadikan acuan, atau setidaknya menjadi sebuah referensi nantinya untuk mengasilkan sebuah karya yang lebih baik dan bagus.
Hal-hal positif mengenai keunggulan masing-masing video komparator bisa dirangkum menjadi suatu kesatuan yang nantinya bisa menjadi ide pokok untuk merancang sebuah video
dokumenter yang dihasilkan mulai dari awal hingga akhir pengerjaan. Juga sangat membantu sebagai media informasi mengenai aspek-aspek apa saja yang perlu diangkat dari sebuah sumber
yang disini adalah Suku Sasak yang berada di pulau Lombok. Point Aspek dalam Video Komparator
• Alur ceritaStoryline
Bagaimana alur cerita yang ada dalam video tersebut, apakah membosankan? Alur cerita perlu dalam merancang sebuah video unuk memberi kejelasan cerita pada audience. Alur
cerita yang kurang jelas akan berimbas pada audience yang mulai merasa bosan. Alur cerita juga berhubungan dengan target segment yang akan kita tuju, jika targetnya adalah
orang dewasa maka akan disesuaikan dengan gaya cerita yang sedikit formal dan tertata rapi.
• Angle kamera
Pada video dokumenter National Geographic ada banyak cara pengambilan gambar yang bisa dipelajari. Pengambilan angle kamera yang bervariasi akan menghindarkan penonton
dari kejenuhan. Sudut pengambilan gambar yang bagus juga bisa mempengaruhi kualitas film. Angel kamera yang bagus bisa mengubah paradigma penonton terhadap suatu objek
yang mungkin sebenarnya tampak biasa saja. •
Tone Warna Tone warna adalah hal yang paling penting dalam sebuah karya video dokumenter.
Pemilihan tone warna yang bagus akan mempengaruhi ketertarikan audience untuk