Jamu, yang merupakan obat tradisional warisan nenek moyang. Obat herbal terstandart, yang dikembangkan berdasarkan bukti-bukti Fitofamaka, yang dikembangkan berdasarkan uji klinik, standarisasi bahan

5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat Herbal

Obat herbal Indonesia selama ini lebih dikenal dengan nama jamu dan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan POM RI juga mengolongkan dalam jamu. Jamu sendiri identik dengan serbuk yang harus diseduh dan terasa pahit sehingga sebagian masyarakat modern merasa tidak nyaman dan bahkan terkesan kuno. Menyadari hal ini, maka produsen jamu mulai membuat inovasi dengan memproduksi jamu dalam bentuk kapsul atau tablet dan sekarang dikenal dengan obat herbal. Sesuai dengan Keputusan Badan POM RI No. 00.05.4.2411 tahun 2004, berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Jamu, yang merupakan obat tradisional warisan nenek moyang.

2. Obat herbal terstandart, yang dikembangkan berdasarkan bukti-bukti

ilmiah dan uji pra klinik serta standarisasi bahan baku.

3. Fitofamaka, yang dikembangkan berdasarkan uji klinik, standarisasi bahan

baku dan sudah bisa diresepkan dokter. Khusus fitofarmaka, konsepnya tidak berbeda dengan obat modern karena merupakan obat yang berasal dari tanaman dan telah melalui prosedur uji pra klinik persyaratan formal produk pengobatan. Beberapa kendala yang menghambat perkembangan jamu dan obat herbal di Indonesia adalah: 1 Pengolahan bahan jamuherbal yang belum terstandar, terutama mutu. 2 Industri jamuobat herbal kadang tidak jujur dengan menambahkan bahan- bahan kimia ke dalam produknya sehingga sering menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki. 3 Kurangnya penelitian ilmiah dan dukungan pemerintah terus-menerus. 4 Sebagian masyarakat tidak tahan dengan rasa pahit dan aroma tidak enak. 5 Masyarakat terbiasa mengkonsumsi sesuatu yang bisa dirasakan secara instan seketika. 6 Tidak semua bahan baku obat herbal dibudidayakan secara serius. 7 Sulitnya meraih kepercayaan masyarakat karena belum dilakukan penelitian ilmiah secara menyeluruh. 8 Biaya penelitian untuk uji pra klinik dan uji klinik sangat mahal sehingga menjadi kendala utama bagi industri jamu yang kebanyakan merupakan industri kecil dan menengah Harmanto dan Subroto, 2007. Dengan perkembangan masyarakat, akhir-akhir ini pengobatan alternatif atau ramuan trasional mulai diminatai. Dimana-mana mulai banyak bermunculan klinik-klinik pengobatan tradisional yang sangat diminati oleh masyarakat luas masyarakat mulai menyadari obat tradisional tidak kalah hebat dengan obat modern. Ada pula sebagian golongan masyarakat yang bersifat lebih bijak dan realistis, yaitu dengan tetap melakukan diagnosa medis dan ingin tahu proses perkembangan penyakitnya tetap menggunakan jasa dokter, namun proses pengobatannya menggunakan obat tradisionalherbal Harmanto dan Subroto, 2007. Dari literatur yang sudah ada, sesungguhnya herbal Indonesia sangat potensial mengatasi aneka macam penyakit terutama bila benar cara pengolahannya, tepat cara penggunaan maupun dosisnya serta selalu dilakukan pemantauan untuk megnetahui proses kesembuhannya. Sinergi pengalaman empiris dan penelitian ilmiah tentang khasiat dan manfaat herbal akan menjadi bukti yang kuat keberhasilan obat herbal yang relatif kecil efek sampingnya. Hal ini akan meningkatkan pula kepercayaan masyarakat untuk tidak ragu lagi menggunakan warisan nenek moyang, yakni obat herbal Harmanto dan Subroto, 2007.

B. Pemahaman