penelitian ini sudah sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM RI No:
HK.00.05.41.1384 2005 pasal 34 ayat 1 poin a yang menyebutkan bahwa obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilarang mengandung
bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat. Hal ini dikarenakan dengan adanya penambahan bahan kimia obat kedalam ramuan obat herbal
memiliki risiko yang sangat tinggi di mana dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan konsumen.
15. Pengetahuan responden mengenai obat herbal boleh diminum
bersama-sama obat modern obat konvensional
Pernyataan ke-15 pasien tidak tahu bahwa penggunaan obat herbal bersama-sama dengan obat modern aman, didapatkan distribusi jawaban dari
98 responden adalah sebagai berikut.
Gambar 21. Pengetahuan Responden Mengenai Obat Herbal Boleh Diminum Bersama-Sama Obat Modern Obat Konvensional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju pada pernyataan penggunaan obat herbal boleh
bersama-sama dengan obat modern obat konvensional asal diberi jeda waktu minum, dengan persentase sebesar 77,55 76 responden. Ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden belum mengetahui dan memahami bahwa dalam menggunakan obat herbal tidak boleh bersama-sama dengan obat
konvensional obat resep dokter maupun obat bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Winata 2003 yang menyatakan bahwa meminum obat
tradisional dalam hal ini obat herbal sebaiknya tidak dicampur dengan obat paten yang diberikan oleh dokter, kecuali ada saran khusus dari dokter tersebut.
Harmanto dan Subroto 2007 juga menegaskan bahwa ketika herbal atau jamu dikonsumsi secara bersamaan dengan obat konvensional obat resep
dokter maupun obat bebas mereka dapat berinteraksi didalam tubuh, menyebabkan perubahan kerja mereka dibandingkan bila digunakan secara
terpisah. Selain itu, belum ada penelitian yang menyatakan tentang keamanan penggunaan herbal secara bersamaan dengan obat konvensional obat resep
dokter maupun obat bebas. Oleh karena, itu dalam menggunakan obat herbal tidak boleh bersama-sama dengan obat konvensional obat resep dokter
maupun obat bebas meskipun diberi jeda waktu minum, karena dapat mempengaruhi kesehatan dan keefektivitasan pengobatan.
16. Pengetahuan responden tentang obat herbal merupakan jamu dalam
bentuk sirup, kapsul, tablet atau pil
Pernyataan ke 16 responden tentang obat herbal merupakan jamu dalam bentuk sirup, kapsul, tablet, atau pil didapat distribusi jawaban dari 98
responden adalah sebagai berikut.
Gambar 22. Pengetahuan Responden tentang Obat Herbal Merupakan Jamu Dalam Bentuk Sirup, Kapsul, Tablet atau Pil
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung menjawab setuju pada pernyataan ke-16, maka dapat disimpulkan sebagian
besar responden tahu bahwa obat herbal adalah jamu dengan bentuk sirup, kapsul, tablet atau pil, dengan persentase sebesar 75,51 74 responden.
17. Pengetahuan responden mengenai obat herbal diminum bersama