pengobatannya menggunakan obat tradisionalherbal Harmanto dan Subroto, 2007.
Dari literatur yang sudah ada, sesungguhnya herbal Indonesia sangat potensial mengatasi aneka macam penyakit terutama bila benar cara
pengolahannya, tepat cara penggunaan maupun dosisnya serta selalu dilakukan pemantauan untuk megnetahui proses kesembuhannya. Sinergi pengalaman
empiris dan penelitian ilmiah tentang khasiat dan manfaat herbal akan menjadi bukti yang kuat keberhasilan obat herbal yang relatif kecil efek sampingnya. Hal
ini akan meningkatkan pula kepercayaan masyarakat untuk tidak ragu lagi menggunakan warisan nenek moyang, yakni obat herbal Harmanto dan Subroto,
2007.
B. Pemahaman
Pemahaman adalah proses perbuatan atau cara memahami dan memahamkan. Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk
menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk
penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab akibat Suparno, 2001.
C. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra rasa dan indra raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata indra penglihatan dan telinga indra pendengaran. Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, pengalaman orang lain,
media masa maupun lingkungan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku
setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus dan merupakan domain yang sangat penting terhadap tindakan seseorang
Notoatmodjo, 2003. Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi yang
dipahami yang dapat diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri
sendiri maupun lingkungannya Supriyadi, 1993. 1.
Proses adopsi perilaku Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan, sebelum orang mengadopsi perilaku
baru berperilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus objek terlebih dahulu. b.
Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. c.
Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi. d.
Trial, yakni orang mulai mencoba perilaku baru e.
Adaption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran maka tidak akan berlangsung lama Notoatmodjo, 2003. 2.
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkat : a.
Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang diperlajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami Comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi Application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain. d.
Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat
menggambarkan membuat
bagan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
e. Sintesis Synthesis
Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi Evaluation
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas Notoatmodjo, 2003.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: a.
Pendidikan Yaitu untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang meningkat Soekanto, 2002. Seseorang yang
mempunyai pendidikan lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan. Artinya, ia
dapat mengadopsi inovasi dengan cepat dibandingkan dengan orang berlatar belakang pendidikan rendah yang cenderung sulit
untuk mengetahui atau mengikuti informasi yang tersedia dengan keterbatasan pengetahuan Notoatmojo, 2003.
b. Umur
Sistem pendidikan bertambah maju seiring perkembangan zaman, sehingga orang muda yang sudah matang pemikirannya akan lebih
berpendidikan jika meningkatkan pengetahuannya. Artinya semakin matang umur, maka kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan melalui pendidikan semakin banyak sehingga pengetahuan bertambah Barnet, 2000.
c. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas Soekanto, 2002.
d. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang suatu yang bersifat non formal Soekanto,
2002.
e. Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup Soekanto, 2002.
f. Budaya
Tingkah laku manusiawi atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan Soekanto, 2002.
D. Sikap