Tindak Ilokusi Ekspresif Ilokusi dalam teks Sungguh-Sungguh Terjadi

41 sesuai dengan kenyataan. Teks 13, 14, 15, 16, 17 sama-sama memberi nama pada suatu hal yang merupakan fakta yang sebenarnya. Masing-masing dari penutur itulah yang membuat peneliti memasukkannya kedalam tindak ilokusi deklaratif “memberi nama”.

4.2.1.5 Tindak Ilokusi Ekspresif

Tindak Ilokusi Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya saja berterima kasih thanking, memberi selamat congratulation, meminta maaf pardoning, menyalahkan blaming, memuji praising, dan berbelasungkawa condoling. 20 INDONESIA kalah telak 0-10 lawan Bahrain dalam penyisihan Pra Piala Dunia 2014. Tenang Itu belum apa-apa jika dibanding pertandingan resmi lain yang juga diakui FIFA. Pada tahun 2000 Kuwait pernah mengalahkan Bhutan 20-0. Masih ada lagi pada tahun 2001 Australia mengalahkan Samoa 31-0. Meski demikian, kita malu juga kan? 19 Hari pertama lima hari kerja di lingkungan Pemda Provinsi DIY 1 Februari 2011 teman saya benar-benar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sebelum pukul16.00 mandi di kantor, pulang sudah seger. 20 Selasa 8-2-2011 saya naik KA Ekonomi jurusan Jakarta-Surabaya. Menjelang masuk stasiun Cirebon diluar sana ada orang yang tega melempar batu, tepat mengenai kaca di samping kanan saya duduk. Kaca jendela tidak pecah, cuma retak. Beberapa saat sesudah kereta berangkat dari stasiun Cirebon, kaca jendela di samping saya duduk kena lemparan batu lagi. Beruntung lagi, kaca tidak pecah. Kok bisa ya, dua kali kena lemparan batu, padahal ada puluhan jendela lain dalam rangkaian gerbong kereta api itu. 21 Hari raya Imlek identik dengan kue keranjang. Dimana-mana menjual pernik-pernik Imlek. Anehnya banyak orang menyebut “ Kue Keranjang”. Padahal “Kue” tersebut tidak ada hubungannya dengan “Keranjang”. Uniknya lagi setiap hari raya Imlek selalu di musim hujan. Apalagi Imlek tahun ini disambut dengan cuaca ekstrem. Selamat Gong Xi Fat Choi. Kiong Hi Kiong Hi. 42 22 Ada pengemis tua yang setiap kali saya kasih uang, lalu bilang begini: “Mugi-mugi panjenengan tansah dipun paringi sugeng rahayu”. Padahal itu adalah nama saya dan si pengemis itu belum pernah menanyakan nama saya. 23 Taksi di Jepang pakai sistem hidraulik. Buka atau tutup pintu, sopir tinggal pencet tombol. Penumpang keluar taksi langsung pergi, tidak usah menutup pintu. Teman saya orang Jepang ketika di Jakarta pernah dimaki-maki oleh sopir taksi. Karena ketika keluar dari taksi, langsung pergi..tanpa menutup pintu. Teori Searle menyatakan bahwa tindak ilokusi ekspresif yaitu jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Pada waktu menggunakan ekspresif penutur menyesuaikan kata-kata dengan dunia perasaannya. Makna teks 18 di atas adalah tuturan “menyalahkan” yang dituturkan oleh seorang sporter Indonesia saat berlaga do lapangan hijau yang jagoannya harus kalah dalam pertandingan sepak bola tersebut. Teks 18 termasuk dalam tindak ilokusi ekspresif “menyalahkan” karena teks tersebut berisi suatu pernyataan bahwa sporter kecewa karena Indonesia selalu kalah dalam pertandingan sepak bola. Teks 19 termasuk dalam tindak ilokusi ekspresif “memuji” karena teks tersebut berisi suatu pujian yang dituturkan oleh seorang karyawan kantor kepada rekan kerjanya bahwa seharusnya pulang kerja dalam kondisi penuh peluh, capek, lesu namun karena banyak waktu luang sehingga dia memanfaatkan waktunya dengan mandi di kantor. Teks 20 termasuk dalam tindak ilokusi ekspresif “ menyalahkan” karena teks tersebut berisi suatu pernyataan yang dituturkan seorang penumpang kereta api kepada tangan jail yang melempari batu ke arah jendela kaca kereta, penumpang menyalahkan dan menyesalkan sikapnya yang dapat mencelakai 43 orang lain. Teks 21 termasuk dalam tindak ilokusi ekspresif “memberi selamat” karena teks tersebut berisi ucapan selamat hari raya IMLEK yang meriah, terdapat kue keranjang dan cuaca yang ekstrem dengan turunnya hujan. Teks 22 termasuk dalam tindak ilokusi ekspresif “berterimaksih” karena teks tersebut berisi ucapan terimaksih dan doa ayng diucapkan pengemis kepada seseorang yang telah memberinya uang agar diberikan keselamatan, kesehatan, rejekinya lancar. Teks 23 termasuk dalam tindak ilokusi ekspresif “menyalahkan” karena bermakna suatu kebenaran bahwa seorang sopir yang marah karena penumpang tidak menutup kembali pintunya setelah keluar dari taksinya. Fungsi tuturan “menyalahkan” adalah untuk menyalahkan sesuatu hal yang dianggap tidak sesuai dengan suatu kebenaran yang semestinya. Fungsi tuturan “memuji” adalah untuk membuat seseorang menjadi senang dan bangga akan dirinya sendiri. Fungsi tuturan “memberi selamat” adalah segala bentuk ucapan yang menggambarkan suatu keadaan yang membahagiakan. Fungsi tuturan “berterimakasih” adalah untuk mengucapkan rasa terimakasihnya untuk suatu pengorbanan dan bantuan yang telah diberikan.

4.2.2 Perlokusi dalam teks Sungguh-Sungguh Terjadi

Dokumen yang terkait

“Semiotika 2 foto Jurnalistik Erupsi Gunung Kelud” (Analisis Semiotika pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014).

0 2 8

PENDAHULUAN Penggunaan Deiksis Dalam Berita Utama Harian KOMPAS Bulan Februari-Maret 2013.

0 1 7

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN KOMPASBULAN FEBRUARI-MARET 2013 Penggunaan Deiksis Dalam Berita Utama Harian KOMPAS Bulan Februari-Maret 2013.

0 1 13

DIKSI DAN GAYA BAHASA WACANA IKLAN PADA TABLOID NOVA EDISI BULAN FEBRUARI – MARET 2012 Diksi Dan Gaya Bahasa Wacana Iklan Pada Tabloid Nova Edisi Bulan Februari – Maret 2012.

0 1 11

PRESUPOSISI DAN REFERENSI PADA RUBRIK SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT Presuposisi Dan Referensi Pada Rubrik Sungguhsungguh Terjadi Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Desember 2011.

0 1 16

PRESUPOSISI DAN REFERENSI PADA RUBRIK SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT Presuposisi Dan Referensi Pada Rubrik Sungguhsungguh Terjadi Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Desember 2011.

0 2 15

Analisis ketepatan diksi pada kolom 'Analisis' surat kabar harian Kedaulatan Rakyat Edisi Maret 2014.

0 1 76

Analisis ketepatan diksi pada kolom 'Analisis' surat kabar harian Kedaulatan Rakyat Edisi Maret 2014

0 0 74

JENIS NAMA DAN DASAR PENAMAAN DALAM KOLOM “SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI” (SST) DI KEDAULATAN RAKYAT : SEBUAH KAJIAN AWAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

0 2 125

Tindak ilokusi dan perlokusi pada ``Sungguh-Sunggh Terjadi`` Harian Kedaulatan Rakyat bulan Februari-Maret 2012 - USD Repository

0 2 100