7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hubungan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh A. S. Joko Sukoco, Mahardika, Ventianus
Sarwoyo, I Dewa Putu Wijana, Yustina Wiwik Iswanti. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh A. S. Joko Sukoco dengan judul
Penanda Lingual Kesantunan Berbahasa Indonesia Dalam Bentuk Tuturan Imperatif: Studi Kasus Pemakaian Tuturan Imperatif di Lingkungan SMU Stella
Duce Bantul. Hasil penelitian penanda lingual kesantunan berbahasa tuturan imperatif adalah ungkapan kata- kata tolong, ayo yok, mari, silakan, dan
pemakaian kata maaf sebagai bentuk eufimisme bahasa. Kedua, penelitian Mahardika dengan judul Kesantunan dan Pemakaian
Gaya Bahasa dalam Tuturan Langsung dan tak Langsung Analisis kesantunan Leech dalam Tuturan pelawak Extravaganza. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa ketidaksantunan sebuah tuturan menjadi kekuatan utama tuturan humor terbentuk.
Ketiga, penelitian dilakukan oleh Ventianus Sarwoyo dengan judul Tindak Ilokusi dan Penanda Tingkat Kesantunan tuturan di dalam Surat Kabar.
Penelitian ini mendeskripsikan jenis- jenis tindak ilokusidan jenis- jenis penanda yang menunjukan tingkat kesantunan tuturan dalam surat kabar. Hasil penelitian
ini ditemukan empat jenis tindak ilokusi direktif, komisif, representatif dan
7
8
ekspresif dan enam jenis penanda tingkat kesantunan dalam surat kabar analogi, diksi, gaya bahasa, penggunaan kata modalitas, penyebutan subyek yang menjadi
tujuan tuturan dan bentuk tuturan. Keempat, penelitian dilakukan oleh I Dewa Putu Wijana dengan judul
Implikatur dalam Wacana Pojok. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tuturan yang disampaikan untuk maksud mengkritik, mengecam, memberikan saran
dengan sopan. Implikatur wacana pojok diungkapkan dalam tindak tutur langsung, tindak tutur tak langsung, tindak tutur lateral, tindak tutur tidak lateral.
Kelima, penelitian dilakukan oleh Yustina Wiwik Iswanti yang berjudul Analisis Wacana Persuasi Iklan Media Cetak Berbahasa Indonesia Pada
Majalah Mingguan Tempo. Hasil penelitian menyebutkan bahwa wacana iklan melanggar maksim cara, maksim pujian dan kerendahan hati. Pelanggaran itu
sengaja dengan tujuan untuk menarik pehatian pembaca. Relevansi penelitian terdahulu terhadap penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah memberikan masukan dan gambaran mengenai ciri tindak bahasa yang terdapat dalam kolom Sungguh-Sungguh Terjadi yang meliputi tindak
ilokusi dan tindak perlokusi dalam berita atau informasi yang disampaikan penulis kepada pembaca. Dari penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam
penelitian ini, kebanyakan dari penelitian terdahulu menemukan jenis implikatur, jenis ilokusi, penanda kesantunan, dan segi sosiolinguistik dari iklan. Masukan
dari peneliti terdahulu memberikan gambaran dalam menganalisis tindak ilokusi dan tindak perlokusi dalam penelitian ini.
9
Kedudukan penelitian ini menyempuranakan kajian dalam penelitian terdahulu. Penelitian ini akan membahas tindak lokusi dan tindak ilokusi yang
terdapat dalam kolom Sungguh-Sungguh Terjadi pada media cetak Kedaulatan Rakyat. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ilmu bahasa
Pragmatik, belum ditemukan mengenai tindak ilokusi dan tindak perlokusi yang terdapat dalam kolom Sungguh-Sungguh Terjadi pada koran Kedaulatan Rakyat.
Kebanyakan peneliti membedakan ilokusi kedalam lima jenis ilokusi yang meliputi ilokusi asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Penelitian ini
menganalisis tindak ilokusi dan tindak perlokusi dengan tujuan mengetahui maksud dibalik tuturan pada kolom Sungguh-Sungguh Terjadi.
2.2 Kajian Teori 2.2.1. Pragmatik