Keterkaitan tindak ilokusi dan perlokusi Kerangka Teori

23 digunakan dalam penyuluhan Hamundu, 1999. Media cetak membantu penerimaan informasi untuk mengatur masukan informasi tersebut.

2.3 Keterkaitan tindak ilokusi dan perlokusi

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ilokusi adalah untuk meyakinkan seseorang untuk menarik perhatian dengan cara mengatakan, mengiklankan, menyarankan. Perlokusi dalam teks bacaan ini adalah menarik minat seseorang untuk mencobanya.

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini memiliki dasar yang jelas bagi unsur- unsur masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Pragmatik Parker 1986 menyatakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Parker dengan tegas membedakan antara studi ilmu bahasa pragmatik dengan studi tata bahasa atau gramatika bahasa, yang disebutkan terakhir itu semata-mata dianggapnya sebagai studi ihwal seluk beluk bahasa secara internal, terlepas dari konteks situasi pemakaiannya di dalam masyarakat sesungguhnya. Menurut parker studi gramatika bahasa tidak perlu dikaitkan dengan konteks situasi tuturnya, sedangkan studi tentang gramatika mutlak harus dikaiteratkan dengan konteks situasi tutur tersebut. 24 2. Tindak Tutur Tindak tutur yang disampaikan Searle 1969 secara lengkap adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi bahasa. John Austin mendefinisikan tindak tutur sebagai konsep teori yang menyatakan pada dasarnya bila seseorang mengatakan sesuatu maka sebenarnya dia juga melakukan sesuatu. 3. Jenis tindak tutur Ilokusi Kelima macam bentuk tuturan ilokusi disebutkan Rahardi 2009:73 pertama, asertif assertives, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan, menyarankan, membual, mengeluh, dan mengklaim. Kedua, direktif direktives, yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya memesan, memerintah, memohon, menasehati, dan merekomendasi. Ketiga, ekspresif exspressives, yakni bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji, dan belasungkawa. Keempat, komisif cummisives, yakni bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran, misalnya berjanji, bersumpah dan menawarkan sesuatu. Kelima, deklaratif declarations, yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataannya, misalnya berpasrah, memecat, membaptis, memberi nama, mengangkat, mengucilkan dan menghukum. 25 4. Tindak tutur perlokusi Tindak perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh effect seperti memalukan, membujuk, mengintimidasi, dan lain-lain Searle, 1983. 5. Konteks Pengertian konteks menurut Preston 1984:12 adalah segenap informasi yang berada di sekitar pemakaian bahasa, bahkan termasuk juga pemakaian bahasa yang ada disekitarnya. Mulyana mendefinisikan konteks sebagai situasi atau latar terjadinya suatu komunikasi. 6. Perubahan makna Makna tidak selalu bersifat statis, dari waktu ke waktu makna kata-kata dapat mengalami perubahan Keraf, 2002:95. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan terjemahan dari istilah latin style. Keraf 2002:113 mengartikan gaya bahasa sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa. 8. Media cetak Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat. Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan- pasan visual. Media cetak merupakan bagian dari media massa yang 26 digunakan dalam penyuluhan Hamundu, 1999. Media cetak membantu penerimaan informasi untuk mengatur masukan informasi tersebut. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Subjek penelitian tentang tindak ilokusi dan tindak perlokusi adalah kolom yang terdapat di bagian pojok surat kabar harian Kedaulatan Rakyat yaitu Sungguh-Sungguh Terjadi bulan Februari-Maret 2012. Dari kolom Sungguh- Sungguh Terjadi itu diperoleh data bahasa yang berupa tindak ilokusi dan tindak perlokusi, dengan harapan tuturan yang disampaikan dalam kolom tersebut dapat dibaca dan pembaca memahami maksud dan memperoleh manfaat dari hasil penelitian ini. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau yang sebagaimana adany Nawawi, 1985:63. Penelitian ini tidak bertujuan untuk mencari atau menjelaskan hubungan-hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau menemukan makna dan implikasi. Sesuai dengan pendapat Bodgan dan Taylor, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2006:4. 27

Dokumen yang terkait

“Semiotika 2 foto Jurnalistik Erupsi Gunung Kelud” (Analisis Semiotika pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014).

0 2 8

PENDAHULUAN Penggunaan Deiksis Dalam Berita Utama Harian KOMPAS Bulan Februari-Maret 2013.

0 1 7

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN KOMPASBULAN FEBRUARI-MARET 2013 Penggunaan Deiksis Dalam Berita Utama Harian KOMPAS Bulan Februari-Maret 2013.

0 1 13

DIKSI DAN GAYA BAHASA WACANA IKLAN PADA TABLOID NOVA EDISI BULAN FEBRUARI – MARET 2012 Diksi Dan Gaya Bahasa Wacana Iklan Pada Tabloid Nova Edisi Bulan Februari – Maret 2012.

0 1 11

PRESUPOSISI DAN REFERENSI PADA RUBRIK SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT Presuposisi Dan Referensi Pada Rubrik Sungguhsungguh Terjadi Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Desember 2011.

0 1 16

PRESUPOSISI DAN REFERENSI PADA RUBRIK SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT Presuposisi Dan Referensi Pada Rubrik Sungguhsungguh Terjadi Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Edisi Desember 2011.

0 2 15

Analisis ketepatan diksi pada kolom 'Analisis' surat kabar harian Kedaulatan Rakyat Edisi Maret 2014.

0 1 76

Analisis ketepatan diksi pada kolom 'Analisis' surat kabar harian Kedaulatan Rakyat Edisi Maret 2014

0 0 74

JENIS NAMA DAN DASAR PENAMAAN DALAM KOLOM “SUNGGUH-SUNGGUH TERJADI” (SST) DI KEDAULATAN RAKYAT : SEBUAH KAJIAN AWAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

0 2 125

Tindak ilokusi dan perlokusi pada ``Sungguh-Sunggh Terjadi`` Harian Kedaulatan Rakyat bulan Februari-Maret 2012 - USD Repository

0 2 100