Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Pola Konsumsi Makanan

lain rendahnya konsumsi susu dan prevalensi anak yang memiliki tubuh pendek di Indonesia khususnya Sumatera Utara cukup tinggi. Berangkat dari keadaan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan pada anak 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. Hasil survei awal penelitian didapatkan gambaran anak SDN 173538 Balige memiliki karakteristik yang heterogen baik dari suku, pendidikan, agama, dan status ekonomi. Dari pengukuran tinggi badan dan z_score, didapat beberapa murid SDN 173538 Balige memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya. Dari 15 orang anak yang diukur tinggi badannya, 2 orang 13,33 sangat pendek, 6 orang 40,00 pendek, dan 7 orang 46,67 tinggi badan normal. Pola konsumsi susu anak sekolah di SDN 173538 Balige juga berbeda-beda. Sebagian anak biasanya mengkonsumsi susu kental manis. Bila dalam sehari anak- anak mengkonsumsi susu kental manis sebanyak 100 ml maka akan memberikan asupan 336 kkal, 8,20 gr protein, dan 275 mg kalsium. Hal tersebut dapat menambah asupan zat gizi sekitar 20 dari angka kecukupan energi, protein, dan kalsium pada anak. Sehubungan dengan gambaran awal tersebut peneliti tertarik memilih lokasi tersebut untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. Universitas Sumatera Utara 1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui kecukupan energi yang berasal dari makanan dan susu yang dikonsumsi anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. 2. Mengetahui kecukupan protein yang berasal dari makanan dan susu yang dikonsumsi anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. 3. Mengetahui kecukupan kalsium yang berasal dari makanan dan susu anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. 4. Mengetahui status gizi berdasarkan TBU pada anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. 5. Mengetahui hubungan antara kecukupan energi, protein, kalsium dari makanan dan susu dengan TBU pada anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah mengenai hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun di SDN 173538 Balige. Universitas Sumatera Utara 2. Sebagai bahan informasi bagi orang tua murid di SDN 173538 mengenai pentingnya menjaga pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dan pemantauan tinggi badan anak. 3. Sebagai bahan informasi mengenai pola konsumsi makanan, konsumsi susu dan tinggi badan anak sekolah bagi pihak Puskesmas Balige dalam kegiatan UKS di SDN 173538 Balige. Universitas Sumatera Utara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pola Konsumsi Makanan

Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan rasa lapar atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat Sedioetama 1996. Menurut Enoch 1980 konsumsi makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang dimakan dan dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau jumlah kalori dan zat gizi. Konsumsi makanan dan zat gizi yang adekuat memiliki peranan penting bagi anak usia sekolah untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak yang optimal Brown, 2005. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan Harper et al, 1986. Anak usia sekolah mengalami perubahan tinggi badan dan berat badan yang tidak mencolok seperti pada usia balita. Walaupun pada masa ini pertumbuhan fisik anak relatif stabil, nafsu makan dan konsumsi makanan anak cenderung meningkat. Anak usia sekolah membutuhkan zat gizi yang memadai karena masih dalam masa Universitas Sumatera Utara pertumbuhan, membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, serta memiliki cadangan zat gizi untuk pertumbuhan di masa remaja Mc Williams, 1993. 2.2. Susu 2.2.1. Definisi Susu