Kecukupan Protein dari Konsumsi Makanan Kecukupan Kalsium dari Konsumsi Makanan

makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh anak sekolah baik dari rumah maupun makanan jajanan dari luar belum bisa mencukupi kebutuhan energi yang dibutuhkan dalam sehari. Penghasilan orang tua anak rata-rata sebanyak Rp 1.601.667 per bulan, ini menunjukkan tingkat perekonomian keluarga anak sekolah di SDN 173538 Balige termasuk dalam ekonomi menengah ke bawah. Bila dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga masing-masing yang rata-rata memiliki lebih dari dua anak, maka penghasilan tersebut kurang dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehingga untuk kebutuhan primer khususnya pangan tidak dapat dipenuhi secara maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa beberapa anak kecukupan energinya masih kurang bahkan defisit. Bila dilihat dari hasil food recall, banyak juga anak sekolah tidak rutin makan tiga kali sehari sehingga asupan energi kurang terpenuhi. Sedangkan jajanan mereka di sekolah juga tidak banyak menyumbangkan energi. Anak sekolah juga kurang mendapat informasi mengenai konsumsi makanan bergizi dan kecukupannya sehari- hari yang penting bagi tubuh anak. Pihak sekolah kurang memberikan informasi atau penyuluhan kepada anak-anak mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup bagi pertumbuhan anak sekolah. Hal itu juga tidak didukung dengan adanya kegiatan yang berkaitan Usaha Kesehatan Sekolah dari Puskesmas di wilayah tersebut.

5.1.2. Kecukupan Protein dari Konsumsi Makanan

Kecukupan protein dari konsumsi makanan pada anak sekolah diperoleh dari data food recall 24 jam yang dilakukan 2 kali. Rata-rata tingkat konsumsi protein anak sekolah sebesar 48,3660 mg dengan konsumsi paling rendah pada anak sekolah adalah 26,20 mg, dan yang paling tinggi sebesar 83,87 mg. Kebutuhan protein dalam Universitas Sumatera Utara satu hari untuk anak usia 7-9 adalah sebanyak 45 mg dan anak usia 10-12 tahun sebanyak 50 mg. Rata-rata konsumsi ini termasuk dalam kategori kecukupan protein baik bagi anak usia 7-9 tahun dan keccukupan protein sedang bagi anak usia 10-12 tahun. Dari 60 anak sekolah, 10 mengalami defisit protein, 16,7 kurang, 36,7 sedang, dan 36,7 baik. Konsumsi protein anak lebih baik bila dibandingkan dengan konsumsi energi. Dari hasil wawancara food recall, peneliti mendapat informasi makanan harian anak- anak dan dapat diketahui bahwa anak sekolah di SDN 173538 Balige ini sering mengkonsumsi ikan. Bila dilihat dari daerah tempat tinggal mereka juga dekat dengan perairan sehingga tidak sulit untuk mendapatkan ikan dan ikan selalu tersedia di pasar yang dapat dijangkau oleh setiap keluarga.

5.1.3. Kecukupan Kalsium dari Konsumsi Makanan

Kecukupan kalsium dari konsumsi makanan pada anak sekolah diperoleh dari data food recall 24 jam yang dilakukan 2 kali. Rata-rata tingkat konsumsi kalsium anak sekolah sebesar 734,1592 mg dengan konsumsi paling rendah adalah 140 mg, dan yang paling tinggi sebesar 1843,90 mg. Kebutuhan kalsium dalam satu hari untuk anak usia 7-9 adalah sebanyak 600 mg dan anak usia 10-12 tahun sebanyak 1000 mg. Rata-rata konsumsi ini termasuk dalam kategori kecukupan kalsium baik untuk usia 7-9 tahun dan kecukupan protein kurang untuk usia 10-12 tahun. Dari 60 anak, 48,3 mengalami defisit kalsium, 6,7 anak mengalami kurang kalsium, 6,7 anak kecukupan kalsium sedang, dan 38,3 anak kecukupan kalsium baik. Kalsium dalam tubuh hanya terdapat ± 2 dan 99 terdapat dalam tulang. Kalsium sangat penting dan dibutuhkan tubuh saat masa pertumbuhan karena Universitas Sumatera Utara dibutuhkan dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Konsumsi kalsium yang kurang pada responden dapat dipengaruhi karena kurangnya asupan makanan yang mengandung kalsium tinggi.

5.2. Gambaran Kecukupan Energi, Protein, dan Kalsium dari Konsumsi Susu