Peranan Susu terhadap Tinggi Badan Anak Kerangka Teori Kerangka Konsep

Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan yang dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan dan adat kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan. Sementara, permasalahan gizi tidak hanya terbatas pada kondisi kekurangan gizi saja melainkan tercakup pula kondisi kelebihan gizi. Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi nutritional imbalance, yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan. Hal yang diakibatkan dari masalah gizi pada anak utamanya berupa penyakit kronis, berat badan lebih dan kurang, pica, karies dentis, serta alergi Arisman, 2008.

2.5. Peranan Susu terhadap Tinggi Badan Anak

Usia sekolah dasar 6-12 tahun merupakan puncak pertumbuhan tinggi kedua setelah usia 0-3 tahun. Hal ini merupakan masa terpenting dalam pembentukan kualitas fisik orang dewasa. Susu merupakan minuman yang bergizi tinggi karena mengandung protein yang bernilai biologi tinggi, sangat tepat untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh anak sekolah. Pada masa usia ini terjadi peningkatan massa tulang yang pesat. Untuk itu, diperlukan pangan yang kaya kalsium dan fosfor. Susu memiliki kandungan kalsium dengan kualitas dan tingkat ketercernaan yang tinggi. Black, dkk 2002 mengungkapkan bahwa anak usia 3-10 tahun yang tidak menyukai susu termasuk susu sapi pada jangka panjang akan memiliki resiko mengalami ukuran tubuh lebih pendek dan kesehatan tulang yang buruk. Black dan kawan-kawan juga menemukan Universitas Sumatera Utara bahwa anak yang tidak suka susu memiliki ukuran skleton yang lebih kecil dan kandungan mineral tulang yang lebih rendah daripada ukuran skleton dan kandungan mineral tulang anak yang meminum susu. Angka kecukupan rata-rata kalsium yang dianjurkan pada anak usia 6-12 tahun sebanyak 600-1000 mg kalsium. Sedangkan kalsium yang dapat diserap oleh tubuh anak-anak sebesar 50-70. Sehingga jika anak-anak mengkonsumsi susu dengan jumlah yang cukup per hari maka dapat membantu mengoptimalkan kecukupan kalsium per hari. Misalnya dengan mengkonsumsi susu bubuk 100 gram 904 mg kalsium per hari maka dapat memenuhi kebutuhan kalsium harian anak.

2.6. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tinggi Badan Sumber: Ilmu Kesehatan Anak IKA FKUI, 2002; Black dkk,2002 Tinggi Badan Anak Outcome Sebab Langsung Hormon Genetik Penyakit AkutKronis Sosial Ekonomi Keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan Konsumsi Susu Intake Gizi Sebab Tak Langsung Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Pada masa usia sekolah yaitu 6-12 tahun terjadi peningkatan massa tulang yang pesat. Untuk itu, diperlukan pangan yang memberi sumbangan yang cukup dan kaya akan protein dan kalsium. Asupan makanan yang mengandung energi, protein, dan kalsium yang cukup bagi tubuh anak sangat membantu proses pertumbuhan tinggi badan anak. Selain berasal dari makanan pokok dan lauk pauk, ketiga zat gizi tersebut juga dapat diperoleh dari susu. Susu memberi tambahan energi, protein, dan kalsium dengan kualitas dan tingkat ketercernaan yang tinggi. Dengan adanya kandungan kalsium dalam susu tersebut, maka diasumsikan dapat memengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak. Dalam penelitian ini akan diketahui hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak menurut umur di SDN 173538 Balige. Pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dapat memberikan sumbangan energi, protein, dan kalsium yang dapat mempengaruhi tinggi badan anak. Selain itu faktor genetik yaitu tinggi badan orang tua juga memengaruhi tinggi badan anak. Konsumsi Makanan Kecukupan Energi, Protein, dan Kalsium Tinggi Badan Anak Konsumsi Susu Tinggi Badan Orang Tua Universitas Sumatera Utara 28 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian