Kecukupan Energi dari Konsumsi Makanan

50 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Kecukupan Energi, Protein, dan Kalsium dari Konsumsi Makanan

Kecukupan energi, protein, dan kalsium dari konsumsi makanan merupakan rata-rata asupan energi, protein, dan kalsium harian anak sekolah di SDN 173538 Balige. Dari hasil gambaran kecukupan energi, protein, dan kalsium dari makanan secara keseluruhan didapat bahwa tingkat konsumsi anak sekolah terhadap ketiga zat gizi tersebut bervariasi dari baik hingga ada juga yang mengalami defisit.

5.1.1. Kecukupan Energi dari Konsumsi Makanan

Kecukupan energi dari konsumsi makanan pada anak sekolah diperoleh dari data food recall 24 jam yang dilakukan 2 kali. Energi terendah yang dikonsumsi oleh anak sekolah dari makanan adalah 916,45 kkal, sedangkan energi tertinggi sebanyak 2309,94 kkal. Kebutuhan energi anak usia sekolah dalam sehari adalah sebanyak 1800 kkal untuk usia 7 – 9 tahun dan 2050 kkal untuk usia 10 – 12 tahun, sedangkan konsumsi energi rata-rata anak sekolah adalah 1566,5565 kkal. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi anak sekolah dalam sehari masih kurang dari Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan. Tingkat kecukupan energi responden jika dibandingkan dengan persen AKG diperoleh hasil sebanyak 31, mengalami defisit energi, 18,3 anak mengalami kurang energi, 38,3 anak kecukupan energi sedang, dan 11,7 anak kecukupan energi dalam keadaan baik. Jumlah anak sekolah yang mengalami defisit energi sebanyak 19 orang dari jumlah keseluruhan responden. Hal ini dapat diakibatkan Universitas Sumatera Utara makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh anak sekolah baik dari rumah maupun makanan jajanan dari luar belum bisa mencukupi kebutuhan energi yang dibutuhkan dalam sehari. Penghasilan orang tua anak rata-rata sebanyak Rp 1.601.667 per bulan, ini menunjukkan tingkat perekonomian keluarga anak sekolah di SDN 173538 Balige termasuk dalam ekonomi menengah ke bawah. Bila dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga masing-masing yang rata-rata memiliki lebih dari dua anak, maka penghasilan tersebut kurang dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehingga untuk kebutuhan primer khususnya pangan tidak dapat dipenuhi secara maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa beberapa anak kecukupan energinya masih kurang bahkan defisit. Bila dilihat dari hasil food recall, banyak juga anak sekolah tidak rutin makan tiga kali sehari sehingga asupan energi kurang terpenuhi. Sedangkan jajanan mereka di sekolah juga tidak banyak menyumbangkan energi. Anak sekolah juga kurang mendapat informasi mengenai konsumsi makanan bergizi dan kecukupannya sehari- hari yang penting bagi tubuh anak. Pihak sekolah kurang memberikan informasi atau penyuluhan kepada anak-anak mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup bagi pertumbuhan anak sekolah. Hal itu juga tidak didukung dengan adanya kegiatan yang berkaitan Usaha Kesehatan Sekolah dari Puskesmas di wilayah tersebut.

5.1.2. Kecukupan Protein dari Konsumsi Makanan