Metode Pembelajaran Komponen Pembelajaran Keterampilan Membaca 1.
24
language learning” . Maksud dari pendapat tersebut adalah cara mengajar
sebuah bahasa yang berdasarka prinsip-prinsip dan cara-cara sistematis, misalnya penerapan teori mana yang paling efektif diamana bahasa
diajarkan dan dipelajari dengan baik berdasarkan teori tertentu tentang bahasa dan pembelajaran bahasa.
Kedudukan metode dalam pembelajaran antara lain, 1 metode sebgai alat motivasi ekstrinsik, 2 metode sebagai strategi pembelajaran, dan 3
metode sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran Mufarokah, 2009: 78. Hal ini menunjukkan bahwa metode juga bagian dari rencana untuk
tercapainya tujuan pembelajaran. Komalasari 2010: 56 menyatakan bahwa sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain, 1 ceramah; 2 demonstrasi; 3
diskusi;4 simulasi; 5 laboratorium; 6 pengalaman lapangan; 7 brainstorming; 8 debat; dan 9 simposium.
Dalam keterampilan membaca dikemukakan oleh Sydney G. Donald dan Pauline E. Kneale 2001: 43 mengenai teknik membaca dengan
pendekatan ‘deep study’ untuk pembelajaran yang efektif, di antaranya sebagai berikut.
1. Membaca ‘deep study’ Metode membaca untuk membuat hubungan, pemahaman arti,
mempertimbangkan implikasi, dan mengevaluasi argument. Membaca sangat memerlukan pendekatan strategi dan waktu untuk berpikir.
2. Browsing
25
Dalam metode ini melibatkan pemeriksaan urusan saat ini, sejarah, dan teks pengantar. Sumber yang baik pada umumnya dan informasi
bertopik, contohnya surat kabar dan majalah. Metode ‘Browsing’ membantu membangun indera bagaimana bahasa secara keseluruhan atau sebagian.
3. Scanning Metode ini biasanya digunakan bila ingin mendapatkan informasi
yang spesifik. Memindai halaman koten atau indeks, membuat mata bergerak dan mencari kata kunci dan frase.
Berdasarkan Harjasujana 1996: 28-42, model proses membaca dikelompokkan ke dalam 3 klasifikasi model, di antaranya model Membaca
Bawah-Atas Bottom-up, model Membaca Atas-Bawah to-Down, dan model Membaca Timbal Balik interactive.
1. Model Membaca Bawah-Atas atau Bottom-Up MMBA Pada MMBA pembaca akan memulai proses membacanya dengan
pengenalan dan penafsiran terhadap huruf-huruf atau unit-unit yang lebih besar dari huruf yang terdapat dalam materi cetak. Setelah kata-kata
didekode dalam bahasa batin, disitulah tempat pembaca memperoleh makna. Proses ini sama seperti yang terjadi pada waktu menyimak. Jika kita lihat
proses membaca dengan MMBA, tampaknya yang memainkan peranan utama dalam proses membaca tersebut adalah unsur teks. Dari teks dari
bawah melalui mata ditarik ke dalam struktur otak untuk mengidentifikasi dan mencari maknanya. Proses ini akan terjadi manakala seorang pembaca
berhadapan dengan materi-materi bacaan baru yang sama sekali belum pernah dikenalnya.
26
2. Model Membaca Atas-Bawah atau Top-Down MMAB Fungsi mata memainkan peranan minor dalam kegiatan membaca
dengan model ini. Model membaca dengan tipe MMAB ini tampaknya dilandasi oleh sebuah asumsi tentang prinsip kerja mata. Prinsip ini
menganut pandangan bahwa jika seseorang terlalu menaruh bahwa jika seseorang terlalu menaruh harapan pada kerja visual akan berdampak
negatif terhadap keberhasilan membaca. Pembaca hanya membutuhkan melihat beberapa huruf yang seharusnya dilihatnya, namun dia akan
memperoleh pemahaman yang sama seperti jika dia melihat seluruh huruf yang terdapat dalam kelompok huruf tersebut. Dengan prediksi dapat
mengurangi beban kerja mata. 3. Model Membaca Timbal Balik atau interactive MMTB
Model ini melukiskan MMBA dan MMAB berlangsung simultan pada pembaca yang mahir. Artinya, proses membaca tidak lagi menunjukkan
suatu proses yang bersifat linier, tidak menunjukkan proses yang berturut- berlanjut, melainkan suatu proses timbal balik yang bersifat simultan. Pada
suatu saat MMBA percaya bahwa pemahaman itu berperan dan pada saat lain justru MMAB yang berperan.
27
MMBA MMAB
Bagan 1.2 Perbedaan Pokok antara MMBA dan MMAB
Metode merupakan bagian dari rencana yang dalam proses pembelajaran berupa cara yang diaplikasikan di kelas. Ada berbagai banyak
cara yang dapat dilakukan bahkan cara-cara tersebut dapat dikembangkan lagi agar tercapainya tujuan pembelajaran.