9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori tentang IPA
1. Hakikat IPA
Dari segi istilah IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang alam. Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang benar,
rasional dan objektif. Pengetahuan Alam berarti pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Jadi secara singkat IPA merupakan pengetahuan
yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengaan segala isinya Hendro Darmodjo, 1993:3.
Webster’s: New Lollegiate Dictionary Srini M. Iskandar, 1997:2 menyatakan “natural science knowledge concerned with the physical word and
its phenomena ”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan
tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan menurut Nash IPA merupakan suatu cara atau metode untuk mengamati alam, dengan cara yang bersifat
analitis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif
yang baru tentang objek yang diamati. Menurut seorang ahli falsafah IPA Rom Harre menyatakan bahwa IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji
kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama Hendro Darmodjo, 1993: 3-4.
10 Muslichah Asy’ari menyatakan bahwa sains sebagai ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Conant mengartikan sains sebagai bangunan atau deretan konsep
yang saling berhubungan sebagai hasil dari eksperimen dan observasi. Carin Sund mengatakan sains adalah satu sistem untuk memahami alam semesta
melalui eksperimen dan observasi yang terkontrol. Abruscato mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang
sistematis guna mengungkapakan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta Muslicha
h Asy’ari, 2006:7. Dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
pengetahuan yang mempelajari alam dan gejala-gejalanya secara rasional dan objektif. IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melaui cara yang
sistematis. 2.
Tujuan IPA Mata pelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut. a.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
11 c.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentangadanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f.
Meningkatkan kesadaran utnuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTS. Trianto 2010: 142 mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPA di
sekolah untuk memberikan pengetahuan kognitif kepada siswa, jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep
IPA. Disamping itu, pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan keterampilan psikomotor, kemampuan sikap ilmiah afektif, pemahaman,
kebiasaan, dan apresiasi dalam mencari jawaban atas suatu permasalahan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
IPA dalam penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai alam dan segala isinya, keterampilan dan sikap ilmiah kepada siswa.
Pembelajaran IPA ini bertujuan agar siswa mengenal pengetahuan serta memgembangkan minat siswa terhadap pelajaran IPA.
12 3.
Ruang Lingkup IPA Sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA yang telah dirancang dalam
KTSP, maka dapat dijabarkan ruang lingkup pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan,
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b.
Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaan meliputi: cair, padat, dan gas. c.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya. Berdasarkan panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan BNSP materi pelajaran IPA bagi siswa kelas V semester 1 pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi SK
Kompetensi Dasar KD 1.
Mengidentifikasi fungsi
organ tubuh manusia dan hewan
1.3 Mengidentifikasi
fungsi organ pencernaan manusia
dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan
13 Materi tersebut akan dijabarkan ke dalam indikator-indikator yang lebih
operasional. Materi-materi tersebut akan disampaikan dengan metode mind mapping dan beberapa metode yang sesaui dengan prinsip belajar IPA, seperti
pengamatan atau eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas V SD.
4. Karakteristik Siswa SD
Sekolah dasar merupakan awal jenjang pendidikan wajib pertama yang diikuti siswa. Maka agar pencapaian hasil belajar dapat optimal, perlu
diperhatikan tentang perkembangan dan karakteristik siswa usia sekolah dasar. Menurut Piaget Asy’ari, 2006: 38 perkembangan kognitif anak dapat
dibedakan menjadi beberapa tahap, yaitiu: – 2 tahun
: Sensor motor 2
– 6 tahun : Praoperasional
7 – 11 tahun : Operasional konkrit
11 tahun : Operasional formal
Jika dilihat dari tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget, siswa SD yang rata-rata berusia 67 tahun
– 1112 tahun masuk kedalam tahap operasional konkrit. Menurut Maslichah Asy’ari 2006: 38 siswa yang berada
pada tahap tersebut umumnya memiliki sifat: a.
Memiliki rasa ingin tahu yang kuat. b.
Senang bermain atau suasana yang menggembirakan.
14 c.
Mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka mencoba- coba.
d. Memilki dorongan yang kuat untuk berprestasi, tidak suka mengalami
kegagalan. e.
Akan belajar efektif bila merasa senang dengan situasi yang ada. f.
Belajar dengan cara bekerja dan suka mengerjakan apa yang ia bisa pada temannya.
Di sekolah dasar, tahapan pada usia ini dibagai menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah sekolah dasar
berlangsung pada usia 67 tahun – 910 tahun, yang biasanya duduk di kelas 1,
2, dan 3 SD. Sedangkan masa kelass tinggi berlangsung antara usia 910 tahun – 1213 tahun yang biasanya duduk di kelas 4, 5, dan 6 SD. Secara lebih
spesifik, siswa kelas rendah dan kelas tinggi memiliki kekhasan yang berbeda. Menurut Rita Eka, dkk 2008: 116 ciri-ciri siswa kelas rendah adalah: a
terdapat hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah; b suka memuji diri sendiri; c menganggap suatu tugas atau pekerjaan tidak
penting apabila siswa tidak dapat mengerjakannya; d suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya; e suka
meremehkan orang lain. Sedangkan ciri-ciri siswa kelas tinggi menurut Rita Eka, dkk 2008:
116-117 adalah: a perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari; b ingin tahu, ingin belajar, dan realistis; c timbul minat pada pelajaran-
15 pelajaran khusus; d memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajarnya di sekolah; serta e suka membentuk kelompok sebaya utnuk bermain bersama dan membuat aturan bermain dalam kelompoknya.
Menurut Maslichah Asy’ari 2006: 38-44 siswa kelas tinggi sudah dapat berpikir secara reversibel atau bolak-balik, dapat mengelompokkan dan
menentukan urutan, dan telah mampu melakukan opersi logis meskipun dengan pengalaman yang terbatas. Oleh karena itu pembelajaran di kelas tinggi
sebaiknya diarahkan pada pelatihan kemampuan berpikir yang lebih kompleks. 5.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah dasar harus
disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa. Karakteristik siswa setiap jenjang pendidikan berbeda-beda. Seperti halnya siswa sekolah dasar
yang menurut Piaget memasuki tahap operasional konkrit memiliki ciri-ciri tersendiri. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan di kelas harus
disesuaikan dengan ciri-ciri tersebut. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget dan ciri-ciri siswa
sekolah dasar, implikasi dalam pembelajaran IPA di SD sebaiknya: a.
Pembelajaran IPA diupayakan menggunakan aktivitas konkrit utnuk semua tingkatan kelas di SD.
b. Pembelajran disajikan memalui berbagai variasi kegiatan, agar dapat diikuti
dengan baik oleh siswa dari berbagai tahap perkembangan.
16 c.
Guru diharapkan mengenal setiap tingkat perkembangan siswa agar pembelajaran menjadi lebih efektif.
d. Memberikan latihan yang berulang untuk perkembangan berpikir
operassional. e.
Memberikan kesempatan untuk mengembangkan pola berpikir operasional formal kepada siswa kelas tinggi. Hendro Darmojo, 1993: 22-23
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar harus disesuaikan dengan ciri khas perkembangan siswa pada
usia tersebut. Siswa sekolah dasar umumnya senang bermain dan menyukai hal- hal baru yang menarik. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA harus dirancang
dengan menarik, misalnya dengan menggunakan media yang menarik dan metode yang menyenangkan. Salah satu metode yang menyenangkan dan dapat
menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPA adalah metode Mind Mapping.
B. Metode Mind Mapping