Deskripsi Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

61 dalam kategori kurang, dan tekun siswa yaitu 59 yang termasuk dalam kategori cukup. Pada tahap ini juga diketahui bahwa hasil belajar siswa dari materi sebelumnya masih dalam kategori cukup. Berikut ini data hasil belajar siswa ada kondisi awal atau pra tindakan. Tabel 10. Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Pra Siklus Jumlah Siswa Ketentuan Persentase Keterangan Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas 31 4 27 13 87 Jumlah total nilai siswa 1865 Rata-rata nilai siswa 60 Dari tabel 10, dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ≥70 sejumlah 4 siswa atau sebesar 13. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 27 siswa atau sebesar 87. Rata-rata nilai seluruh siswa pada tahap awal atau pra tindakan adalah 60.

D. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, yang setiap siklusnya dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit. Penelitian ini dilaksanakan dengan menyesuaikan jadwal pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Balangan 1. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 4 tahapan, yaitu tahap perencanaa, pelaksanaan tindakan, 62 observasi, dan refleksi. Deskripsi penelitian tindakan kelas dengan metode mind map sebagai berikut.

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I ini dimulai pada tanggal 2 September sampai 7 September 2015. Siklus I ini dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan, masing- masing pertemuan berlangsung salama 2 jam pelajaran. Standar Kompetensi yang digunakan dalam siklus ini adalah Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Pokok bahasan pertemuan pertama tentang alat dan fungsi organ pencernaan, pokok bahasan pertemuan kedua adalah penyakit yang menyerang organ pencernaan, dan pokok bahasan pada pertemuan ketiga adalah cara merawat organ pencernaan manusia. Berikut penjabaran dari pelaksanaan tindakan siklus I:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan ini dilakukan oleh guru bersama dengan peneliti sebelum memasuki tindakan siklus I. Perencanaan ini bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang dibuat dalam tindakan siklus I adalah: 1 Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP menggunakan metode mind map, bahan ajar, LKS, soal evaluasi, kunci jawaban, dan pedoman penilaian. 63 2 Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar dan materi dalam bentuk multimedia. 3 Menyiapkan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan metode mind map dan lembar observasi minat belajar siswa, serta skala minat untuk siswa. 4 Berdiskusi dengan guru kelas V SD N Balangan 1 untuk menyamakan pemahamana tentang langkah-langka pembelajaran menggunakan metode mind map yang akan dilakukan. 5 Menjelaskan kepada observer tentang penggunaan lembar observasi minat siswa dengan metode mind map, lalu menentukan siswa mana saja yang akan diamati.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari tiga pertemuan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan pada tanggal 3 September 2015 sebelum istirahat, pertemuan kedua dilaksanakanpada tanggal 3 September 2015 setelah jam istirahat, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 7 September 2015. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Berikut ini penjabaran kegiatan pelaksanaan tindakan setiap petemuan pada siklus I: 1 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan ke-1 Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 3 September 2015 jam pelajaran ke-3 daan ke-4. Guru berperan sebagai pengajar, sedangkan peneliti berperan sebagai observer pelaksanaan pembelajaran dengan 64 metode mind map dan mengamati minat siswa, dan seorang observer lainnya bertugas mengamati minat belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Siswa memulai pelajaran IPA pada pukul 08.45 WIB. Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan dalam waktu 70 menit. Seluruh siswa kelas V hadir pada pertemuan ini. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengkondisikan siswa untuk belajar dengan meminta siswa untuk duduk tenang di kursi masing-masing. Guru memberi penjelasan kepada siswa bahawa pembelajaran IPA yang akan dilaksanakan sedikit berbeda dari biasanya, yaitu menggunakan metode mind map. Guru juga menjelaskan kepada siswa tentang keberadaan peneliti dan observer yang akan berada di dalam kelas selama pembelajaran IPA berlangsung. Guru memulai pembelajaran dengan memberikan apersepsi berupa tanya jawab dengan sis wa. Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian sudah sarapan? Apa yang terjadi dengan makanan yang kita makan di dalam tubuh kita?”. Siswa memberikan jawaban beraneka ragam, sesuai dengan menu sarapan masing-masing dan pengetahuan siswa tentang proses pencernaan makanan. Jawaban dari masing- 65 masing siswa ditampung oleh guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini dan menyampaikan materi pokok yaitu alat pencernaan manusia dan fungsinya. b Kegiatan Inti Langkah pertama pada pembelajaran menggunakan metode mind map adalah penyampain materi. Guru menjelaskan materi mengenai bagian-bagian dari alat pencernaan manusia dan fungsinya. Siswa menyimak penjelasan dari guru Lampiran C.1. Gambar 1. Kemudian guru melanjutkan dengan memutarkan video mengenai proses pencernaan makanan dalam tubuh manusia. Selama pemutaran video, guru menjelaskan kembali mengenai fungsi alat pencernaan manusia sesuai dengan isi video. Siswa mengamati video dan menyimak penjelasan dari guru. Langkah kedua pada pembelajaran dengan metode mind map adalah diskusi klasikal. Guru mengawalinya dengan bertanya kepada siswa mengenai isi dari video yang telah ditayangkan dengan pertanyaan “Bagaimana proses pencernaan yang terjadi dalam tubuh kita?” Siswa memeberikan jawaban sesuai dengan proses pencernaan yang ditayangkan dalam video Lampiran C.1. Gambar 2. Kemudian guru bertanya kembali mengenai fungsi-fungsi dari setiap alat pencernaan manusia, dimulai dari rongga mulut, kerongkongan, 66 lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Siswa menjawab pertanyaan dari guru sesuai dengan isi video dan buku paket. Langkah ketiga pada pembelajaran dengan metode ini adalah penugasan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok, setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang anak. Siswa duduk bersama anggota kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok mendapatkan LKS tentang bagian-bagaian alat pencernaan dan fungsinya Lampiran A.2.a. Guru membimbing siswa untuk membaca perintah dalam LKS. Setelah memahami perintah pada LKS siswa berdiskusi bersama anggota kelompoknya dan menjawab pertanyaan mengenai alat pencernaan manusia dan fungsinyaLampiran C.1. Gambar 3. Guru memantau siswa selama mengerjakan LKS. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilan beberapa kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil pekerjaannya Lampiran C.1. Gambar 4. Guru memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya dan berpendapat. Kemudian siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa secara klasikal. Langkah keempat pada pembelajaran dengan metode mind map adalah menentukan hubungan antara berbagai gagasankata kunci dari setiap materi. Guru membimbing siswa dalam menentukan kata kunci dari materi mengenai alat pencernaan manusia dan fungsinya. Guru 67 membimbing siswa untuk menentukan kata kunci dari alat pencernaan manusia, seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Kemudian siswa bersama guru mengaitkan setiap kata kunci tersebut. Langkah kelima pada pembelajaran dengan metode mind map adalah melakukan brainstorming. Guru membimbing siswa melakukan brainstorming mengenai materi alat pencernaan manusia dan fungsinya. Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya mengenai semua hal yang diketahui siswa mengenai materi tersebut. Sebagian siswa telah menyampaikan hal-hal yang diketahui mengenai alat pencernaan manusia dan fungsinya. Langkah keenam pada pembelajaran dengan metode mind map adalah pembuatan mind map. Sebelum membuat mind map guru menjelaskan kepada siswa mengenai mind map dan memberi contoh dengan membuat mind map menggunakan materi sebelumnya Lampiran C.1. Gambar 5. Selama membuat contoh mind map, guru juga menjelaskan langkah-langkah membuat mind map yang benar. Guru memberi kesempatan untuk bertanya kepada siswa yang belum memahami cara membuat mind map. Guru membagikan kertas HVS polos kepada setiap siswa. Guru membimbing siswa dalam membuat mind map sesuai dengan langkah-langkahnya, yaitu: 1 siswa menulis ide utama dari bagian tengan kertas HVS kosong yang diletakkan secara 68 mendatar Lampiran C.1. Gambar 6, 2 siswa menggunkan sepidol atau pulpen warna-warni untuk menulis, 3 siswa membuat cabang dari ide utama, 4 siswa menuliskan kata kunci pada setiap cabang, 5 siswa menambahkan gambar yang berhubungan, 6 siswa menambahkan cabang yang lebih kecil. Guru berkeliling kelas untuk mengawasi dan membimbing siswa dalam membuat mind map tentang alat pencernaan manusia dan fungsinya. Masih banyak siswa yang membuat mind map belum sesuai dengan langkah-langkahnya. c Kegiatan Akhir Guru membimbing siswa melakuakn refleksi tentang cara pembelajaran IPA yang digunakan. Guru bertanya apakah kegiatan pembelajaran dengan metode mind map menyenangkan atau tidak. Siswa menjawab dengan antusias bahwa siswa merasa senang dengan metode mind map. Namun, beberapa siswa yang masih bingung dengan cara membuat mind map. Kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk melanjutkan mind map yang belum selesai dibuat. Guru mengakhiri pelajaran dengan mempersilahkasn siswa untuk istirahat. 2 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan ke-2 Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 3 September 2015 jam pelajaran ke-5 daan ke-6. Siswa masuk ke dalam kelas setelah isritahat pertama. Siswa memulai pelajaran IPA pada pukul 09.40-10.50 WIB. 69 Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan dalam waktu 70 menit. Seluruh siswa kelas V hadir pada pertemuan ini. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Pembelajaran dimulai oleh guru dengan mengkondisikan siswa untuk belajar dan merapikan tempat duduk. Selain itu guru juga meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis dan buku paket yang akan digunakan oleh siswa. Pengkondisian siswa pada pertemuan ini agak lama, karena masih banyak siswa yang menghabiskan jajanan dan terlambat masuk ke dalam kelas. Langkah awal pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan melakukan apersepsi. Guru melakukan apersepsi dengan membahas materi sebelumnya, yaitu tentang alat pencernaan manusia dan fungsinya. Kemudian guru mengaitkan materi tersebut dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua. Guru mengaitkan pembelajaran dengan menjelaskan bahwa fungsi dari alat pencernaan manusia dapat terganggu apabila terserang penyakit. Sebelum masuk pada kegiatan inti, guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan 2, yaitu siswa dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang organ pencernaan manusia. 70 b Kegiatan Inti Langkah pertama pada pembelajaran dengan metode mind map adalah penyampaian materi pelajaran oleh guru. Guru menjelaskan pokok bahasan mengenai penyakit yang menyerang organ pencernaan manusia. Siswa menyimak materi yang dijelaskan oleh guru Lampiran C.2. Gambar 1. Kemudian guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari melalui tanya jawab dan diskusi klasikal dengan siswa. Langkah kedua pada pembelajaran dengan metode mind map adalah diskusi klasikal yang diawali oleh guru. Guru mengajukan pertanyaan seputar materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia dan meminta siswa untuk menjawab. Guru bertanya “Apakah kalian pernah mengalami sakit pada alat pencernaan kalian? Pada bagian apa?” Siswa memberi jawaban yang beraneka ragam, ada yang menjawab sakit gigi, sakit perut, diare, hingga typus Lampiran C.2. Gambar 2. Guru bertanya pada salah satu siswa dan meminta siswa untuk menceritakan pengalamannya. Ada siswa yang menceritakan bahwa mengalami sakit gigi karena terdapat lubang pada giginya. Guru bertanya “Apa penyebab gigi berlubang?” Siswa memberi jawaban beraneka ragam seperti karena banyak makan permen dan malas sikat gigi. Guru melanjutkan dengan bertanya kepada siswa mengenai penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia yang lain seperti diare, mag, usus buntu, dan sembelit. Siswa memberikan jawaban sesuai 71 dengan pengetahuannya, dan beberapa siswa menjawab sesuai dengan buku paket. Langkah ketiga pada pembelajaran menggunakan metode mind map adalah penugasan. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok secara acak. Setiap kelompok berangootakan 4-5 anak. Setiap kelompok mendapatkan LKS mengenai penyakit yang menyerang alat pencernaan Lampiran A.2.b. Guru membimbing siswa untuk membaca dan memahami petunjuk mengisi LKS. Setelah siswa memahami petunjuk mengisi LKS, siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mengisi LKS tersebut mengenai penyakit yang menyerang alat pencernaan manusi, ciri-ciri, dan penyebabnya Lampiran C.2. Gambar 3. Guru berkeliling kelas dan mengawasi siswa dalam mengerjakan tugas, serta menegur siswa yang tidak serius dalam mengerjakan Lampiran C.2. Gambar 4. Siswa yang menjadi perwakilan dari kelompoknya diminta untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusinya Lampiran C.2. Gambar 5. Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi presentasi dari temannya. Langkah keempat pada pembelajaran dengan metode mind map adalah menentukan hubungan antara berbagai gagasankata kunci dari setiap materi. Guru membimbing siswa dalam menentukan kata kunci pada materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia seperti, sakit gigi, sariawan, maag, typus, diare, usus buntu, dan sembelit. 72 Kemudian siswa bersama guru menghubungkan kata kunci-kata kunci terssebut. Langkah kelima pada pembelajaran dengan metode mind map adalah melakukan brainstorming. Guru membimbing siswa melakukan brainstormning dengan memingat kembali seputar materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia. Guru bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan siswa mengenai materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia. Kemudian guru membimbing siswa untuk mengaitkan pengetahuan siswa tersebut dengan materi sebelumnya, yaitu alat pencernaan manusia dan fungsinya. Langkah keenam pada pembelajaran dengan metode mind map adalah membimbing siswa dalam menentukan semua aspek yang akan dibuat mind map. Guru membimbing siswa dalam menentukan aspek- aspek dari materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia yang akan di buat mind map seperti, nama penyakit, ciri-ciri penyakit, dan penyebab penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia. Langkah ketujuh pada pembelajaran dengan metode mind map adalah pembuatan mind map. Guru meminta siswa untuk mengeluarkan kembali kertas HVS yang telah digunakan untuk membuat mind map dengan materi sebelumnya. Siswa melanjutkan mind map tersebut, dengan cara menambahkan materi penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia sebagai cabang utama lain Lampiran C.2. Gambar 73 6. Guru membimbing siswa untuk menambahkan cabang yang lebih kecil untuk diisi dengan ciri-ciri dan penyebab penyakit. Guru mengingatkan siswa untuk menggunakan spidol atau pulpen warna- warni dan menambahkan gambar yang relevan dengan materi. Guru mengingatkan kembali mengenai langkah-langkah membuat mind map yang benar. Guru berkeliling kelas untuk melihat dan mengawasi siswa. Guru membimbing beberapa siswa yang belum paham dengan langkah- langkah membuat mind map yang benar. Langkah kedelapan pada pembelajaran dengan metode mind map adalah kesimpulan. Siswa degan bimbingan dari guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan yaitu, penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum pahami. c Kegiatan Akhir Guru melakukan refeksi dengan bertanya kepada siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan. Siswa menjawab bahwa siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang baru. Namun, ada beberapa siswa yang merasa masih bingung dengan metode tersebut. Guru memberikan tindak lanjut, yaitu meminta siswa untuk menyelesaikan dan merapikan mind map di rumah. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya, yaitu cara merawat organ 74 pencernaan manusia. Guru juga meminta siswa untuk membawa sikat gigi pada pertemuan berikutnya. 3 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan ke-3 Siklus I pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 7 September 2015 jam pelajaran ke-5 dan ke-6. Siswa masuk ke dalam kelas setelah istirahat pertama. Pelajaran dimulai pada pukul 9.40 sampai 10.50 WIB. Seluruh siswa kelas V hadir pada pertemuan ini. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Guru mengkondisikan siswa untuk belajar, mengatur dan merapikan tempat duduk, mempersiapkan alat tulis dan buku paket yang akan digunakan Lampiran C.3. Gambar 1. Guru masih menunggu beberapa siswa yang menghabiskan makanannya, kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru mengawali pelajaran dengan memberikan apersepsi kepada siswa, yaitu dengan meminta siswa untuk mengingat materi sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai penyakit yang menyerang organ pencernaan. Sebagian siswa menjawab pertanyaan guru dengan semangat, dan ada sebagian yang hanya menyimak saja. Kemudian guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan ketiga. Guru bertanya “Bagaimana caranya agar alat pencernaan kita tidak terserang 75 penyakit?” Siswa memberikan jawaban beraneka ragam seperti, menyikat gigi secara rutin, makan dengan teratur, tidak makan yang pedas-pedas, dan sebagainya. Guru menyampaikan tujuan pelajaran, yaitu agar siswa dapat menjelaskan cara memelihara alat pencernaan manusia. b Kegiatan Inti Langkah pertama pada pembelajaran dengan metode mind map adalah penyampaian materi. Guru menjelaskan materi pada pertemuan ketiga, yaitu mengenai cara memelihara alat pencernaan manusia. Guru menjelaskan sepuluh cara memelihara alat pencernaan manusia yang dapat dipraktikkan sehari-hari. Langkah kedua pada pembelajaran dengan metode mind map adalah diskusi klasikal. Guru memulai diskusi dengan menanyakan cara merawat alat pencernaan yang telah dipraktikkan oleh siswa dirumah. Siswa memberikan jawaban beraneka ragam seperti, menyikat gigi dua kali sehari, selalu sarapan setiap pagi, makan tiga kali sehari, minum air putih yang banyak, serta makan buah dan sayur. Di akhir diskusi guru memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap merawat alat pencernaan dengan baik agar terhindar dari penyakit. Langkah ketiga pada pembelajaran dengan metode ini adalah penugasan. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 4 samapi 5 siswa. Setiap kelompok mendapatkan LKS 76 Lampiran A.2.c. Guru membimbing siswa untuk membaca dan memahami petunjuk untuk mengisi LKS Lampiran C.3. Gambar 2. Pada pertemuan ketiga siswa diminta untuk melakukan percobaan, yaitu melihat plak gigi. Siswa menyiapkan gelas, sikat gigi, dan pasta gigi. Ada beberapa siswa yang lupa membawa sikat gigi, guru meminta siswa tersebut untuk mengamati teman satu kelompoknya ketika melakukan percobaan. Setelah semua kelompok siap, siswa keluar kelas untuk mengambil air. Diluar kelas, guru telah menyiapkan cairan disclosing solution untuk melihat plak gigi yang telah dituangkan pada gelas sejumlah kelompok Lampiran C.3. Gambar 4. Semua siswa yang membawa sikat gigi menyikat giginya Lampiran C.3. Gambar 3. Guru mengingatkan siswa cara menyikat gigi yang benar. Setelah selesai, guru meminta perwakilan kelompok untuk mengambil cairan disclosing solution. Kemudian siswa mengoleskan cairan tersebut ke permukaan gigi secara merata Lampiran C.3. Gambar 5. Siswa diminta untuk mengamati giginya yang berubah warna menjadi merah Lampiran C.3. Gambar 6. Setelah selesai, siswa berkumur sampai bersih. Kemudian siswa kembali ke dalam kelas dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk mengisi LKS. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya Lampiran C.3. Gambar 7. Langkah keempat pada pembelajaran dengan metode mind map adalah menentukan hubungan antara gagasan kata kunci dari materi 77 yang telah disampaikan. Guru membimbing siswa dalam menentukan kata kunci pada materi cara memelihara alat pencernaan manusia. Kemudian siswa dengan bimbingan guru menentukan hubungan dari setiap kata kunci tersebut Lampiran C.3 Gambar 8. Langkah kelima pada pembelajaran dengan metode mind map adalah brainstorming. Guru melakukan brainstorming dengan cara memberikan siswa pertanyaan seputar cara memelihara alat pencernaan manusia. Kebanyakan siswa menjawab sesuai dengan penjelasan guru di awal pelajaran. Kemudian guru mengaitkan pengetahuan siswa tersebut dengan materi sebelumnya, yaitu alat pencernaan manusia dan cara merawatnya, serta penyakit yang meneyerang alat pencernaan mansia. Langkah keenam pada pembelajaran dengan metode mind map adalah membimbing siswa dalam menentukan semua aspek yang akan dibuat mind map. Siswa bersama dengan guru menentukan aspek-aspek dari materi seputar cara memelihara alat pencernaan manusia yang akan di buat mind map seperti, minum air putih yang cukup, makan teratur, sikat gigi dua kali sehari, cuci tangan sebelum makan, dan beberapa cara merawat alat pencernaan lainnya. Langkah ketujuh pada pembelajaran dengan metode ini adalah membuat mind map. Guru meminta siswa untuk mengeluarkan mind map yang telah dibuat sebelumnya. Mind map tersebut telah diisi 78 dengan fungsi alat pencernaan dan penyakit yang menyerang alat pencernaan sebagai cabang utama, dan aspek-aspek lain sebagai cabang yang lebih kecil. Siswa melanjutkan mind map tersebut dengan materi yang baru dipelajari. Siswa menambahkan cara memelihara alat pencernaan manusia sebagai cabang utama, kemudian menggambar cabang-cabang lain yang lebih kecil. Guru berkeliling kelas dan membimbing beberapa siswa yang belum paham. c Kegiatan Akhir Langkah kedelapan pada pembelajaran dengan metode mind map adalah kesimpulan. Siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran secara keseluruhan. Siswa diminta untuk mengamati mind map yang telah dibuat Lampiran C.3. Gambar 9. Guru mengulas kembali materi dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, sesuai dengan isi mind map mengenai alat pencernaan yang dibuat siswa. Siswa diminta untuk memasukkan mind map dan seluruh buku ke dalam tas. Siswa diberikan soal evaluasi siklus I untuk dikerjakan secara individual Lampiran A.5.1.2. Soal yang telah selesai dikerjakan dikumpulkan kembali untuk dikoreksi. Guru melakukan refleksi dengan bertanya apakah siswa senang dengan metode yang diterapkan. Siswa menjawab bahwa siswa merasa senang mengikuti pelajaran dengan metode mind map. Kemudian guru memberikan tindak lanjut agar siswa mempelajarai materi selanjutnya 79 dirumah. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan mempersiapkan siswa untuk istirahat.

c. Pengamatan Siklus I

Pengamatan pada siklus I terdiri dari pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map oleh guru, pengamatan aktifitas siswa, dan pengamatan minat belajar siswa dengan metode mind map. Berikut ini penjabaran hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map oleh guru , pengamatan aktifitas siswa, dan pengamatan minat belajar siswa pada siklus I. 1 Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru Pengamat untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map adalah peneliti. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi pembelajaran dengan metode mind map oleh guru. a Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru pada Siklus I Pertemuan ke-1 Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, ketercapaian pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind map sebesar 83 Lampiran B.1.a1. Pada pertemuan pertama guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP. Namun, masih ada beberapa langkah yang terlewatkan. Guru belum membimbing siswa dalam menentukan semua aspek dari 80 matei yang akan di buat mind map. Sehingga masih banyak siswa yang belum paham dengan materi apa saja yang harus dituliskan dalam mind map. Guru juga belum membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Hal tersebut dikarenakan jam pelajaran yang hampir habis. b Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru pada Siklus I Pertemuan ke-2 Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map pada siklus I pertemuan 2 sudah baik. Ketercapaian pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind map oleh guru sebesar 94 Lampiran B.1.a.2. Guru melaksanakan pelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada RPP. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik, walaupun masih ada beberapa kendala dalam pertemuan 2. Pada pertemuan ini masih ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas kelompok dengan baik. Ada beberapa siswa yang tidak serius ketika mengerjakan tugas kelompok. Siswa tersebut lebih sering bermain sendiri dan membiarkan teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas sendiri. c Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru pada Siklus I Pertemuan ke-3 Hasil pengamatan pada pembelajaran dengan metode mind map pada siklus I pertemuan 3 didapatkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik dan runtut. Ketercapaian pelaksanaan 81 pembelajaran menggunakan metode mind map oleh guru sebesar 100 Lampiran B.1.a.3. Guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada RPP. Apabila dibandingkan dengan pertemuan 1 dan 2, pertemuan 3 ini lebih baik. Guru tidak lupa dalam membimbing siswa untuk menentukan aspek dari materi yang akan dibuat mind map. Guru juga tidak lupa dalam membimbing siswa untuk membuat kesimpulan secara klasikal. Secara keseluruhan ketercapaian pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map oleh guru pada siklus I sebesar 92. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh guru, seperti membimbing siswa dalam menentukan semua aspek dari materi yang akan dibuat mind map, membimbing siswa untuk membuat gambar yang berhubungan dengan ide utama pada mind map, membimbing siswa dalam menyimpulkan materi, serta melakukan refeksi di akhir pelajaran. Hal tersebut tentu memiliki dampak pada ketercapaian aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. 2 Pengamatan Aktifitas Siswa pada Siklus I a Pengamatan Aktifitas Siswa pada Pertemuan ke-1 Pengamatan aktifitas siswa pada pertemuan pertaama menunjukkan bahawa sebagian besar siswa telah aktif mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map. Hal tersebut ditunjukkan dengan ketercapaian aktifitas siswa yang 82 mengikuti pembelajaran sebesar 73. Siswa yang kurang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat pada indikator pertama hingga kelima. Dari awal pembelajaran ada 6 siswa yang tidak mengikuti perintah dari guru untuk mempersiapkan diri dan alat tulis, selain itu ada 8 siswa yang tidak memperhatikan apersepsi guru dengan sungguh- sungguh, ada 5 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, ada 13 siswa yang tidak aktif dalam berdiskusi, serta 3 siswa yang tidak terlibat saat mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan aktifitas siswa selama mebuat mind map, siswa telah aktif mengikuti arahan sesuai yang disampaikan guru. b Pengamatan Aktifitas Siswa pada Pertemuan ke-2 Pengamatan aktifitas siswa pada pertemuan kedua menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah aktif mengikuti pembelajaran IPA yang menggunakan metode mind map yang dilaksanakan oleh guru. Hal itu dapat dilihat dari hasil pengamatan aktifitas siswa pada pertemuan dua dengan ketercapaian sebesar 83. Kegiatan yang tidak diikuti siswa secara keseluruhan masih sama pada pertemuan 1. Ada 5 siswa yang tidak mengikuti perintah dari guru untuk mempersiapkan diri dan alat tulis sebelum pelajaran dimulai, ada 8 siswa yang tidak memperhatikan apersepsi guru dengan seungguh- sungguh, ada 5 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, ada 11 siswa yang tidak aktif kerika diskusi, 83 dan 3 siswa yang tidak terlibat dalam mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan pada saat membuat mind map, seluruh siswa terlihat aktif membuat mind map sesuai dengan arahan yang diberikan guru. c Pengamatan Aktifitas Siswa pada Pertemuan ke-3 Pada pertemuan ketiga, menunjukkan bahwa siswa telah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa ketercapaian aktifitas siswa sebesar 87. Hasil pengamatan pada pertemuan 3 menunjukkan bahwa 8 siswa tidak mengikuti instruksi dari guru untuk mempersiapkan diri dan alat tulis sebelum pelajaran dimulai, 8 siswa tidak memperhatikan apersepsi yang disampaikan guru, ada 9 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru, ada 15 siswa yang tidak aktif mengikuti diskusi klasikal. Sedangkan untuk aktifitas siswa dalam mebuat mind map pada pertemuan 3, dapat dilihat bahwa siswa telah aktif mengikuti instruksi dan arahan dari guru untuk melengkapi mind map yang telah dibuat. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan 1, 2, dan 3 siklus I dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map. Hal tersebut dapat dilihat dari ketercapaian aktivitas siswa sebesar 81 Lampiran B.1.b1. Sebagian besar siswa telah aktif mengikuti kegiatan 84 pembelajaran yang disampaikan guru, walaupun ada beberapa siswa yang tidak mengikuti instruksi dan arahan dari guru dengan sungguh-sungguh. Namun siswa tersebut masih mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. 3 Pengamatan Minat Belajar Siswa pada Siklus I Hasil observasi yang dilaksanakan berdasasrkan aspek-aspek minat belajar digunakan untuk mendukung hasil penelitian. Dari hasil observasi minat belajar pada siklus I menunjukkan persentase ketercapaian setiap indikator yaitu, indikator antusias sebesar 85, ingin tahu 63, perhatian 71, partisipasi aktif 62, dan tekun 72. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B1.c.2 halaman 148. Berdasarkan hasil observasi minat belajar siswa pada siklus I, maka dapat dideskripsikan sesaui indikator-indikator minat belajar siswa sebagai berikut. a Antusias Dari pengamatan, ketercapaian indikator antusias siswa adalah yang paling tinggi dibandingkan indikator yang lain. Siswa menunjukkan rasa antusias dengan adanya penerapan metode mind mapping pada pembelajaran IPA. Antusiasme siswa dibuktikan dengan wajah siswa yang terlihat senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran, baik pada pertemuan 1, 2 maupun 3. Siswa terlihat lebih senang saat guru membagikan kertas HVS kosong, dan meminta siswa untuk membuat mind map dengan spidol dan pensil warna yang telah 85 dibawa siswa. Selain itu, dibuktikan juga selama pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang absen, atau ijin keluar kelas. Siswa juga telah melakukan perintah dari guru dengan segera, meskipun ada beberapa yang masih mengobrol dan bermain sendiri sebelum mengerjakan perintah dari guru. b Ingin Tahu Hasil pengamatan minat belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa rasa ingin tahu siswa masih dalam kategori “cukup”. Dari pengamatan, sebagian siswa telah mencari tahu materi yang diajarkan dalam buku pelajaran IPA dengan kesadaran sendiri. Siswa juga telah menunjukkan rasa ingin tahunya dengan bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui tentang materi yang disampaikan. Namun, masih banyak siswa yang tidak mengajukan pertanyaan, bahkan saat guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. c Perhatian Minat siswa pada indikator perhatian termasuk pada kategori “baik”. Siswa telah memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Terutama ketika guru mulai menyampaikan contoh mind map dan langkah-langkah membuat mind map. Siswa juga telah memperhatikan penjelasan atau hasil diskusi yang disampaikan oleh teman. Sebagian besar siswa tidak bermain atau mengobrol sendiri 86 selama pelajaran berlangsung. Namun, masih ada beberapa siswa yang lebih sering bermain dan mengobrol sendiri saat pelajaran, sehingga tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun teman. d Berpartisipasi Aktif Siswa telah aktif dalam menyampaikan ide selama proses pembelajaran, terutama ketika guru mengajak siswa untuk melakukan diskusi klasikal. Walaupun ada beberapa siswa yang masih pasif mengikuti diskusi dan pasif dalam menyampaikan ide atau pendapat selama pembelajaran. Partisipasi aktif siswa juga terlihat ketika siswa mengerjakan LKS dan melakukan kegiatan pengamatan. Meskipun ada beberapa siswa yang masih asyik bermain sendiri dan tidak turut berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok. Siswa telah aktif dalam membuat mind map, siswa mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan oleh guru. Walaupun, ada sebagian siswa yang masih bingung mengikuti langkah-langkah membuat mind map. e Tekun Hasil observasi minat siswa pada indikator tekun menunjukkan ketercapaian yang cukup baik. Siswa telah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan selama pelajaran seperti buku paket, buku tulis, dan alat tulis, selain itu siswa juga membawa pensil warna atau spidol untuk membuat mind map. Siswa juga mengerjakan tugas yang diberikan 87 dengan sungguh-sungguh. Namun, saat mengerjakan tugas kelompok ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri. Saat membuat mind map siswa telah membuat dengan sungguh-sungguh, siswa telah menunagkan ide kreatifnya untuk membuat mind map pada siklus I. Siswa telah berusaha membuat mind mapnya selesai tepat waktu pada siklus I, walaupun ada beberapa siswa yang belum sempurna dalam menyelesaikan mind mapnya. Dari hasil pengamatan minat belajar siswa selama mengikuti pelajaran IPA menggunakan metode mind map pada pertemuan 1, 2, dan 3 siklus I menunjukkan bahwa minat belajar siswa secara keseluruhan adalah 71 Lampiran B.1.c1. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat belajar siswa belum sesaui yang diharapkan peneliti. Data hasil observasi tersebut mendukung data hasil skala minat yang diisi siswa pada akhir siklus I. 4 Hasil Skala Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Skala minat diberikan pada akhir siklus I, untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan minat belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Setiap siswa mendapatkan satu eksemplar skala minat belajar IPA yang terdiri dari 25 butir pernyataan. Berikut ini disajikan tabel perbandingan skor minat belajar pra siklus dan siklus I berdasarkan pengkategorian minat belajar pada tabel 6. 88 Tabel 11. Perbandingan Skor Minat Belajar Pra Siklus dan Siklus I Skor Kategori Jumlah Siswa Pra Siklus Siklus I 85 ‒ 100 Sangat Baik 70 ‒ 84 Baik 3 17 55 ‒ 69 Cukup 12 13 40 ‒ 54 Kurang 16 1 40 Sangat Kurang Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki minat belajar pada kategori kurang berjumlah 1 siswa, siswa yang memiliki minat belajar pada kategori cukup berjumlah 13 siswa, dan siswa yang memiliki minat belajar baik berjumlah 17 siswa. Adapun ketercapaian minat per indikator pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12. Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Kelas V pada Pra Siklus dan Siklus I No Indikator Pra Siklus Siklus I Persentase Kategori Persentase Kategori 1 Antusias 57 Cukup 76 Baik 2 Ingin Tahu 49 Kurang 61 Cukup 3 Perhatian 61 Cukup 74 Baik 4 Berpartisipasi Aktif 50 Kurang 63 Cukup 5 Tekun 59 Cukup 75 Baik Dari tabel 12, dapat diketahui ketercapaian minat siswa dari setiap indikator. Apabila dijabarkan ketercapaian dari setiap indikator adalah persentase antusias siswa yaitu 76 yang temasuk dalam kategori baik, rasa ingin tahu siswa yaitu 61 yang termasuk dalam kategori cukup, perhatian siswa yaitu 74 yang termasuk dalam kategori baik, partisipasi aktif siswa 89 yaitu 63 yang termasuk dalam kategori cukup, dan tekun siswa yaitu 75 yang termasuk dalam kategori baik. Data tersebut didukung oleh hasil observasi siswa, bahwa ketercapaian indikator teringgi yaitu antusias, sedangkan indikator yang masih berada pada kategori cukup adalah rasa ingin tahu dan partisipasi aktif siswa. 5 Hasil Belajar IPA Siklus I Hasil belajar IPA diukur dengan soal tes evaluasi yang dikerjakan oleh siswa. Soal evaluasi diberikan pada akhir siklus I. Soal yang dikerjakan siswa sejumlah 15 butir yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13. Perbandingan Nilai Rata-rata, Tertinggi, dan Terendah Pra Siklus dan Siklus I Aspek Pra Siklus Siklus I Nilai Rata-rata 60 68 Nilai tertinggi 85 86 Nilai Terendah 30 46 Dari tabel 13, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang hasil belajar siswa kelas V adalah 68. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 86 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 46. Sedangkan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM disajikan pada tabel berikut. 90 Tabel 14. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I Aspek Pra Siklus Siklus I Jumah Siswa Persentase Jumah Siswa Persentase Nilai di atas KKM ≥70 4 13 15 48 Nilai di bawah KKM 70 27 87 16 52 Jumlah 31 100 31 100 Dari tabel 14, dapat diketahui siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sejumlah 15 anak atau sebesar 48. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM sejumlah 16 anak atau sebesar 52. Hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu belum ada ≥ 75 siswa kelas V yang mencapai hasil belajar minimal pada kategori baik ≥ 70 dalam mata pelajaran IPA.

d. Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi ini, peneliti melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dalam tindakan pada siklus I. Secara umum perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode mind map pada siklus I berjalan dengan baik dan lancar. Namun, masih ada beberapa permasalahan yang muncul. Berikut adalah permasalahan yang muncul selama tindakan pada siklus I, sekaligus upaya perbaikan untuk tindakan pada siklus II. 91 Tabel 15. Refleksi Kendala yang Dihadapi pada Pelaksanaan Siklus I Indikator Keberhasilan Hasil Refleksi Tindakan yang Diperbaiki Rencana Tindakan Menunjukan perhatian pada benda atau aktivitas. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru atau teman, siswa lebih memilih untuk bermain sendiri atau mengobrol dengan teman. Kegiatan pembelajaran masih cenderung berpusat pada guru. Menekankan pada keaktivan siswa, dengan membagikan leaflet yang berisi ringkasan materi kepada siswa. Menunjukan rasa ingin tahu dengan bertanya. Masih banyak siswa yang enggan mengajukan pertanyaan walaupun guru telah memberikan kesempatan untuk bertanya. Kegiatan pembelajaran yang masih terlalu kaku. Memancing siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami dari leaflet yang telah dipelajari siswa. Berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan. Partisipasi siswa dalam mengerjakan tugas kelompok masih kurang dan didominasi oleh siswa yang pandai. Guru kurang memberikan pengawasan ketika siswa mengerjakan tugas kelompok. Siswa yang pintar dalam kelompok ditunjuk sebagai ketua dan diminta untuk mengkoordinasi anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas. Tekun dalam mengikuti proses pembelajaran. Masih ada siswa memebuat mind map tidak sesuai dengan langkah yang benar. Hal tersebut dikarenakan guru kurang melakukan bimbingan saat siswa membuat mind map. Memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada masing- masing siswa yang belum memahami langkah-langkah membuat mind map, dengan cara guru berkeliling kelas.

2. Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dimulai pada tanggal 14 September sampai 17 September 2015. Siklus II dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan, masing- 92 masing pertemuan berlangsung salama 2 jam pelajaran. Standar Kompetensi yang digunakan dalam siklus ini adalah “Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan”. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah “Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan”. Pokok bahasan pertemuan pertama tentang makanan bergizi, pokok bahasan pertemuan kedua adalah menu makanan bergizi seimbang, dan pokok bahasan pada pertemuan ketiga adalah cara mengolah bahan makanan. Berikut penjabaran dari pelaksanaan tindakan siklus I:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Tahap perencanaan pada siklus II dirancang berdasarkan pertimbangan dari hasil refleksi siklus I.Perencanaan yang dibuat dalam tindakan siklus II adalah: 1 Menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP menggunakan metode mind map, bahan ajar, LKS, soal evaluasi, kunci jawaban, dan pedoman penilaian. RPP untuk siklus II dilengkapi dengan alokasi waktu pada setiap kegiatan. 2 Menyiapkan media pembelajaran berupa leaflet yang berisi ringkasan materi, serta alat dan bahan untuk percobaan. 3 Menyiapkan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan metode mind map dan lembar observasi minat belajar siswa, serta skala minat untuk siswa. 93 4 Berdiskusi dengan guru kelas V SD N Balangan 1 untuk menyamakan pemahamana tentang langkah-langka pembelajaran menggunakan metode mind map yang akan dilakukan. 5 Menjelaskan kepada observer tentang penggunaan lembar observasi minat siswa dengan metode mind map, lalu menentukan siswa mana saja yang akan diamati.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari tiga pertemuan. Masing- masing pertemuan dilaksanakan pada tanggal 14 September 2015, pertemuan kedua dilaksanakanpada tanggal 17 September 2015 sebelum istirahat, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015 setelah jam istirahat. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Berikut ini penjabaran kegiatan pelaksanaan tindakan setiap petemuan pada siklus II: 1 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan ke-1 Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 14 September 2015 jam pelajaran ke-5 daan ke-6. Guru berperan sebagai pengajar, sedangkan peneliti berperan sebagai observer pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map dan mengamati minat siswa, dan seorang observer lainnya bertugas mengamati minat belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. 94 Siswa memulai pelajaran IPA pada pukul 09.40 WIB. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan dalam waktu 70 menit. Seluruh siswa kelas V hadir pada pertemuan ini. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 1 adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengkondisikan siswa untuk belajar dan mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran IPA yang akan dugunakan siswa Lampiran C.4. Gambar 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan pelajaran diawali dengan apersepsi berupa pertanyaan “Apakah kalian sudah sarapan?” “Apa menu sarapan kalian?” Lampiran C.4. Gambar 2. Siswa memberikan berbagai macam jawaban sesuai dengan pengalaman masing-masing. Dari jawaban siswa, guru menghubungkan dengan pokok bahasan pada pertemuan pertama yaitu makanan bergizi dan cara mengolah makanan bergizi. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat mengenal kandungan zat gizi pada makanan dan fungsinya, serta siswa dapat menjelaskan cara mengolah zat makanan dengan benar. b Kegiatan Inti Langkah pertama pada pembelajaran menggunakan metode mind map adalah penyampain materi. Guru menjelaskan materi mengenai kandungan zat dalam makanan bergizi dan fungsinya. Guru 95 memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. Tidak ada siswa yang bertanya pada kesempatan ini. Kemudian guru melanjutkan dengan membagikan leaflet yang berisi materi tentang “Hubungan Makanan dengan Kesehatan” kepada siswa Lampiran C.4. Gambar 7. Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami isi leaflet selama 15 menit Lampiran C.4. Gambar 3. Langkah kedua pada pembelajaran dengan metode mind map adalah guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi klasikal Lampiran C.4. Gambar 4. Guru mengawalinya dengan bertanya kepada siswa tentang hal yang belum dipahami siswa mengenai isi leaflet. Sebagian siswa telah menyampaikan pertanyaan mengenai hal yang belum dipahami seperti, perbedaan lemak nabati dan hewani, perbedaan protein nabati dan hewani, serta pertanyaan lain seputar kandungan zat dalam makanan. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa lain yang telah memahami materi tersebut untuk menjawab pertanyaan dari temannya. Ada 5 siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian guru bertanya “Apakah kalian sudah pernah mengolah bahan makanan?”. Siswa memberikan jawaban yang beraneka ragam. Guru menunjuk satu siswa untuk menceritakan pengalaman mengolah makanan, kemudian meminta siswa lain untuk memberi pendapat terhadap menu makanan temannya, 96 dan menghubungkan dengan cara mengolah bahan makanan yang benar. Langkah ketiga pada pembelajaran dengan metode ini adalah penugasan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok, setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang anak. Siswa diminta duduk bersama anggota kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok mendapatkan LKS Lampiran A.2.d. Guru membimbing siswa untuk membaca perintah dalam LKS. Setelah memahami perintah pada LKS siswa berdiskusi bersama anggota kelompoknya dan menjawab pertanyaan kandungan zat dalam makanan dan fungsinya, serta cara mengolah bahan makanan dengan benar. Guru membimbing siswa selama mengerjakan LKS Lampiran C.4. Gambar 5. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, guru meminta perwakilah beberapa kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya dan berpendapat. Kemudian siswa bersama guru membahas hasil pekerjaan siswa secara klasikal. Langkah keempat pada pembelajaran dengan metode mind map adalah menentukan hubungan antara berbagai gagasankata kunci dari setiap materi. Guru membimbing siswa dalam menentukan kata kunci dari materi kandungan zat dalam makanan dan cara mengolah bahan makanan dengan benar. Kata kunci dari setiap materi tersebut yaitu 97 karbogidrat, protein, lemak, mineral, air, vitamin, dan cara pengolahan bahan makanan seperti mencuci, memotong, memasak dengan tepat. Kemudian siswa bersama guru mengaitkan setiap kata kunci tersebut. Langkah kelima pada pembelajaran dengan metode mind map adalah melakukan brainstorming. Guru membimbing siswa melakukan brainstorming mengenai materi kandungan zat makanan dan fungsinya, serta cara mengolah bahan makanan dengan benar. Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya mengenai semua hal yang diketahui siswa mengenai materi tersebut. Sebagian siswa telah menyampaikan hal-hal yang diketahui mengenai kandungan zat dalam makanan dan fungsinya, serta cara mengolah bahan makanan dengan benar. Langkah keenam pada pembelajaran dengan metode mind map adalah membimbing siswa dalam menentukan semua aspek yang akan dibuat mind map. Siswa bersama guru menentukan aspek-aspek dari materi zat makanan bergizi dan cara pengolahannya yang akan di buat mind map. Pada pertemuan kali ini, guru lebih mudah membimbing siswa untuk menentukan aspek-aspek yan gakan dibuat mind map karena siswa telah diberi leaflet untuk acuan. Langkah ketujuh pada pembelajaran dengan metode mind map adalah pembuatan mind map. Guru membagikan kertas HVS polos kepada setiap siswa. Guru mengingatkan siswa dengan mind map yang 98 telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Guru menekankan kembali langkah-langkah membuat mind map yang benar, yaitu: 1 siswa menuliskan ide utama dari bagian tengan kertas HVS kosong yang diletakkan secara mendatar Lampiran C.4. Gambar 6, 2 siswa membuat gambar yang sesaui dengan ide utama, 3 siswa menggunkan spidol atau pulpen warna-warni untuk menulis, 4 siswa membuat cabang dari ide utama, 5 siswa menuliskan kata kunci pada setiap cabang, 6 siswa menambahkan gambar yang berhubungan, 7 siswa menambahkan cabang yang lebih kecil. Guru berkeliling kelas untuk mengawasi dan membimbing siswa dalam membuat mind map tentang hubungan makanan dengan kesehatan. Langkah kedelapan pada pembelajaran dengan metode mind map adalah kesimpulan. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan pertama. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. c Kegiatan Akhir Guru membimbing siswa melakuakn refleksi tentang cara pembelajaran IPA yang digunakan. Kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk melanjutkan mind map yang belum selesai dibuat dan mempelajari kembali materi yang ada pada leaflet. Guru juga mengingatkan siswa untuk membawa betadine pada pertemuan 99 selanjutnya. Guru mengakhiri pelajaran dengan mempersilahkasn siswa untuk istirahat. 2 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan ke-2 Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015 jam pelajaran ke-3 daan ke-4. Guru berperan sebagai pengajar, sedangkan peneliti berperan sebagai observer pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map dan mengamati minat siswa, dan seorang observer lainnya bertugas mengamati minat belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Siswa memulai pelajaran IPA pada pukul 08.10 WIB. Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan dalam waktu 70 menit. Seluruh siswa kelas V hadir pada pertemuan ini. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengkondisikan siswa untuk belajar dan mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran IPA yang akan dugunakan siswa. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan pelajaran diawali dengan apersepsi, guru menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. Siswa memberikan berbagai macam jawaban sesuai dengan yang diingat siswa. Dari jawaban siswa, guru menghubungkan dengan pokok bahasan pada pertemuan kedua uji kandungan zat makanan. Guru menjelaskan 100 kandungan zat dalam makanan dapat diketahui melalui uji coba. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat melakukan uji kandungan makanan. b Kegiatan Inti Langkah pertama pada pembelajaran menggunakan metode mind map adalah penyampain materi. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan berceramah, sedangkan siswa menyimak penjelasan dari guru Lampiran C.5. Gambar 1. Guru menjelaskan materi mengenai kandungan zat dalam makanan, seperti karbohidrat, protein, lemak, air, mineral, dan vitamin. Guru juga menjelaskan sumber makanan yang mengandung zat tersebut. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. Tidak ada siswa yang bertanya pada kesempatan ini. Langkah ketiga pada pembelajaran dengan metode ini adalah penugasan. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok, setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang anak. Siswa diminta duduk bersama anggota kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok mendapatkan LKS Lampiran A.2.e. Guru membimbing siswa untuk membaca perintah dalam LKS. Siswa diminta untuk melakukan percobaan “Uji Kandungan Zat Makanan”. Siswa diminta untuk menyiapkan betadine yang telah dibawa sebelumnya. Guru membagikan cawan, kertas buram, dan label kepada setiap kelompok. 101 Guru memberikan satu contoh uji makanan kepada siswa. Dua siswa perwakilan setiap kelompok maju untuk mengambil makanan yang telah disiapkan dan diletakkan pada cawan dan kertas buram yang telah diberikan Lampiran C.5. Gambar 2. Setelah kembali pada kelompoknya, siswa memberi label nama pada setiap makanan agar tidak tertukar Lampiran C.5. Gambar 3. Makanan yang terdapat pada cawan ditetesi dengan betadine, sedangkan makanan yang terdapat pada kertas buram dijemur di luar kelas Lampiran C.5. Gambar 6. Setelalah terjadi perubahan pada makanan yang di atas cawan dan kertas buram, siswa diminta untuk mengisikan hasil percobaannya pada lembar kerja yang telah disiapkan Lampiran C.5. Gambar 5. Guru membimbing dan mengawasi siswa selama melakukan percobaan Lampiran C.5. Gambar 4. Perwakilan dari kelompok diminta untuk maju dan mempresentasikan hasil kerjanya Lampiran C.5. Gambar 7. Guru memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya dan berpendapat. Langkah keempat pada pembelajaran dengan metode mind map adalah menentukan hubungan antara berbagai gagasankata kunci dari setiap materi. Pada pertemuan ini materi yang akan ditambahkan dalam mind map adalah kandungan zat makanan. Guru membimbing siswa dalam menentukan kata kunci dari materi yang telah disampaikan. Kemudian Siswa bersama guru mengaitkan setiap kata kunci tersebut. 102 Karena materi kandungan zat pada makanan telah banyak disampaikan pada pertemuan sebelumnya guru hanya membahasnya secara sekilas. Langkah kelima pada pembelajaran dengan metode mind map adalah melakukan brainstorming. Guru membimbing siswa melakukan brainstorming mengenai materi kandungan zat dalam makanan bergizi. Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya mengenai semua hal yang diketahui siswa mengenai materi tersebut. Sebagian siswa telah menyampaikan hal-hal yang diketahui mengenai kandungan zat dalam makanan bergizi. Langkah keenam pada pembelajaran dengan metode mind map adalah membimbing siswa dalam menentukan semua aspek yang akan dibuat mind map. Siswa bersama guru menentukan aspek-aspek dari kandungan zat dalam makanan bergizi yang akan di buat mind map. Pada pertemuan kali ini, guru lebih mudah membimbing siswa untuk menentukan aspek-aspek yang akan dibuat mind map karena siswa telah diberi leaflet untuk acuan dan materi telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Langkah ketujuh pada pembelajaran dengan metode mind map adalah pembuatan mind map. Guru meminta siswa mengeluarkan mind map pada pertemuan sebeumnya, kemudian siswa melanjutkan mind map dengan materi pada pertemuan kedua. Siswa melengkapi materi kandungan zat dalam makanan bergizi dengan cabang yang lebih kecil 103 Lampiran C.5. Gambar 8. Guru menekankan kembali langkah- langkah membuat mind map yang benar. Guru berkeliling kelas untuk mengawasi dan membimbing siswa dalam membuat mind map tentang hubungan makanan dengan kesehatan. Langkah kedelapan pada pembelajaran dengan metode mind map adalah kesimpulan. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan pertama. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. c Kegiatan Akhir Kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa tugas untuk melanjutkan mind map yang belum selesai dibuat dan mempelajari kembali materi yang ada pada leaflet. Guru mengakhiri pelajaran dengan mempersilahkasn siswa untuk istirahat. 3 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan ke-3 Siklus II pertemuan 3 dilaksanakan pada tanggal 17 September 2015 jam pelajaran ke-5 daan ke-6. Guru berperan sebagai pengajar, sedangkan peneliti berperan sebagai observer pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map dan mengamati minat siswa, dan seorang observer lainnya bertugas mengamati minat belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Siswa memulai pelajaran IPA pada pukul 09.40 WIB. Siklus II pertemuan 3 dilaksanakan dalam waktu 70 menit. Seluruh siswa kelas V 104 hadir pada pertemuan ini. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 3 adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Guru mengkondisikan siswa untuk belajar, mengatur dan merapikan tempat duduk, mempersiapkan alat tulis dan buku paket yang akan digunakan. Guru masih menunggu beberapa siswa yang menghabiskan makanannya, kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan pelajaran diawali dengan apersepsi dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru melanjutkan dengan pertanyaan “Apakah menu makanan favorit kalian?”. Siswa memberikan berbagai macam jawaban sesuai dengan menu makanan favorit masing-masing. Dari jawaban siswa, guru menghubungkan dengan pokok bahasan pada pertemuan ketiga yaitu menyusun menu makanan bergizi. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyusun menu makanan bergizi. b Kegiatan Inti Langkah pertama pada pembelajaran menggunakan metode mind map adalah penyampain materi. Guru menjelaskan materi mengenai komponen makanan bergizi seimbang, sedangkan siswa menyimak penjelasan dari guru Lampiran C.6. Gambar 1. Makanan 105 bergizi seimbang adalah menu makanan yang mengandung zat gizi yang lengkap yang biasanya terdiri makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah, dan susu. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. Langkah kedua pada pembelajaran dengan metode mind map adalah guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi klasikal. Guru mengawalinya dengan bertanya kepada siswa tentang menu sarapan siswa sebelum berangkat. Kemudian guru bertanya “Apakah menu makanan kalian sudah termasuk menu makan an bergizi seimbang?”. Siswa memberikan jawaban yang beraneka ragam Lampiran C.6. Gambar 2. Guru menunjuk satu siswa untuk menceritakan menu sarapannya, kemudian meminta siswa lain untuk memberi pendapat terhadap menu makanan temannya, apakah menu tersebut sudah termasuk menu makanan bergizi seimbang atau belum. Langkah ketiga pada pembelajaran dengan metode ini adalah penugasan. Semua siswa mendapatkan LKS Lampiran A.2.f. Guru membimbing siswa untuk membaca perintah dalam LKS. Siswa menyusun menu makanan bergizi selama 1 hari sesuai dengan kreasi masing-masing Lampiran C.6. Gambar 3. Siswa diberi waktu 15 menit untuk mengerjakan LKS kemudian diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaanya. 106 Langkah keempat pada pembelajaran dengan metode mind map adalah menentukan hubungan antara berbagai gagasankata kunci dari setiap materi. Pada pertemuan ini materi yang akan ditambahkan dalam mind map adalah menu makanan bergizi seimbang. Siswa bersama guru menentukan kata kunci dari materi yang telah disampaikan. Kata kunci tersebut yaitu makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu. Kemudian guru membimbing siswa untuk mengaitkan setiap kata kunci tersebut. Langkah kelima pada pembelajaran dengan metode mind map adalah membimbing siswa dalam menentukan semua aspek yang akan dibuat mind map. Guru membimbing siswa dalam menentukan aspek- aspek dari menu makanan bergizi seimbang Lampiran C.6 Gambar 4 yaitu, macam-macam makanan pokok, lauk, sayur, buah, dan susu yang akan di buat mind map. Pada pertemuan kali ini, guru lebih mudah membimbing siswa untuk menentukan aspek-aspek yan gakan dibuat mind map karena siswa telah diberi leaflet untuk acuan. Langkah keenam pada pembelajaran dengan metode mind map adalah pembuatan mind map. Guru meminta siswa mengeluarkan mind map pada pertemuan sebelumnya, kemudian siswa melanjutkan dengan materi pada pertemuan ketiga. Siswa menambahkan materi menu makanan bergizi pada cabang utama yang baru, dan menambahkan kata kunci dari materi menu makanan bergizi pada cabang-cabang kecil lainnya Lampiran C.6. Gambar 5. Guru menekankan kembali langkah- 107 langkah membuat mind map yang benar. Guru berkeliling kelas untuk mengawasi dan membimbing siswa dalam membuat mind map tentang hubungan makanan dengan kesehatan. c Kegiatan Akhir Langkah ketujuh pada pembelajaran dengan metode mind map adalah kesimpulan. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran secara keseluruhan. Siswa diminta untuk mengamati mind map yang telah dibuat Lampiran C.6. Gambar 6. Guru mengulas kembali materi dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, sesuai dengan isi mind map yang dibuat siswa. Siswa diminta untuk memasukkan mind map dan seluruh buku ke dalam tas. Siswa diberikan soal evaluasi siklus II untuk dikerjakan secara individual Lampiran A.5.b.2. Soal yang telah selesai dikerjakan dikumpulkan kembali untuk dikoreksi. Guru melakukan refleksi dengan bertanya apakah siswa senang dengan metode yang diterapkan. Siswa menjawab bahwa siswa merasa senang mengikuti pelajaran dengan metode mind map. Kemudian guru memberikan tindak lanjut agar siswa mempelajarai materi selanjutnya dirumah. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan mempersiapkan siswa untuk istirahat. 108

c. Pengamatan Siklus II

Pengamatan pada siklus II terdiri dari pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map oleh guru dan pengamatan minat belajar siswa dengan metode mind map. Berikut ini penjabaran hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map oleh guru dan pengamatan minat belajar siswa pada siklus II. 1 Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru Pengamat untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map adalah peneliti. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi pembelajaran dengan metode mind map oleh guru. a Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru pada Siklus II Pertemuan ke-1 Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1, guru telah melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP. Semua langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru telah sesaui dengan lembar observasi. Ketercapaian pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind map oleh guru sebesar 100 Lampiran B.1.a.4. Pada pertemuan kali ini guru dapat mengalokasikan waktu dengan lebih baik. Materi yang disampaikan oleh guru dengan metode ceramah juga dapat dipahami oleh siswa dengan lebih baik. Guru juga 109 dapat membimbing siswa dalam membuat mind map dengan baik. Secara kesuluruhan, tidak ada kendala yang cukup berarti pada pertemuan pertama. b Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru pada Siklus II Pertemuan ke-2 Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode mind map pada siklus II pertemuan 2 sudah baik. Ketercapaian pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mind map oleh guru sebesar 94 Lampiran B.1.a.5. Guru melaksanakan pelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada RPP, namun pada pertemuan ini guru tidak mengajak siswa untuk melakukan diskusi sebelum penugasan. Pada pertemuan ini pengalokasian waktu yang diterapkan guru masih kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan guru yang agak kesulitan mengkondisikan siswa saat melakukan uji makanan. Sehingga waktu yang dibutuhkan lebih banyak. Pada pertemuan ini, guru tidak sempat melakukan refleksi karena waktu yang telah habis. c Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Mind Map oleh Guru pada Siklus II Pertemuan ke-3 Hasil pengamatan pada pembelajaran dengan metode mind map pada siklus II pertemuan 3 didapatkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik dan runtut. Ketercapaian pelaksanaan 110 pembelajaran menggunakan metode mind map oleh guru sebesar 94 Lampiran B.1.a.6. Namun, pada pertemuan ketiga ini guru tidak membimbing siswa dalam melakukan brainstorming. Hal tersebut dikarenakan guru yang terfokus untuk segera meminta siswa menyelesaikan mind map dan siswa akan mengerjakan soal evaluasi setelahnya. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map oleh guru pada siklus II menunjukkan ketercapaian sebesar 96. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa kagiatan yang terlewatkan oleh guru seperti, guru tidak membimbing siswa untuk melakukan diskusi klasikan, dan guru juga tidak melakukan brainstorming sebelum siswa membuat mind map. Namun, ketercapaian pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode mind map pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 92 menjadi 96. 2 Pengamatan Aktifitas Siswa pada Siklus II a Pengamatan Aktifitas Siswa pada Pertemuan ke-1 Pengamatan aktifitas siswa pada pertemuan 1 menunjukkan bahawa sebagian besar siswa telah aktif mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map. Hal tersebut ditunjukkan dengan ketercapaian aktifitas siswa yang mengikuti pembelajaran sebesar 90. Siswa yang kurang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat pada indikator pertama hingga kelima. Dari awal 111 pembelajaran ada 5 siswa yang tidak mengikuti perintah dari guru untuk mempersiapkan diri dan alat tulis, selain itu ada 8 siswa yang tidak memperhatikan apersepsi guru dengan sungguh-sungguh, ada 5 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, ada 8 siswa yang tidak aktif dalam berdiskusi, serta 3 siswa yang tidak terlibat saat mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan aktifitas siswa selama mebuat mind map, siswa telah aktif mengikuti arahan sesuai yang disampaikan guru. b Pengamatan Aktifitas Siswa pada Pertemuan ke-2 Pengamatan aktifitas siswa pada pertemuan kedua menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah aktif mengikuti pembelajaran IPA yang menggunakan metode mind map yang dilaksanakan oleh guru. Hal itu dapat dilihat dari hasil pengamatan aktifitas siswa pada pertemuan dua dengan ketercapaian sebesar 87. Kegiatan yang tidak diikuti siswa secara keseluruhan masih sama pada pertemuan 1. Ada 6 siswa yang tidak mengikuti perintah dari guru untuk mempersiapkan diri dan alat tulis sebelum pelajaran dimulai, ada 5 siswa yang tidak memperhatikan apersepsi guru dengan seungguh-sungguh, dan 4 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Sedangkan pada saat membuat mind map, seluruh siswa terlihat aktif membuat mind map sesuai dengan arahan yang diberikan guru. c Pengamatan Aktifitas Siswa pada Pertemuan ke-3 112 Pada pertemuan ketiga, menunjukkan bahwa siswa telah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map. Hal tersebut dilihat dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa ketercapaian aktifitas siswa sebesar 87. Hasil pengamatan pada pertemuan 3 menunjukkan bahwa 5 siswa tidak mengikuti instruksi dari guru untuk mempersiapkan diri dan alat tulis sebelum pelajaran dimulai, 4 siswa tidak memperhatikan apersepsi yang disampaikan guru, ada 2 siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru, serta ada 5 siswa yang tidak aktif mengikuti diskusi klasikal. Sedangkan untuk aktifitas siswa dalam mebuat mind map pada pertemuan 3, dapat dilihat bahwa siswa telah aktif mengikuti instruksi dan arahan dari guru untuk melengkapi mind map yang telah dibuat. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan 1, 2, dan 3 siklus II dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind map. Hal tersebut dapat dilihat dari ketercapaian aktivitas siswa sebesar 86 Lampiran B.1.b.1. Dari hasil pengamatan tersebut terdapat peningkatan aktifitas siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dari 81 menjadi 88. Peningkatan tersebut terjadi pada keikut sertaan siswa ketika mengerjakan tugas kelomok, berdiskusi aktif, maupun perhatian siswa yang meningkat saat guru menjelaskan materi. Seadngkan dalam pembuatan mind map, terdapat beberapa siswa yang membuat mind map 113 lebih baik dari siklus I, siswa tersebut melengkapi mind map yang dibuat dengan gambar atau simbol yang sesuai dengan ide utama atau kata kunci. 3 Pengamatan Minat Belajar Siswa pada Siklus II Hasil observasi yang dilaksanakan berdasasrkan aspek-aspek minat belajar digunakan untuk mendukung hasil penelitian. Dari hasil observasi minat belajar pada siklus II menunjukkan persentase ketercapaian setiap indikator yaitu, indikator antusias sebesar 91, ingin tahu 88, perhatian 80, partisipasi aktif 78, dan tekun 85. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B1.c.3 halaman 149. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dideskripsikan bahwa ketercapaian minat belajar siswa pada semua indikator telah berada pada kategori baik. Hal ini telah membuktikan bahwa penerapan metode mind mapping pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa. hal tersebut dapat dilihat dari ketercapaian indikator-indikator minat belajar siswa yang mengalami peningkatan. Hasil observasi minat belajar siswa ini digunakan sebagai data pendukung skala minat yang diisi oleh siswa. 4 Hasil Skala Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Setelah semua kegiatan pembelajaran pada siklus II selesai, peneliti membagikan skala minat yang diisi oleh siswa. Setiap siswa mendapatkan satu eksemplar skala minat belajar IPA yang terdiri dari 25 butir pernyataan. Berikut ini disajikan tabel perbandingan skor minat belajar siklus I dan siklus II berdasarkan pengkategorian minat belajar pada tabel 6. 114 Tabel 16. Perbandingan Skor Minat Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Skor Kategori Jumlah Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II 85 ‒ 100 Sangat Baik 3 70 ‒ 84 Baik 3 17 24 55 ‒ 69 Cukup 12 13 4 40 ‒ 54 Kurang 16 1 40 Sangat Kurang Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki minat belajar pada kategori cukup berjumlah 4 siswa, siswa yang memiliki minat belajar pada kategori baik berjumlah 24 siswa, dan siswa yang memiliki minat belajar sangat baik berjumlah 3 siswa. Adapun ketercapaian minat per indikator pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17. Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Kelas V pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No Indikator Pra Siklus Siklus I Siklus II Persentase Kategori Persentase Kategori Persentase Kategori 1 Antusias 57 Cukup 76 Baik 82 Baik 2 Ingin Tahu 49 Kurang 61 Cukup 80 Baik 3 Perhatian 61 Cukup 74 Baik 80 Baik 4 Berpartisipasi Aktif 50 Kurang 63 Cukup 72 Baik 5 Tekun 59 Cukup 75 Baik 81 Baik Dari tabel 17, dapat diketahui ketercapaian minat siswa dari setiap indikator. Apabila dijabarkan ketercapaian dari setiap indikator adalah persentase antusias siswa yaitu 82 yang temasuk dalam kategori baik, rasa 115 ingin tahu siswa yaitu 80 yang termasuk dalam kategori baik, perhatian siswa yaitu 80 yang termasuk dalam kategori baik, partisipasi aktif siswa yaitu 72 yang termasuk dalam kategori baik, dan tekun siswa yaitu 81 yang termasuk dalam kategori baik. Apabila disajikan dalam bentuk diagram maka hasilnya sebagai berikut. Gambar 4. Hasil Skala Minat Belajar IPA Siswa Kelas V Hasil skala minat siswa telah menunjukkan bahwa minat siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode mind mapping meningkat. Pada pra siklus minat siswa berada pada kategori kurang, meningkat pada siklus II menjadi kategori baik. 5 Hasil Belajar IPA Siklus II Hasil belajar IPA diukur dengan soal tes evaluasi yang dikerjakan oleh siswa. Soal evaluasi diberikan pada akhir siklus II. Soal yang 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Antusias Rasa Ingin Tahu Perhatian Partisipasi Tekun PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II 116 dikerjakan siswa sejumlah 15 butir yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Perbandingan Nilai rata-rata, Tertinggi, dan terendah pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II Nilai Rata-rata 60 68 75 Nilai tertinggi 85 86 93 Nilai Terendah 30 46 56 Dari tabel 18, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang hasil belajar siswa kelas V adalah 75. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 93 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 56. Apabila disajikan dalam bentuk diagram hasilnya sebagai berikut. Gambar 5. Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 10 20 30 40 50 60 70 80 Pra Siklus Siklus I Siklus II 117 Gambar 5 menunjukkan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II. Sedangkan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM disajikan pada tabel berikut. Tabel 19. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumah Siswa Persenta se Jumah Siswa Persenta se Jumah Siswa Persenta se Nilai di atas KKM ≥70 4 13 15 48 26 84 Nilai di bawah KKM 70 27 87 16 52 5 16 Jumlah 31 100 31 100 31 100 Dari tabel 19, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai memenuhi standar KKM adalah 26 anak atau 84. Siswa yang memperoleh belum memenui standar KKM adalah 5 anak atau 16. Dengan demikian, hasil belajar siswa pada siklus II telah memenuhi kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu ≥ 75 siswa kelas V mencapai minat belajar dan hasil belajar minimal pada kategori baik 70 dalam mata pelajaran IPA. Apabila disajikan dalam bentuk diagram maka hasilnya sebagai berikut. 118 Gambar 6. Perbandingan Siswa yang memenuhi KKM pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 6 Rekapitulasi Data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Data kuantitatif minat belajar dan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 20. Perbandingan Persentase Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa yang Memenuhi KKM Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Nilai Persentase Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor minat siswa pada kriteria baik ≥70 10 55 87 Nilai hasil belajar siswa yang memenuhi KKM ≥70 13 48 84 Berdasarkan tabel 20, dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh skor minat belajar kriteria baik ≥ 70 pada pra siklus adalah 10, siklus I 55, dan siklus II 87. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai hasil belajar memenuhi KKM ≥ 70 pada pra siklus 13, siklus I 48, 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pra Siklus Siklus I Siklus II Memenuhi KKM Belum Memenuhi KKM 119 dan siklus II 84. Apabila perbandingan persentase minat belajar dan hasil belajar siswa yang memenuhi KKM pada pra siklus, siklus I, dan siklus II digambarkan dalam bentuk diagram maka hasilnya sebagai berikut. Gambar 7. Perbandingan Minat Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa yang Memenuhi KKM Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan minat belajar dan hasil belajar IPA yang cukup sigifikan dari pra siklus hingga siklus II setelah siswa mengikuti pembelajaran IPA dengan metode mind mapping.

e. Refleksi Siklus II

Setelah tindakan pada siklus II selesai, tahap selannjutnya adalah refleksi terhadap pembelajaran IPA. Hasil penelitian pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan. Kendala-kendala pada siklus 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pra Siklus Siklus I Siklus II Hasil Belajar Minat Belajar 120 I juga dapat diatasi dengan baik. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas V SD Negeri Balangan 1, dinyatakan bahwa langkah-langkah yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode mind map sudah terlaksanan dengan benar. Selanjutnya, minat belajar IPA siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis skala minat dan hasil analisis lembar observasi minat siswa. Hasil skala minat siswa mengalami peningkatan antara siklus I dan siklus II, begitupula dengan hasil analisis lembar observasi minat siswa. Hasil belajar IPA siswa juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan siklus I. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dari penelitian ini. Secara keseluruhan, hasil analisis data observasi pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, dan telah memenuhi indikator keberhasilan. Sehingga berdasarkan hasil tersebut, tindakan dihentikan dan berakhir pada siklus II. Tujuan yang diharapkan peneliti dan guru telah tercapai dan terdapat peningkatan yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran IPA. 121

E. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IVB SD NEGERI 10 METRO TIMUR

17 168 90

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kelas IV Semester 2 SD Negeri 2 Bugisan Tahun Pelaja

0 1 14

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kelas IV Semester 2 SD Negeri 2 Bugisan Tahun Pelaja

0 1 12

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE MIND MAPPING DI KELAS V SD NEGERI 026606 BINJAI BARAT T.A 2012/2013.

0 1 18

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MENGARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Model Mind Mapping Pada Pembelajaran Mengarang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IPP SD Negeri 02 Jenawi Karanganyar Tahu

0 1 14

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING PADA PEMBELAJARAN MENGARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Penerapan Model Mind Mapping Pada Pembelajaran Mengarang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IPP SD Negeri 02 Jenawi Karanganyar Tahu

0 1 11

PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGSARI PENGASIH KULON PROGO.

1 11 204

PENINGKATAN KONSENTRASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING SISWA KELAS V SD NEGERI JOMBLANGAN BANGUNTAPAN BANTUL.

0 0 197

PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SD KELAS 3

0 0 14

Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir

0 0 12