32
Surplus total perdagangan turun 38,6 persen dari BND11,294.6 juta menjadi BND6,939.9 juta selama periode yang sama. Ekspor yang lebih
tinggi, jauh melebihi penurunan impor. • Kinerja ekspor
Ekspor minyak menurun 37,4 persen dari BND 7,948.5 juta menjadi BND4,974.5 juta dan Liquefied Natural Gas LNG mengalami penurunan
sebesar 24,3 persen dari BND6,666.8 juta menjadi BND5,049.0 juta. Ekspor pakaian menurun 53,1 persen dari 121,0 juta BND untuk BND56.7 juta.
4.2.2. Kamboja
Kamboja bergabung diASEAN pada tanggal 16 desember 1998. Terletak di barat daya Semenanjung Indocina, Kamboja menempati total luas 181.035 kilometer
persegi dan berbatasan dengan Thailand di sebelah barat dan barat laut, Laos di timur laut, Vietnam di timur, dan Teluk Thailand di barat daya. Koordinat geografis
Kamboja 13 00 N, 105 00 medan E. Kamboja sebagian besar terdiri dari dataran rendah, dengan pegunungan di barat daya dan utara. Dua ciri fisik yang dominan dari
Kamboja adalah sungai Mekong, yang membentang dari utara ke selatan negara itu, dan Tonle Sap Lake. Sumber daya alam termasuk minyak dan gas, kayu, batu
permata, bijih besi, mangan, fosfat, potensi tenaga air. Penduduk Kamboja adalah sekitar 14 juta. Sembilan puluh persen dari warga
Khmer; sisanya adalah Cham Khmer Muslim, Cina, Vietnam, India, Thailand, Phnorng, Kuoy, Stieng, Tamil, dll. Kepadatan penduduk adalah 78 km2.
4.2.3. Indonesia
Universitas Sumatera Utara
33
Negara ini bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 8 agustus 1967. Republik Indonesia disimgkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara,
terletak digaris khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada diantara
dua benua, dan dua samudra, Indonesia disebut juga sebagai nusantara kepulauan Antara.Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar
didunia. Visi negara ini adalah terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan
berkeadilan. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut; • Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
• Memperkuat Pilar-pilar Demokratis • Memperkuat Dimensi Keadilan disemua bidang.
Berdasarkan laporan World Economic Forum WEF, permasalahan daya saing industri manufaktur Indonesia yang menurun dapat dilihat dari bebagai faktor seperti
kondisi makro ekonomi yang kurang kondusif, kualitas kelembagaan publik yang buruk, dan arah kebijakan pengembagan teknologi yang minim. Dari segi mikro,
rendahnya efisiensi operasional usaha dan iklim usaha yang buruk menjadi faktor penentu.
Dengan kebijakan industri yang tidak terarah, gejala deindustrialisasi sudah mulai tercium oleh para pengamat ekonomi, terlihat dari indikator seperti
pertumbuhan yang rendah, realisasi kapasitas produksi yang jauh lebih rendah
Universitas Sumatera Utara
34
dibanding dengan masa sebelum krisis, penurunan jumlah unit usaha, dan indeks produksi yang kian menurun.
4.2.4. Laos