6
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dilatar belakang adalah sebagai berikut; 1. Bagaimanakah daya saing industri manufaktur untuk ekspor di ASEAN ?
2. Apakah terdapat hubungan kausalitas antara daya saing industri manufaktur dan ekspor industri manufaktur di ASEAN?
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis daya saing ekspor manufaktur negara-negara ASEAN
2. Untuk menganalisis hubungan kausalitas daya saing industri manufaktur dan ekspor industri manufaktur di ASEAN
Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan dan bahan perbandingan untuk membuat kebijakan dalam menyusun strategi perekonomian di ASEAN khususnya Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan mampu menyediakan informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya sebagai bahan refrensi.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Industri Manufaktur
Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan manual atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk
membuat sesuatu barang dengan tangan maupun mesin diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih
besar Heizer, dkk, 2005. Kata pabrik berasal dari bahasa belanda yaitu fabriec, berarti kegitan
memproses bahan baku atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi, lalu menjadi barang jadi Prawirosentono, 2002: 19.
Industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis di mana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses
bentuk produk akhir. Dalam arti luas industi didefinisikan kumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang cross elasticities of
demand yang positif dan tinggi Kuncoro, 2007: 167. Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses
pengolahan input menjadi output. Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
8
perorangan manufacturer maupun oleh perusahaan manufacturing company. Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah
bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya: Pakaian dan Tekstil, Minyak,
Kimia dan Plastik, Elektronika, Komputer dan Transportasi, Makanan, Logam, Kayu, Kulit dan Kertas Heizer,dkk, 2005
Pembahasan mengenai industrialisasi dalam konteks internasional perlu membedakan dua hal, yakni tren jangka panjang dan pergerakan yang berulang. Tren
jangka panjang diantaranya Kuncoro, 2007: 26; 1.Menyempitnya perekonomian dunia internasional akibat adanya kemajuan
teknologi dan transportasi 2.Globalisasi produksi melalui internasioanalisasi modal
3.Perubahan sumbangan industri terhadap kesempatan kerja dan perubahan ditingkat pembangunan
4.Perubahan teknologi dan proses kerja sebagai hasil revolusi mikro elektronika.
Sementara itu, yang dimaksud pergerakan yang berulang meliputi; 1.Perubahan tingkat pertumbuhan produksi industri
2.Perubahan tingkat pertumbuhan perdagangan internasional 3.Perubahan tingkat keuntungan
4.Pergeseran dari liberalisasi perdagangan proteksionisme.
Universitas Sumatera Utara
9
Dalam kasus industri yang berbasis pada sumber daya resource-based industries, industri manufaktur cenderung berlokasi didalam atau diluar kota.
Pertanian dan industri berdampingan bahkan kadang berebut lahan diseputar pusat- pusat kotanya. Kluster industri pada dasarnya merupakan kelompok aktivitas
produksi yang amat terkonsentrasi secara spasial dan umumnya berspesialisasi hanya pada satu atau dua indusrti yang utama.
Bentuk pasar yang tepat untuk pasar internasional ASEAN adalah pasar persaingan monopolistik. Alasannya bahwa peusahaan dapat mengontrol harga
produk-produk mereka hanyalah dengan memandang produk-produknya berbeda. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan meyakinkan konsumenya bahwa produk
mereka berbeda dan lebih baik dari perusahaan lain. Untuk meyakinkan konsumenya, perusahaan-perusahaan umumnya menjalankan dua strategi Baye,
2000: 36. Strategi pertama, perusahaan-perusahaan akan mengeluarkan dana yang besar
untuk mempromosikan produknya. Strategi dijalankan dengan cara iklan komparatif comparative advertising, yaitu iklan yang didesain untuk menonjolkan perbedaan
produk atau merek perusahaannya terhadap produk atau merek lain. Strategi kedua, perusahaan-perusahaan tersebut memperkenalkan pula produk
baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Strategi yang demikian disebut pemasaran ceruk niche marketing, yaitu produk atau jas yang ditujukan pada
sekelompok konsumen tertentu.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.2. Daya Saing Industri
Daya saing industri adalah konsep perbandingan kemampuan dan kinerja perusahaan, sub-sektor atau negara untuk menjual dan memasok barang dan atau jasa
yang diberikan dalam pasar. Daya saing sebuah negara dapat dicapai dari akumulasi daya saing strategis setiap perusahaan. Proses penciptaan nilai tambah value added
creation berada pada lingkup perusahaan. Sementara pada ruang lingkup negara, daya saing suatu bangsa ditentukan oleh interaksi antara kinerja ekonomi makro,
seberapa jauh kebijakan pemerintah kondusif bagi dunia usaha, kinerja dunia usaha dan infrastruktur Kuncoro, 2007, 2009.
Daya saing berarti kemampuan perusahaan untuk bersaing. Perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas produk,
dan mendapatkan jaringan pemasaran Asia Development Bank ADB Institute, 2003.
Menurut tolok ukur WEF, diidentifikasi 5 lima faktor penting yang menonjol.
Pada
tataran makro, terdapat 3 tiga faktor, yaitu: a tidak kondusifnya kondisi ekonomi makro; b buruknya kualitas kelembagaan publik dalam menjalankan
fungsinya sebagai fasilitator dan pusat pelayanan; dan c lemahnya kebijakan pengembangan teknologi dalam memfasilitasi kebutuhan peningkatan produktivitas.
Sementara itu, pada tataran mikro atau tataran bisnis, 2 dua faktor yang menonjol adalah: a rendahnya efisiensi usaha pada tingkat operasionalisasi perusahaan; dan
Universitas Sumatera Utara
11
b lemahnya iklim persaingan dalam rangka menciptakan tekanan kompetisi secara sehat.
Menurut United Nations Industrial Development Organization UNIDO
mengembangkan indikator Competitiveness Industrial Performance CIP yang
kemudian diterapkan untuk mengukur peringkat daya saing sektor industri manufaktur pada 93 negara. Dalam Industrial Development Report 2004, ukuran
indikator CIP tersebut terdiri dari 4 empat variabel utama, yaitu: a nilai tambah industri manufaktur per kapita, b ekspor industri manufaktur per kapita, c
insensitas industrialisasi yang diukur dari kontribusi industri manufaktur pada PDB dan kontribusi industri manufaktur berteknologi menengah dan tinggi pada sektor
industri manufaktur, dan d kualitas eskpor yang diukur dari kontribusi ekspor manufaktur dalam total ekspor dan kontribusi manufaktur berteknologi menengah
dan tinggi dalam nilai ekspor industri manufaktur.
2.1.2.1. Konsep Comparative Advantage
Kompetisi merupakan unsur comparative advantage yang menjadi perhatian utama dari analisa politik, artinya dilihat dari sudut kepentingan negara. Bila
dikaitkan dengan sudut pandang polotik, selain elemen teknologi dan modal, elemen penting dari daya saing adalah adanya kompetisi, khususnya kompetisi internal.
Maksudnya, sebelum produk yang dihasilkan oleh satu bangsa dikonteskan dengan produk bangsa-bangsa lain, harus dipastikan bahwa produk ini sudah dikonteskan
diantara elemen-elemen bangsa itu sendiri. Artinya, untuk bisa menghasilkan produk unggulan atau aktor yang handal untuk mewakili bangsa diperdagangan
Universitas Sumatera Utara
12
internasional, perlu diciptakan kompetisi ditiap tingkatan masyarakat. Daya saing berhubungan dengan bargaining position, dan bargaining position itu terkait erat
dengan modal, teknologi dan peluang yang dimiliki oleh negara tersebut Imawan, 2002: 95.
Dalam hubungan comparative advantages ada beberapa unsur-unsur yang saling menguatkan yaitu dianntaranya; kondisi faktor produksi, kondisi
permintaan,industri-industri yag berkaitan dan mendukung, strategi, struktur dan persaingan perusahaan. Kondisi faktor produksi dibagi menjadi dua yaitu; kondisi
faktor produksi yang biasa dan kondisi faktor produksi yang terspesialisasi. Kondisi faktor produksi yang biasa adalah faktor-faktor produksi yang diwarisi
secara alami seperti kekayaan sumber daya alam SDA, tenaga kerja yang terlatih. Sedangkan kondisi faktor produksi yang terspesialisasi adalah faktor-faktor produksi
yang tidak terdapat secara alami, melainkan harus diciptakan terlebih dahulu. Pengembangan comparative advantages, dimana tiap negara memiliki
kekhususan banyak memiliki input tenaga kerja atau sebaliknya banyak memilki faktor produksi kapital. Menurut teori Eli Heckscher dan Bertil Ohlin suatu negara
yang memilki keunggulan menghasilkan suatu barang dengan labor intensive sekaligus berarti bahwa negara yang memiliki keunggulan dengan alternatif capital
intensive maka negara tersebut akan mengekspor barang-barang modal Nasution, dkk, 2013: 33-34.
Perdagangan yang saling menguntungkan terjadi karena prinsip skala ekonomi melalui spesialisasi produksi. Artinya, persaingan internasional mendorong setiap
Universitas Sumatera Utara
13
perusahaan atau pabrik untuk membatasi model atau tipe produknya agar dapat mengerahkan segenap sumber dayanya untuk menghasilkan beberapa jenis produk
saja namun dengan kualitas terbaik dan harga yang bersaing. Jika semula sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk manufaktur tertentu dalam berbagai model,
maka dengan adanya persaingan akan lebih berkonsentrasi pada satu atau beberapa model saja untuk menekan biaya produksi per unit hingga serendah mungkin.
Sementara itu kebutuhan konsumen atas model yang lain akan diimpor dari negara lain Wahyuningsih,
2012: 118 -140.
Semakin tinggi tingkat persaingan antar negara maka tingkat profitabilitas industri semakin meningkat. Namun, kemungkinan profitabilitas negara
menurun.Intensitas persaingan tergantung pada beberapa faktor sebagai berikut Kuncoro, 2007: 161;
a. Pertumbuhan industri industry growth b. Biaya tetap dan biaya penyimpanan fixed and stronger cost
c. Diferensiasi produk brand differences d. Identitas merek brand identity
e. Biaya pengalihan kebarang lain switching cost f. Konsentrasi dan keseimbangan concentrate and balance
g. Informasi yang kompleks information of complexity h. Keberagaman pesaing diversity of competitors
i. Halangan keluar exit barriers
Universitas Sumatera Utara
14
Pengertian advantage dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut Nasution, 2013: 25-26:
a. Banyak negara yang melakukan perdagangan internasional dengan berbagai jenis barang
b. Berbagai input yang digunakan, tidak hanya tenaga kerja c. Keunggulan terjadi disebabkan oleh selera konsumen
d. Kekayaan sumber daya sebagai potensi ekonomi sehingga berbagai jenisbanyak barang dapat dihasilkan oleh suatu negara
e. Penggunaan penguasaan teknologi f. Karakteristik sumber daya alam sehingga produk yang dihasilkan oleh
suatu negara dinyatakan unggul terutama ditinjau dari kualitas g. Berbagai faktor lain dapat mempengaruhi proses perdagangan
internasional.
2.1.3. Ekspor
Ekspor adalah perdagangan memberikan perdagangan dengan mnegeluarkan barang dari dalam negeri keluar wilayah pabean ASEAN dengan memenuhi
ketentuan yang berlaku Rudy, 2002: 57.
2.1.3.1. Barang Ekspor
Umumnya semua jenis dapat diekspor, namun terhadap beberapa jenis barang tertentu diadakan suatu sistem pengaturan berupa larangan, diawasi, diterapkan
pengawasn mutunya diatur tata niaga ekspornya. Kebijakan ini ditempuh pemerintah
Universitas Sumatera Utara
15
untuk menjaga keseimbangan antara penawaran dengan permintaan barang-barang dalam negeri Ibid: 58:
a. Barang dilarang diekspor adalah untuk menjaga agar terjarmin kelestariannya didalam negeri, usaha untuk memenuhi kebutuhan.
b. Barang yang diawasinya, adalah untuk menjaga agar terjamin pengadaan barang dan stabilitas harga barang dalam negeri, sehingga dapat terjamin
kontinuitas pengadaan barang yang dibutuhkan dalam negeri. c. Barang yang diterapkan pengawasan mutunya adalah barang yang hanya
dapat diekspor bila memenuhi mutu dan memenuhi persyaratan yang diterapkan departemen perdagangan.
d. Brang yang diatur tata niaga ekspornya adalah barang yang dapat diekspor oleh eksportir yang terdaftar.
2.1.3.2 Strategi Ekspor
Ekspor memegang peranan penting dalam hal menghasilkan devisa bagi negara serta pemasaran bagi barang-barang produksi dalam negeri. Dalam hal ini ada dua
macam produk ekspor, yaitu Rudy, 2002: 36; a. Produk yang sepenuhnya dibuat di suatu negara yang kemudian di ekspor
kenegara lain, Karena dibutuhkan oleh negara lain tersebut. b. Produk yang dibuat di suatu negara oleh perusahaan asing yang punya
keterkaitan dengan cabang-cabangnya dinegara lain.
Universitas Sumatera Utara
16
Tujuan ekspor adalah untuuk meningkatkan penjualan dan manfaat pasar yang beragam diluar negeri. Adanya ekspor secara luas ke berbagai negara memungkinkan
peningkatkan jumlah produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Apabila ada perusahaan ekspor yang melemah maka ekspor dapat dialihkan kepasar lainnya yang
menguat Ibid: 37.
2.2. Penelitian Terdahulu
Edi, Sirojuzilam, Rahmanta 2014 meneliti Analisis Integrasi Dan Volatilitas Harga Beras Regional ASEAN Terhadap Pasar Beras Indonesia. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif kointegrasi Revealed Comparatif Advantages RCA. Berdasarkan hasil yang didapat bahwa
harga beras medium lebih volatile dibandingkan harga beras premium dan kualitas rendah. Harga beras Indonesia lebih volatile dibandingkan harga beras Philipina,
Thailand dan Vietnam.
Wahyuningsih 2012 meneliti Analisis Perdagangan Intra Industri Sektor
Manufaktur Indonesia Dengan ASEAN-4: Berdasarkan Hipotesis Industry Specific dan Policy Based. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data panel dengan 19 industri sebagai crossection data dan jangka waktu data adalah data tahunan 1998-2009. Produk yang diperdagangkan dalam
industri intra antara Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura didasarkan pada intensitas teknologi. Menurunkan kebijakan tarif ke 0 -5
menunjukkan efek positif dan signifikan terhadap intra industri perdagangan antara Indonesia, Thailand dan Singapura.
Universitas Sumatera Utara
17
Wijaya 2008 meneliti Analisis Determinan Ekspor Manufaktur Indonesia Ke Singapura. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu vector error
correction model VECM dengan impulse response dan variance decomposition. Berdasarkan hasil estimasi VECM dengan melihat perilaku dari impulse response
menunjukkan bahwa perubahan GDP perkapita Singapura direspon negatif hanya pada periode kedua dan pada periode ketiga serta selanjutnya direspon positif
permanen oleh nilai ekspor manufaktur, perubahan daya saing yang dilambangkan dengan RCA direspon positif permanen oleh nilai ekspor manufaktur, dan perubahan
nilai tukar direspon positif sampai pada periode keempat tetapi pada periode kelima dan selanjutnya direspon negatif permanen oleh nilai ekspor manufaktur.
Amita Batra dan Zeba Khan 2005 meneliti Revealed Comparative Advantage: An Analysis For India And China. Ketepatan waktu studi ini juga
diperkuat oleh fakta bahwa peningkatan perdagangan integrasi China selama beberapa tahun terakhir mungkin telah berkontribusi pada perubahan dikeunggulan
komparatif dalam padat karya manufaktur di pasar dunia. ini pembangunan berhubungan dengan India, China dan India tidak hanya mirip dalam ukuran tetapi
juga di faktor pendukung. Hal ini penting karena itu, untuk mengeksplorasi sejauh mana kesamaan dalam pola keunggulan komparatif untuk dua ekonomi.
2.3. Kerangka Konseptual