Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

32 orang yang bertujuan memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan konsumsi makanan menurut Sediaoetama 2000 dalam Suci Anggraini 2012:9 adalah terdiri dari tujuan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya memenuhi keinginan makan rasa lapar atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Tujuan psikologis untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat. Konsumsi pangan dapat dirumuskan sebagai beranekaragamnya jenis pangan yang dikonsumsi penduduk mencangkup pangan sumber energi, dan zat gizi lain sehingga memenuhi kebutuhan akan pangan dan zat gizi yang seimbang, baik ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasnya Rita Hanafie, 2010:280. Konsumsi pangan atau makanan bukan hanya diartikan sebatas penganekaragaman bahan pangan pokok, tetapi yang dimaksud adalah keanekaragaman konsumsi pangan secara keseluruhan, baik golongan pangan sumber karbohidrat maupun pangan sumber gizi lainnya, dan tidak hanya mengenai keanekaragaman jenis bahan makanan saja tetapi juga macam jenis masakan yang dihidangkan. Dengan konsep konsumsi pangan ini yang ingin dicapai adalah mutu pangan yang dikonsumsi makin meningkat dan keadaan ini diharapkan berdampak pada makin baiknya status gizi masyarakat. Rita Hanafie, 2010:283. 33

5. SERAT PANGAN

a. Pengertian Serat Pangan

Serat pangan merupakan salah satu komponen penting makanan yang sebaiknya ada dalam susunan menu sehari-hari. Serat telah diketahui mempunyai banyak manfaat bagi tubuh terutama dalam mencegah penyakit, meskipun komponen ini belum dimasukkan sebagai zat gizi. Serat pangan adalah komponen bahan makanan nabati yang penting yang tahan pada proses hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan manusia. Menurut definisi The American Association of Cereal Chemist AACC 2001 serat pangan adalah bagian tumbuhan yang dapat dimakan atau analog dengan karbohidrat, yang tahan terhadap pencernaan dan absorsi di dalam usus halus manusia dan mengalami fermentasi sebagian di dalam usus besar. Serat pangan meliputi polisakarida, karbohidrat analog, oligosakarida, lignin, dan bahan yang terkait dengan sel tanaman waxes, cutin, suberin. Yustinus Marsono, 2004:2-3. Istilah serat pangan dietary fiber berbeda dengan istilah serat kasar crude fiber yang biasa digunakan dalam analisis prosimat bahan pangan. Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu asam sulfat 1,25 dan natrium hidroksida 1,25. Piliang dan Djojosoebagio 2002 mengemukakan bahwa yang dimaksud serat kasar adalah sisa bahan makanan yang telah mengalami proses pemanasan dengan asam kuat dan basa kuat selama 30 menit yang dilakukan di