Serat Pangan Dalam Kesehatan
43 dari makanan yang mengandung prekursor. Di dalam sistem pencernaan,
senyawa prekursor dapat dirubah menjadi senyawa-senyawa karsinogen oleh enzim pencernaan dan aktivitas flora usus. Kontak senyawa karsinogen
dengan sel usus, dapat merubah sel-sel usus menjadi sel-sel kanker. Ebookpangan, 2006:9.
Menurut Burkitt 1983 dalam Rosiana Permanasari 1993:18 adanya serat makanan di dalam usus besar, akan menyebabkan usus besar lebih
aktif bekerja. Konsumsi serat makanan yang kurang menyebabkan berkurangnya volume feses dan terjadi penahanan feses di kolon, juga dapat
menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme zat gizi di dalam kolon. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan jumlah dan aktivitas senyawa
karsinogen dan pada akhirnya jika terjadi dalam waktu yang cukup lama akan menimbulkan penyakit kanker kolon
Serat makanan mempunyai daya serap air yang tinggi. Adanya serat makanan dalam feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak
sehingga volumenya menjadi besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya volume feses yang besar akan mempercapat konstraksi usus untuk lebih
cepat buang air – waktu transit makanan lebih cepat. Volume feses yang
besar dengan tekstur lunak dapat mengencarkan senyawa karsinogen yang terkandung di dalamnya, segingga konsentrasinya jauh lebih rendah.
Dengan demikian akan terjadi kontak antara zat karsinogenik dengan konsentrasi yang rendah dengan usus besar, dan kontak ini pun terjadi
44 dalam waktu yang lebih singkat, sehingga tidak memungkinkan
terbentuknya sel-sel kanker.
3 Serat Pangan dan Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya terus mengalami peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun
negara berkembang. Organisasi kesehatan dunia WHO memperkirakan bahwa lebih dari 346 juta orang diseluruh dunia mengidap diabetes. Jumlah
ini kemungkinan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 tanpa intervensi. Hampir 80 kematian diabetes terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah IP. Surioka, 2012:45.
Penyakit diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Penyakit Diabetes Mellitus
DM terjadi karena hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak memadai lagi jumlahnya untuk proses metabolisme karbohidrat secara
normal. Hal ini mengakibatkan sebagian besar glukosa yang dikonsumsi tidak dapat diubah menjadi glikogen menyebabkan gula darah bertambah
tinggi dan kelebihan glukosa dalam darah akan dibuang melalui urin. Gejala-gejala yang ditimbul pada penderita penyakit
Diabetes Mellitus adalah penurunan berat badan, rasa lemas, dan cepat lelah, sering kencing
pada malam hari dengan jumlah air seni banyak, banyak minum atau sering merasa haus, dan banyak makan. Hasil penelitian epidemiologi,
45 menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi serat makanan dengan
penyakit Diabetes Mellitus Dina Agoes Soelistijani, 1999:14.
Hasil penelitian Jenkins tahun 1976 dalam dalam Dina Agoes Soelistijani 1999:14, menyebutkan bahwa penambahan serat larut air pada diet
Diabetes Mellitus ringan, dapat menurunkan kadar gula darah dan menyebabkan respon terhadap insulin semakin menurun. Mekanisme serat
yang tinggi dapat memperbaiki kadar gula dalam darah, hal ini berhubungan dengan kecepatan penyerapan makanan karbohidrat masuk kedalam aliran
darah yang dikenal dengan qlycaemic index GI. GI ini mempunyai angka
dari 0 – 100 dimana makanan cepat dirombak dan diserap masuk ke dalam
aliran darah mempunyai kadar GI tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah. Sebaliknya makanan yang lambat dirombak dan lambat diserap
masuk ke dalam aliran darah mempunyai angka GI yang rendah sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.