Kebutuhan Serat Pangan SERAT PANGAN
                                                                                50 lainnya.  Sebagian  besar  komponen  serat  dalam  serealia  adalah  serat  tidak
larut  dalam  air  yaitu  lignin.  Namun  jika  serealia  telah  berbentuk  tepung kandungan  seratnya  jauh  menurun  bahkan  tidak  ada  karena  hilang  pada
proses penepungan. Kandungan  serat  tidak  larut  dalam  air  yakni  jenis  selulosa  dan
hemiselulosa  lebih  banyak  terdapat  dalam  kulit  luar  biji  serealia.  Pada endosperma jumlah kandungan serat lebih sedikit jika dibandingkan dengan
kandungan  serat  yang  ada  pada  kulit  luar.  Dalam  endosperma  terkandung jenis  serat  tidal  larut  air  yaitu  musilase  dan  gum.  Dina  Agoes  Sulistijani,
1999:16. Beras merupakan salah satu jenis serealia paling penting di dunia untuk
konsumsi  manusia  terutama  di  Benua  Asia.  Penduduk  Indonesia  sebagian besar  mengkonsumsi  beras  sebagai  makanan  pokok  mereka.  Jenis  beras
yang beredar dipasaran yang dapat ditemukan oleh masyarakat adalah jenis beras giling dan beras tumbuk. Beras giling yang memiliki warna lebih putih
umumnya  lebih  sering  dikonsumsi  dibandingkan  dengan  beras  tumbuk. Karena selain warnanya yang lebih putih, beras giling juga lebih tahan lama.
Padahal kenyataannya kandungan serat dan gizi beras tumbuk lebih banyak jika  dibandingkan  dengan  beras  giling.  Karena  pada  beras  giling  proses
penggilingan  yang  terjadi  menyebabkan  kandungan  serat  dan  gizinya menurun.  Proses  penurunan  kandungan  serat  makanan  pada  berbagai
varietas sebelum dan sesudah penggilingan setiap 100 gr beras dapat dilihat pada tabel berikut ini
51 Tabel 4. Kandungan Serat Kasar
Dalam 100 gr Beras Tumbuk dan Beras Giling
JENIS BERAS KANDUNGAN SERAT KASAR g
Varietas pelita II Tumbuk
0,5 Giling
0,4 Varietas pelita III
Tumbuk 0,7
Giling 0,4
sumber : Dina Agoes Sulistijani 1999:17 Penurunan kandungan serat terjadi pada biji gandum yang telah diolah
menjadi  tepung.  Akan  tetapi  tepung  gandum  banyak  diolah  menjadi  roti, kue,  dan  biskuit  hal  ini  karena  pada  tepung  gandum  daya  cerna  dan  sifat
panggangnya  meningkat.  Hasil  penelitian  puslitbang  Gizi  menyebutkan bahwa kandung serat kasar dalam 100 gram tepung gandung hanya sebesar
0,3 gr. Pengelolahan  jagung  menjadi  tepung  mengakibatkan  menurunya
kandungan  serat,  maka  dari  itu  untuk  memperoleh  kandungan  serat  yang tinggi  dapat  memilih  jagung  yang  masih  terbungkus  kelobot.  Mengenai
jumlah  kandungan  serat  kasar  yang  ada dalam  jagung  maka  dapat  melihat Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Kandungan Serat Pada Beberapa Jenis jagung
JENIS JAGUNG KANDUNGAN SERAT KASAR gr
Varietas Kuning 2,2
Varietas Harapan 2,6
Varietas Metro 2,9
sumber : Dina Agoes Sulistijani 1999:19 Sorgum  yang  digiling  teksturnya  legih  kasar  dan  tidak  putih  seperti
beras padi, akibat penggilingan juga dapat menurutkan kandungan seratnya.
52 Walaupun keandungan seratnya turun, penggilingan sorgum menjadi tepung
dapat meningkatkan daya cerna dan nilai rasa sorgum. Kini telah ditemukan varietas  hibrida  berbiji  dua  twin  seed  sorgum  yang  memiliki  kandungan
serat  lebih  tinggi  dibanding  yang  berbiji  tunggal.  Berikut  ini  adalah  tabel kandungan  serat  kasar  biji  sorgum  dan  kandungan  serat  kasar  pra  dan
pasca-giling. Tabel 6. Kandungan Serat Pada Beberapa Jenis Sorgum
BAGIAN BIJI SERAT KASAR
Kulit Luar 8,6
Endosperma 1,3
Lembaga 2,6
sumber : Dina Agoes Soelistijani 1999:20 Tabel 7. Kandungan Serat Kasar Biji Sorgum Pra dan Pasca Giling
PERLAKUAN SERAT KASAR
Sebelum Digiling 2,1
Sesudah digiling 0,4
sumber : Dina Agoes Sulistijani 1999:20
2 Kacang-kacangan
Selain kaya protein, kacang-kacangan juga kaya serat. Bahan nabati dari golongan  kacang-kacangan  yang  biasa  dikomsumsi  antara  lain  meliputi
kacang  kedelai,  kacang  tanah,  kacang  merah,  kacang  tolo,  serta  kacang hijau.  Dari  semua  kacang  tersebut  kacang  kedelai  paling  banyak  variasi
olahanya. Tetapi sebaiknya tidak dikomsumsi dalam keadaan kacang kedelai masih mentah, karena kadar zat toksiknya, tripsin inhibitor. Apabila tertelan,
orang yang bersangkutan akan mengalami keracunan. Maka dari itu sebelum