Klasifikasi Parera Klasifikasi Ingendahl
Sub-headline biasanya ditulis tepat di bawah headline dengan tulisan yang lebih kecil dan tipis. Fungsi dari sub-headline ini adalah untuk menyebarkan
penjualan secepatnya. Sub-headline merupakan cadangan bagi faktor-faktor yang penting yang mungkin tidak sedramatik informasi yang disampaikan
headline. Hal ini terutama karena bentuknya yang lebih panjang. 3
Body Copy Body copy adalah uraian lengkap dari iklan tersebut. Body copy dimaksudkan
untuk mempertegas, menjelaskan apa yang ditulis dalam headline dan subheadline yang biasanya tidak memberikan informasi yang maksimal.
Dalam body copy terdapat informasi yang lebih rinci. Pautsch 2000: 6 berpendapat bahwa terdapat lima elemen dalam
iklan yaitu Headline, Fließtext, Slogan, Logo dan Produktnamen atau nama produk. Pada dasarnya, headline yang dimaksud oleh Pautsch tidak berbeda
dengan headline yang dijelaskan oleh Kasali, sedangkan Fließtext dalam hal ini merupakan body copy seperti yang diungkapkan oleh Kasali pula. Slogan
disebut oleh Pautsch sebagai “verbale Galionsfigur” atau “boneka verbal” yang ditujukan untuk menciptakan citra kendali. Slogan biasanya membawa
pernyataan positif dan terkadang tidak konkrit berlebihan dalam kaitannya dengan produk. Logo merupakan grafis dari perusahaan atau nama produk
yang biasanya didesain khas dan mudah diingat. Produktnamen sebaiknya tidak hanya terdiri dari nama produk yang diiklankan saja, tetapi juga nama
merk dan nama dari perusahaan yang memproduksi. Ketiganya perlu
dibedakan. Contoh: Daimler-Chrysler nama perusahaan, Mercedes-Benz merk, Mercedes-Benz Sprinter nama produk.
Menurut Barthes 2007: 281, iklan adalah sebuah message atau pesan, yaitu bahwa iklan mengandung suatu sumber yang mengeluarkannya, yaitu
perusahaan yang menghasilkan produk yang diluncurkan dan dibangga- banggakan, suatu titik resepsi-penerimaan, yaitu publiknya, dan suatu saluran
transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. Pesan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pesan denotatif dan konotatif. Menurutnya, iklan merupakan
salah satu bentuk mite, yakni keseluruhan sistem citra dan kepercayaan yang dibentuk masyarakat untuk mempertahankan dan menonjolkan identitasnya.
Untuk menelusuri makna yang terdapat dalam mite, Barthes mengembangkan pendekatan semiotik dengan dasar semiotik yang telah dikembangkan de Saussure
sebelumnya.