Sekilas mengenai Sepak Bola di Jerman
bahasa yang digunakan. Selain itu, peneliti juga menganalisis peran visual yang terdapat dalam iklan. Dari analisis 44 iklan, ditemukan 15 gaya bahasa
hiperbola, 16 personifikasi, 7 metafora, 4 sinekdok, satu asonansi, satu simile, satu aliterasi, dan satu paradoks, serta dua iklan yang berbentuk pertanyaan
retoris. 3.
Penelitian berjudul Analisis Semiotik Iklan Mobil Segment Citadine di Majalah Geo edisi Juli-Desember 2005 yang dilakukan oleh Vina Attienza
Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis UNY. Penelitian ini merupakan kajian semiotik Peirce. Tujuan penelitiannya adalah untuk menemukan unsur-unsur
semiotik Peirce yang terdapat dalam iklan-iklan yang diteliti, yaitu unsur- unsur yang berupa indeks, ikon, dan simbol.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dan keempat penelitian di atas. Persamaan penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh
Bhakti Simamora terdapat pada objek penelitian, yaitu metafora yang terdapat pada iklan mobil Volkswagen berbahasa Jerman. Akan tetapi, korpus data
penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Bhakti Simamora berbeda. Selain itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan klasifikasi Wahab untuk
mendeskripsikan metafora, sedangkan Bhakti Simamora menggunakan klasifikasi Ingendahl. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan semiotik untuk
menafsirkan makna metafora, sedangkan Bhakti Simamora menggunakan pendekatan semantik Gerhard Kurz. Adapun teori metafora yang digunakan
adalah sama, yaitu teori interaksi.
Penilitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ahzar dan Vina Attienza, yaitu bahwa data diambil dari iklan produk
otomotif. Perbedaannya, penelitian ini hanya menganalisis teks iklannya saja dan tidak menganalisis unsur-unsur lain yang terdapat dalam iklan. Meskipun begitu,
unsur-unsur tersebut tidak diabaikan, tetapi justru membantu peneliti dalam menganalisis teks iklan. Teks iklan yang diteliti dalam penelitian ini pun dibatasi,
yaitu hanya teks iklan yang berbentuk metafora. Penelitian ini menggunakan semiotik hanya untuk pendekatan penelitian
saja. Penelitian ini bukan merupakan kajian semiotik, seperti halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Vina Attienza. Selain itu, semiotik yang digunakan
dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Vina Attienza pun berbeda. Vina Attienza menggunakan semiotik Charles Sanders Peirce, sedangkan
penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes. Semiotik Roland Barthes digunakan dalam penelitian ini untuk menelusuri makna denotatif
dan konotatif yang terdapat dalam metafora. Persamaan-persamaan yang telah disebutkan di atas menjadikan ketiga
penelitian tersebut relevan sebagai referensi dari penelitian ini, sedangkan perbedaan-perbedannya menjadi kelebihan dari penelitian ini. Kelebihan utama
dari penelitian ini adalah, bahwa makna dari metafora yang diteliti benar-benar dianalisis secara mendalam dengan pendekatan semiotik konotasi yang
dikembangkan oleh Roland Barthes.