metafora ditentukan oleh makna harfiah kata-kata yang membentuknya dan bagaimana ia digunakan.
Pendapat Davidson tersebut didukung oleh Searle 1981: 76-103 yang mengungkapkan bahwa perbedaan makna harfiah dengan makna metaforis
sebuah metafora tidak disebabkan oleh perubahan makna elemen-elemen leksikal, melainkan karena penutur bermaksud mengungkapkan makna yang
lain melalui kata-kata yang lebih akrab tersebut.
d. Teori Kognisi
Teori ini berawal dari pendapat Lakoff dan Johnson 1980: 3 yang menyatakan bahwa metafora diperoleh dan dimengerti secara kognitif oleh
manusia berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari yang diungkapkan melalui bahasa mereka sendiri. Cara seseorang berpikir dan bertindak sehari-hari
sebenarnya bersifat metaforis. Seseorang dapat memahami sesuatu hal melalui proses pemahaman akan hal lain yang telah dikenal dan dipahami sebelumnya.
Ortony 1993: 208-209 menjelaskan prinsip utama dalam teori kognisi Lakoff dan Johnson sebagai proses berpikir. Metafora menghubungkan dua
ranah konseptual, yaitu ranah sumber source domain dan ranah sasaran target domain. Ranah sumber digunakan manusia untuk memahami ranah
sasaran. Dari keempat teori metafora tersebut, dalam penelitian ini akan digunakan
teori interaksi untuk menganalisis metafora yang ditemukan. Teori analisis dipilih karena teori tersebut cocok dengan pendekatan yang digunakan dalam analisis
penelitian ini yaitu pendekatan semiotik. Teori interaksi dan pendekatan semiotik sama-sama berlandaskan pada interaksi dalam pembentukan makna.
3. Struktur
Menurut Beekman dan Callow dalam https:pusatbahasaalazhar.word press.comhakikat-hakiki-kemerdekaanmakna-figuratif-metafora-dan-metonimi
metafora terdiri dari tiga bagian, yaitu 1 topik, yaitu benda atau hal yang dibicarakan; 2 citra, yaitu bagian metaforis dari majas tersebut yang digunakan
untuk mendeskripsikan topik dalam rangka perbandingan; 3 titik kemiripan, yaitu bagian yang memperlihatkan persamaan antara topik dan citra. Topik
disebut juga dengan tenor, citra disebut juga dengan vehicle, dan titik kemiripan disebut juga dengan ground. Ketiga bagian yang menyusun metafora tersebut
tidak selalu disebutkan secara eksplisit. Sehubungan dengan hal tersebut, Orrecchioni dalam Zaimar, 2002: 48-49 membedakan metafora menjadi
metafora in praesentia dan metafora in absentia. Metafora in praesantiai adalah metafora yang seluruh komponen strukturnya disebutkan, sedangkan dalam
metafora in absentia, salah satu komponen strukturnya tidak disebutkan.
4. Jenis
Terdapat berbagai jenis metafora berdasarkan klasifikasi-klasifikasi tertentu. Berikut ini merupakan beberapa klasifikasi metafora menurut ahli-ahli
bahasa.
a. Klasifikasi Larson
Larson 1998: 274-275 mengklasifikasikan metafora menjadi metafora mati dead metaphor dan metafora hidup live metaphor. Metafora mati