59
2. Kreativitas X
2
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui angket kreativitas, dapat diketahui hasil penelitian menggunakan analisis deskriptif bahwa kreativitas
sebagian 60,5 siswa kelas X SMK Piri I Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa penyebaran kategori data
variabel kreativitas siswa. Sebagian siswa memiliki gaya belajar kategori cukup yaitu sebesar 60,5, sedangkan sebagian kecil siswa sebanyak 16,4 siswa
termasuk kategori kurang, kemudian sebesar 1,3 siswa termasuk kategori rendah dan siswa yang termasuk kategori tinggi yaitu hanya sebesar 21,7.
Hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara umum kreativitas siswa dalam kemandirian belajar sudah cukup kreatif.
Gambar 6. Diagram Kreativitas Siswa Keterangan:
Kreativitas di SMK Piri I Yogyakarta sudah dapat menunjang kemandirian belajar. Torrance yang dikutip oleh Ali Asrori 2008: 43 berpendapat bahwa
kreativitas sebagai proses kemampuan memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidup. Rasa ingin tahu, ketekunan, dan tidak
60 mudah bosan diperlukan siswa untuk memahami kesenjangan atau hambatan
yang dialami khususnya dalam proses pembelajaran. Siswa yang kreatif akan lebih mudah melakukan analisis dan cekatan terhadap gagasannya. Kreativitas
siswa merupakan salah satu aspek untuk membentuk pribadi siswa yang mandiri. Apabila sikap tersebut sudah tumbuh dalam diri siswa maka besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan untuk menciptakan kemandirian belajar.
3. Kecerdasan Emosi X
3
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui angket kecerdasan emosi, dapat diketahui hasil penelitian menggunakan analisis deskriptif bahwa kecerdasan
emosi sebagian kecil 50 siswa kelas X SMK Piri I Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan gambar 7 dapat diketahui bahwa penyebaran
kategori data variabel kecerdasan emosi siswa. Sebagian kecil siswa memiliki kecerdasan emosi kategori cukup yaitu sebesar 50, sedangkan sebanyak 7,2
siswa termasuk kategori kurang, kemudian sebesar 1,3 siswa termasuk kategori rendah dan siswa yang termasuk kategori tinggi yaitu hanya sebesar
41,4. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara umum kecerdasan emosi siswa dalam kemandirian belajar sudah cukup cerdas.
Gambar 7. Diagram Kecerdasan Emosi Siswa Keterangan:
61 Kecerdasan Emosi siswa di SMK Piri I Yogyakarta sudah dapat menunjang
kemandirian belajar. Saloney dan Mayer yang dikutip oleh Hariwijaya 2005: 9 mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan
mengendalikan emosi sendiri dan orang lain, serta menggunakan emosi-emosi itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Perasaan atau suara-suara hati
memberikan informasi penting dan berpotensi memberikan keuntungan setiap saat. Keuntungan yang dimaksud adalah mampu menjadi pribadi yang mandiri
dan dapat mencapai keberhasilan dalam belajar.
4. Kemandirian Belajar Y