+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
29
Gambar 4. Perkembangan Kelembagaan dan Usaha IKSP Grafik diatas memperlihatkan bahwa selama 5 tahun, IKSP mengalami peningkatan
secara mantap dalam jumlah anggota, jumlah asset fisik, jumlah pengurus dan pengawas, besar modal sendiri dan modal luar. Meskipun mengalami fluktuasi cukup besar, namun
volume usaha dan SHU IKSP juga mengalami peningkatan pada tahun 2005. Dalam aspek produktivitas, IKSP mengalami peningkatan pada solvabilitas dan likuiditas sedangkan
rentabilitasnya cenderung menurun. Trend meningkat pada jumlah anggota, pengurus dan pengawas, dan jumlah asset
fisik menunjukkan bahwa ada peningkatan ukuran kelembagaan untuk menangani berbagai fungsi internal koperasi. Hal ini tentu berarti ada peningkatan secara fungsional pada
manajemen koperasi. Pelaksanaan fungsi koperasi diantaranya juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada jumlah pelatihan anggota, pengurus, pengawas dan karyawan
koperasi. Semuanya ini menunjukkan IKSP mengalami perkembangan kelembagaan yang menuju pada peningkatan kemampuan yang lebih baik.
Pada sisi keragaan usaha, perkembangan jumlah modal sendiri dan modal luar IKSP yang terus meningkat menunjukkan bahwa kemampuan permodalannya makin terus menguat.
Hal ini berarti IKSP makin meningkat kemampuannya dalam membiayai usaha-usaha yang dijalankan. Peningkatan kemampuan permodalan tersebut diikuti pula dengan perkembangan
SHU yang makin meningkat. Meskipun mengalami fluktuasi pada tahun 2002 sampai 2005, SHU IKSP tetap menunjukkan peningkatan. Peningkatan SHU menunjukkan IKSP mampu
mencapai profit yang lebih tinggi dari tahun ke tahun. Keadaan ini terjadi sebagai realisasi usaha-usaha yang berjalan baik dan pencapaian volume usaha yang makin tinggi.
Data laporan keuangan menunjukkan bahwa IKSP memiliki kemampuan keuangan yang baik. Trend solvabilitas dan likuiditas IKSP menunjukkan peningkatan dalam 5 tahun
terakhir, sementara rentabilitas menunjukkan penurunan. Meskipun demikian nilai rentabilitas tersebut masih positif. Solvabilitas dan likuiditas yang terus meningkat tersebut
Trend SHU IKSP
448 320
303 351
336 50
100 150
200 250
300 350
400 450
500
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun J
t. R
p
Trend Solvabilitas, Rentabilitas Likuiditas IKSP
138 113
113 115
117
14 14
18 17
17 131
112 120
114 115
20 40
60 80
100 120
140 160
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
P e
rs e
n
Solvablts Rentablts
+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
30
memperlihatkan bahwa kemampuan IKSP dalam mengembalikan hutangnya semakin membaik. Sementara trend rentabilitas yang meskipun menurun tetapi masih positif
menggambarkan bahwa kemampuan IKSP dalam menghasilkan keuangan bersih masih baik positif cukup tinggi. Yakni dari setiap Rp. 100 harta yang dimiliki mampu menghasilkan SHU
sebesar Rp. 14,- sampai Rp. 18,-
2. Induk Koperasi Jasa Angkutan INKOPANG
Perkembangan INKOPANG dalam 5 tahun terakhir disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Perkembangan Kelembagaan dan Usaha INKOPANG
Trend Anggota, Pengurus Pengawas INKOPANG
33 33
34 33
36 7
7 9
8 8
10 20
30 40
2001 2002 2003 2004 2005
Tahun U
n it
Angg. PgrsPgws
Trend Modal Sendiri dan Modal Luar INKOPANG
11 11
10 10
10
333 318
262 262
262 100
200 300
400
2001 2002 2003 2004 2005
Tahun J
t. R
p
M.Sndiri M.Luar
Trend SHU INKOPANG
33
3 18
24 22
5 10
15 20
25 30
35
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun J
t. R
p
Tre nd Unit Usaha, Asse t Fis ik Pelatihan Inte rnal INKOPANG
3 3
2 2
2 6
7 13
12 10
2 4
6 8
10 12
14
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun U
n it
Pelthn Unit Ush
Asset
Trend Volum e Usaha INKOPANG
150
54 49
33 39
20 40
60 80
100 120
140 160
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
J u
R u
p ia
h
+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
31
Selama 5 tahun terakhir INKOPANG sedikit mengalami peningkatan dalam jumlah anggota, jumlah asset fisik dan jumlah modal sendiri. Tetapi ia mengalami penurunan jumlah
pengurus dan pengawas, jumlah unit usaha, tidak ada pelatihan kepada anggota, pengurus, pengawas dan karyawan. Penurunan cukup besar juga dialami pada modal luar, volume usaha
dan SHU, dan tidak ada laporan tentang rasio keuangannya. Secara umum, INKOPANG mengalami penurunan baik dari keragaan kelembagaan maupun keragaan usaha.
Pada satu sisi terdapat peningkatan jumlah anggota dan jumlah asset fisik untuk operasionalisasi koperasi. Tetapi peningkatan tersebut tidak disertai peningkatan para
pengurus dan pengawas sebagai pelaksana fungsional koperasi, malahan sebaliknya jumlah pengurus dikurangi. Ini menunjukkan ada penciutan di dalam struktur kepengurusan koperasi
yang kemudian berdampak pada pengurangan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh pengurus. Hal ini semakin diperkuat dengan tidak adanya pelatihan-pelatihan bagi para pengurus,
pengawas, anggota dan karyawan selama 5 tahun terakhir. Indikasi lain yang turut mendukung adalah jumlah unit usaha koperasi yang berkurang. Semua kondisi ini menunjukkan
INKOPANG mengalami perkembangan kelembagaan yang berat dan menurun. Belum terlihat adanya tanda-tanda peningkatan yang berarti.
Aspek-aspek keragaan usaha INKOPANG memperlihatkan bahwa jumlah modal luar koperasi terus mengalami penurunan sementara modal sendiri hanya memperlihatkan
peningkatan kecil. Keadaan ini menjelaskan kemampuan pembiayaan koperasi tertekan cukup berat, dan akibatnya terlihat pada penurunan tajam SHU. Penurunan SHU menunjukkan
INKOPANG mengalami penurunan pencapaian profit dibanding tahun-tahun sebelumnya, yang berarti usaha-usahanya tidak berjalan optimal. Meskipun kemudian pada tahun-tahun
berikutnya SHU mulai menunjukkan perkembangan meningkat namun hasil ini masih berada di bawah pencapaian tahun 2001.
3. Koperasi Jasa Audit Nasional KJAN
Berdasarkan data yang terkumpul, perkembangan KJAN dalam 5 tahun terakhir disajikan pada Gambar 6 berikut. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa jumlah anggota,
jumlah pengurus dan pengawas, dan jumlah unit usaha KJAN adalah tetap. Jumlah asset fisik dan jumlah modal sendiri mengalami peningkatan sedangkan modal luar tidak ada data. SHU
menunjukkan peningkatan tetapi data untuk tahun 2005 tidak tersedia. Begitu juga data pelatihan internal koperasi dan data-data rasio keuangan tidak tersedia.
Berdasarkan data di atas, perkembangan yang tetap statis dialami oleh KJAN dalam hal jumlah anggota, pengurus dan pengawas, dan jumlah unit usaha. Kondisi ini menunjukkan
bahwa dalam beberapa hal KJAN kemungkinan mengalami perkembangan yang tetap stabil atau normal meskipun tidak menunjukkan peningkatan jumlah anggota, pengurus dan
pengawas dan jumlah unit usaha. Dalam hal demikian dikatakan KJAN mengalami perkembangan kelembagaan yang relatif baik atau normal. Sebaliknya keadaan di atas juga
+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
32
dapat menunjukkan bahwa KJAN dapat saja mengalami hambatan untuk berkembang lebih baik. Dengan kata lain perkembangannya “hidup segan mati tak mau.”
Gambar 6. Perkembangan Kelembagaan dan Usaha KJAN
Trend Unit Usaha dan Asset Fisik KJAN Pelatihan Internal tdk ada data
3 3
3 3
3 12
12 12
11 10
2 4
6 8
10 12
14
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
U n
it
Unit Ush Asset
Trend Jumlah Anggota, Pengurus dan Pengawas KJAN
37 37
37 37
37 9
9 9
9 9
5 10
15 20
25 30
35 40
2001 2002
2003 2004 2005
Tahun U
n it
Angg. PgrsPgws
Trend Modal Sendiri KJAN Modal Luar tdk ada data
355 333
310 288
100 200
300 400
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun J
t. R