Analisis menurut Keseluruhan Fungsi

+,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 87

4.3.2. Keterkaitan Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi dengan Koperasi Primer Anggotanya

4.3.2.1. Analisis menurut Keseluruhan Fungsi

Koperasi Sekunder secara nyata dapat terkait dengan Koperasi Primer anggotanya jika dilihat dari sisi pelaksanaan fungsinya secara menyeluruh. Meskipun demikian, dapat saja Koperasi Sekunder tidak berfungsi sebagaimana mestinya jika diamati pelaksanaan fungsinya secara satu per satu. Pada Tabel 23 disajikan distribusi frekuensi pelaksanaan fungsi-fungsi keterkaitan Koperasi Sekunder dengan anggotanya, dan pada Tabel 24 disajikan nilai chi square menurut analisis keseluruhan fungsi integrasi. Tabel 23. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi-fungsi Keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Anggotanya. F U N G S I IN T E G -R A S I P U S K U D G K S I P U S K O -P D IT P U S K U D M IN A P K P -R I P U S K O P - P A S P .P O N -T R E N P U S K S P P U S K O P - W A N P U S K O P - P O L D A P K S U J U M L A H B A R IS FA1 13 3 5 2 14 1 1 1 2 2 9 53 5.71 FA2 17 4 7 2 16 1 1 2 4 7 4 65 7.00 FA3 8 2 2 1 9 1 2 2 5 6 38 4.09 FA4 8 3 7 1 12 1 1 2 4 4 6 49 5.27 FA5 7 5 1 5 1 1 4 3 5 32 3.44 FA6 7 2 6 11 1 1 1 3 3 5 40 4.31 FA7 5 6 9 1 1 2 3 1 5 33 3.55 FA8 6 2 6 7 1 1 2 1 5 31 3.34 FA9 9 2 4 1 4 1 1 2 4 5 33 3.55 FA10 6 3 5 4 1 3 2 1 6 31 3.34 FA11 15 4 6 1 10 1 3 4 4 8 56 6.03 FA12 22 4 8 2 17 6 1 4 4 9 6 83 8.93 FA13 10 4 6 1 13 1 1 3 4 8 51 5.49 FA14 22 4 8 2 16 6 1 4 4 9 4 80 8.61 FB1 2 1 6 6 2 3 3 4 27 2.91 FB2 2 3 4 2 1 1 1 4 18 1.94 FB3 1 1 1 5 8 0.86 FB4 3 3 4 8 1 2 3 1 2 27 2.91 FB5 2 1 1 4 8 0.86 FB6 1 1 3 6 1 1 4 17 1.83 FC1 3 1 6 8 1 3 30 4 56 6.03 FC2 4 6 8 1 3 2 4 28 3.01 FC3 3 6 6 1 3 2 4 25 2.69 FC4 4 2 5 1 3 2 4 21 2.26 FC5 3 4 1 4 3 4 19 2.05 Jlh Kolom 180 46 125 14 196 20 13 40 69 101 125 929 19.38 4.95 13.46 1.51 21.10 2.15 1.40 4.31 7.43 10.87 13.46 100 100 +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 88 Tabel 24. Nilai Chi Square, Uji Signifikansi dan Koefisien Kontingensi Koperasi Sekunder Dianalisis menurut Keseluruhan Fungsi Nilai Chi Square χ2 = 304.04 Nilai Kritis Chi Square dengan derajad bebas = 240 dan pada α 0.01 adalah sebesar 99.44 Hasil : χ 2 hitung χ 2 tabel Keputusan : Tolak H atau terima H 1 Kesimpulan : Koperasi Sekunder terkait dengan Koperasi Primer Anggotanya menurut analisis keseluruhan fungsi keterkaitan. Nilai Koefisien Kontingensi = 0.497 artinya tingkat keterkaitan antara Koperasi Sekunder dengan Koperasi Primer Anggotanya tidak kuat lemah. Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai chi square sangat besar yaitu sebesar 304.04. Sedangkan nilai kritis chi square pada α = 0.01 sesuai kurva normal adalah sebesar 99.44. Perbandingan antara keduanya menunjukkan bahwa nilai chi square hasil perhitungan lebih besar dari nilai kritis chi square. Ini berarti kita tolak hipotesis nol H atau terima hipotesis alternatif H 1 . Tolak hipotesis nol H memiliki arti bahwa secara keseluruhan Koperasi Sekunder memiliki hubungan keterkaitan yang signifikan dengan Koperasi Primer anggotanya. Nilai koefisien kontingensi Koperasi Sekunder sesuai tabel di atas adalah hanya sebesar 0.497. Artinya, ada keterkaitan antara Koperasi Sekunder dengan Koperasi Primer anggotanya, namun tingkat keterkaitan keeratan hubungan keduanya lemah, yakni hanya sebesar 49.7 . Secara statistik, kita telah menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi dengan Koperasi Primer anggotanya. Berikut itu ditunjukkan pelaksanaan fungsi-fungsi yang memperlihatkan keterkaitan tersebut pada Gambar 29 dan Gambar 30. +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 89 Dari Gambar 29. diatas dapat dilihat bahwa secara frekuensi PKP – RI melaksanakan 21.10 fungsi-fungsi keterkaitan dari total pelaksanaan semua fungsi oleh semua koperasi. Berikutnya, PUSKUD melaksanakan sebanyak 19.38 dan PKSU dan PUSKOPDIT masing-masing melaksanakan 13.46. Hasil ini menunjukkan bahwa keempat koperasi diatas secara frekuensi paling banyak melaksanakan fungsi-fungsi keterkaitan dengan anggotanya. Tiga koperasi yang sangat rendah presentase frekuensi pelaksanaan fungsinya adalah PUSKOPPAS 2.15, PUSKUD MINA 1.51, dan PUSKOPPONTREN 1.40. Dengan persentase yang rendah seperti ini berarti koperasi-koperasi tersebut relatif kurang dapat melaksanakan fungsi-fungsi keterkaitannya. Ini berarti mereka mengabaikan tanggung jawabnya kepada koperasi anggotanya. Gambar 29. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Semua Fungsi Keterkaitan oleh Koperasi Sekunder dengan Anggotanya 1.40 1.51 2.15 4.31 4.95 7.43 10.87 13.46 19.38 21.10 13.46 K o p e ra s i S e k u n d e r Persen PKP - RI PUSKUD PKSU P.KOPDIT P.POLDA P.KOPWAN GKSI PUSKSP P.KOPPAS PUS.MINA P.PONTREN +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 90 Gambar 30. menunjukkan bahwa fungsi FA12 yaitu Koperasi Primer anggota menghadiri RAT Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi secara frekuensi paling banyak dilaksanakan oleh semua koperasi, yaitu sebanyak 8.93. Fungsi FA14 Koperasi Primer anggota memenuhi kewajibannya kepada Koperasi Sekunder dilaksanakan sebanyak 8.61, dan FA2 Koperasi Sekunder memberikan masukan yaitu menghadiri dan mengarahkan RAT Koperasi Primer anggotanya dilaksanakan sebanyak 7.00. Empat fungsi paling rendah frekuensi pelaksanaannya adalah masing-masing FB2 KS membangun jaringan pemasaran bagi anggota sebesar 1.94, FB6 KS mengadakan temu usaha dengan koperasi anggotanya sebesar 1.82, FB3 KS membantu pengolahanproses produksi dari Koperasi Primer anggota dan FB5 KS membantu promosi produksi kepada Koperasi Primer anggota masing-masing dilaksanakan hanya sebanyak 0.86. Ini berarti keempat fungsi ini sangat jarang dilaksanakan oleh Koperasi Sekunder, padahal fungsi-fungsi tersebut adalah penting untuk menunjang kemandirian koperasi anggotanya. Gambar 30. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Masing-masing Fungsi oleh Koperasi Sekunder dengan Anggotanya 0.86 0.86 1.83 1.94 2.05 2.26 2.69 2.91 3.01 3.34 3.34 3.44 3.55 3.55 4.09 4.31 5.27 5.49 5.71 6.03 6.03 7.00 8.61 8.93 2.91 N a m a F u n g s i Persen FA12 FA14 FA2 FC1 FA11 FA1 FA13 FA4 FA6 FA3 FA9 FA7 FA5 FA10 FA8 FC2 FB4 FB1 FC3 FC4 FC5 FB2 FB6 FB5 FB3 +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 91 Dari Tabel 23. di atas dapat dihitung berapa jumlah fungsi yang dominan dilaksanakan oleh masing-masing Koperasi Sekunder sampai pada 50 frekuensi kumulatif pelaksanaan fungsi keterkaitan Tabel 25. Tabel 25. Fungsi-fungsi yang Paling Dominan Dilaksanakan Koperasi Sekunder No Uraian Fungsi Kumu- latif PUSKUD 1 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 12.22 12.22 2 FA14 = memenuhi kewajiban 12.22 24.44 3 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 9.44 33.89 4 FA11 = mengadakan pertemuan secara periodik 8.33 42.22 5 FA1 = memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan 7.22 49.44 6 FA13 = membagikan SHU kepada anggota 5.56 55.00 GKSI 1 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 8.70 8.70 2 FA11 = mengadakan pertemuan secara periodik 8.70 17.39 3 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 8.70 26.09 4 FA13 = membagikan SHU kepada anggota 8.70 34.78 5 FA14 = memenuhi kewajiban 8.70 43.48 6 FA1 = memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan 6.52 50.00 PUSKOPDIT 1 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 6.40 8.70 2 FA14 = memenuhi kewajiban 6.40 15.10 3 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 5.60 20.70 4 FA4 = memberikan pelatihan manajerial koperasi 5.60 26.30 5 FA6 = memberikan pelatihan organisasi koperasi 4.80 31.10 6 FA7 = memberikan pelatihan keanggotaan koperasi 4.80 35.90 7 FA8 = mengadakan pertemuan khusus, ilmiah seminar, lokakarya 4.80 40.70 8 FA11 = mengadakan pertemuan secara periodik 4.80 45.50 9 FA13 = membagikan SHU kepada anggota 4.80 50.30 PUSKUD MINA 1 FA1 = memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan 14.29 14.29 2 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 14.29 28.57 3 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 14.29 42.86 4 FA14 = memenuhi kewajiban 14.29 57.14 PKP - RI 1 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 8.67 8.67 2 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 8.16 16.84 3 FA14 = memenuhi kewajiban 8.16 25.00 4 FA1 = memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan 7.14 32.14 5 FA13 = membagikan SHU kepada anggota 6.63 38.78 6 FA4 = memberikan pelatihan manajerial koperasi 6.12 44.90 7 FA6 = memberikan pelatihan organisasi koperasi 5.61 50.51 PUSKOPPAS 1 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 30 30 +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 92 Lanjutan Tabel 25...... No. Uraian Fungsi Kumu- latif PUSKOPPONTREN 1 FA1 = memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan 7.69 7.69 2 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 7.69 15.38 3 FA4 = memberikan pelatihan manajerial koperasi 7.69 23.08 4 FA5 = menegakkan implementasi nilai-nilai koperasi 7.69 30.77 5 FA6 = memberikan pelatihan organisasi koperasi 7.69 38.46 6 FA7 = memberikan pelatihan keanggotaan koperasi 7.69 46.15 7 FA8 = mengadakan pertemuan khusus, ilmiah seminar, lokakarya 7.69 53.85 PUSKSP 1 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 10.00 10.00 2 FA14 = memenuhi kewajiban 10.00 20.00 3 FA10 = mengupayakan kemitraan dengan pihak ketiga 7.50 27.50 4 FA11 = mengadakan pertemuan secara periodik 7.50 35.00 5 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 5.00 40.00 6 FA3 = ikut menyusun rencana kerja dan RAPB Koperasi Sekunder 5.00 45.00 7 FA4 = memberikan pelatihan manajerial koperasi 5.00 50.00 PUSKOPWAN 1 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 5.80 5.80 2 FA4 = memberikan pelatihan manajerial koperasi 5.80 11.59 3 FA5 = menegakkan implementasi nilai-nilai koperasi 5.80 17.39 4 FA11 = mengadakan pertemuan secara periodik 5.80 23.19 5 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 5.80 28.99 6 FA14 = memenuhi kewajiban 5.80 34.78 7 FC5 = membantu image citra koperasi 5.80 40.58 8 FA6 = memberikan pelatihan organisasi koperasi 4.35 44.93 9 FA7 = memberikan pelatihan keanggotaan koperasi 4.35 49.28 10 FA13 = membagikan SHU kepada anggota 4.35 53.62 PUSKOPPOLDA 1 FC1 = membantu administrasi bisnis pembukuan, akuntansi, dll 29.70 29.70 2 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 8.91 38.61 3 FA14 = memenuhi kewajiban 8.91 47.52 4 FA2 = memberikan masukan mengenai RAT menghadiri, mengarahkan 6.93 54.46 PKSU 1 FA1 = memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan 7.20 7.20 2 FA11 = mengadakan pertemuan secara periodik 6.40 13.60 3 FA13 = membagikan SHU kepada anggota 6.40 20.00 4 FA3 = ikut menyusun rencana kerja dan RAPB Koperasi Sekunder 4.80 24.80 5 FA4 = memberikan pelatihan manajerial koperasi 4.80 29.60 6 FA10 = mengupayakan kemitraan dengan pihak ketiga 4.80 34.40 7 FA12 = menghadiri RAT Koperasi Sekunder 4.80 39.20 8 FA5 = menegakkan implementasi nilai-nilai koperasi 4.00 43.20 9 FA6 = memberikan pelatihan organisasi koperasi 4.00 47.20 10 FA7 = memberikan pelatihan keanggotaan koperasi 4.00 51.20 +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 93 Tabel 25 di atas memperlihatkan bahwa jika dihitung frekuensi kumulatif pelaksanaan fungsi keterkaitan oleh masing-masing Koperasi Sekunder sampai sebesar 50, maka jumlah fungsi yang dapat dilaksanakan paling banyak 10 fungsi oleh PUSKOPWAN dan PKSU. Koperasi-koperasi Sekunder lainnya hanya melaksanakan kurang dari 10 fungsi. Dari jumlah fungsi yang dilaksanakan masing-masing Koperasi Sekunder di atas, 4 fungsi yang dominan dan umum dilaksanakan semua koperasi adalah : FA1 = Koperasi Sekunder memberikan bimbingan dan advokasi keanggotaan kepada Koperasi Primer anggota. FA2 = Koperasi Sekunder memberikan masukan mengenai RAT yaitu menghadiri dan mengarahkan RAT Koperasi Primer anggota. FA12 = Koperasi Primer menghadiri RAT Koperasi Sekunder. FA14 = Koperasi Primer memenuhi kewajiban kepada Koperasi Sekunder yakni membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan kewajiban- kewajiban lainnya. Pelaksanaan fungsi-fungsi yang hanya berjumlah 10 di atas menunjukkan kurangnya dukungan dari Gerakan Koperasi dalam memperkuat keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Koperasi Primer anggotanya. Lemahnya dukungan tersebut berkaitan dengan struktur dan organisasinya yang belum mencerminkan representasi Gerakan Koperasi secara konprehensif. Keterkaitan antara Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi dengan Koperasi Primer anggota dapat juga dilihat melalui trend data-data fisik diantara keduanya. Dalam beberapa segi dianggap bahwa perkembangan yang makin maju dari Koperasi Sekunder dapat juga mendorong kemajuan pada Koperasi Primer anggotanya jika keduanya erat terkait sebagaimana fungsi yang diamanatkan Undang-undang 25 tahun 1992. Keterkaitan perkembangan Koperasi Sekunder dengan Koperasi Primer dapat dilihat pada Gambar 31 berikut. Keterkaitan Anggota Puskud dengan KUD 401 404 405 405 409 1531 1543 1337 1369 1383 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PUSKUD KUD Keterkaitan Modal PUSKUD dengan KUD 18828 1119211368115791285513195 17731 19559 25895 33444 10000 20000 30000 40000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PUSKUD KUD +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 94 Keterkaitan Volume Usaha PUSKUD dengan KUD 2880 352 436 579 476 474 2455 2590 2423 3049 1000 2000 3000 4000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t. R u p ia h PUSKUD KUD Ke t e rk a it a n S H U P US KUD de nga n KUD 303 391 269 618 33 124 247 218 269 903 200 400 600 800 1000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P USKUD KUD Keterkaitan Anggota GKSI dengan KSI 24 24 24 24 24 8136 8028 7986 7378 7312 2000 4000 6000 8000 10000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun GKSI KSI Keterkaitan Modal GKSI dengan KSI 4965 5104 25619 25657 26420 5633 5734 5862 5952 5965 5000 10000 15000 20000 25000 30000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h GKSI KSI Keterkaitan Volume Usaha GKSI dengan KSI 9328 9136 8390 8338 9362 457 1177 1909 3043 4261 2000 4000 6000 8000 10000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t. R u p ia h GKSI KSI Keterkaitan SHU GKSI dengan KSI 98 143 19 68 49 86 84 77 83 79 20 40 60 80 100 120 140 160 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t. R u p ia h GKSI KSI Keterkaitan Anggota PUSKOPDIT dengan KOPDIT 59 61 60 61 60 1049 885 1020 1269 1756 500 1000 1500 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PUSKOPDIT KOPDIT Keterkaitan Modal PUSKOPDIT dengan KOPDIT 1074 1783 676 422 2005 2281 1237 741 338 3755 1000 2000 3000 4000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t. R u p ia h PUSKOPDIT KOPDIT +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 95 Gambar 31. Trend Keterkaitan Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi dengan Koperasi Primer Anggota Keterkaitan Volume Usaha PUSKOPDIT dengan KOPDIT 528 1402 421 876 1405 933 970 363 602 780 500 1000 1500 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t. R u p ia h PUSKOPDIT KOPDIT Keterkaitan SHU PUSKOPDIT dengan KOPDIT 62 120 50 109 99 163 67 58 96 40 50 100 150 200 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t. R u p ia h PUSKOPDIT KOPDIT Keterkaitan Anggota PUSKUD MINA dengan KUD MINA 86 86 86 86 86 2643 3348 3334 3365 3420 1000 2000 3000 4000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PUS.MINA KUD MINA Keterkaitan Modal PUSKUD MINA dengan KUD MINA 1223 2608 497 456 1342 188 171 168 390 411 500 1000 1500 2000 2500 3000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PUS.MINA KUD MINA Keterkaitan Volume Usaha PUSKUD MINA dengan KUD MINA 145 170 168 529 595 31 24 14 20 32 200 400 600 800 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PUS.MINA KUD MINA Keterkaitan SHU PUSKUD MINA dengan KUD MINA -93 -37 -93 -4 23 64 64 12 32 38 -150 -100 -50 50 100 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J

t R

u p ia h PUS.MINA KUD MINA Keterkaitan Anggota PKP - RI dengan KPRI 158 150 125 141 142 424 439 481 478 415 100 200 300 400 500 600 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PKP - RI KPRI Keterkaitan Modal PKP - RI dengan KPRI 527 643 819 987 1070 1095 1056 940 1146 1041 500 1000 1500 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PKP - RI KPRI +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 96 Keterkaitan Volume Usaha PKP - RI dengan KPRI 2250 645 898 1133 1243 736 838 1791 2668 1173 500 1000 1500 2000 2500 3000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PKP - RI KPRI Keterkaitan SHU PKP - RI dengan KPRI 110 145 171 194 114 8 102 77 93 95 50 100 150 200 250 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PKP - RI KPRI Keterkaitan Anggota PUSKOPPAS dengan KOPPAS 8 8 8 8 8 42 48 51 60 61 10 20 30 40 50 60 70 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PUSKOPPAS KOPPAS Keterkaitan Modal PUSKOPPAS dengan KOPPAS 184 198 251 217 255 202 358 82 83 1909 500 1000 1500 2000 2500 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PUSKOPPAS KOPPAS Keterkaitan Volume Usaha PUSKOPPAS dengan KOPPAS 2533 3628 95 110 86 82 75 1975 1825 1543 1000 2000 3000 4000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J

t R

u p ia h PUSKOPPAS KOPPAS Keterkaitan SHU PUSKOPPAS dengan KOPPAS 26 24 33 34 18 458 512 700 656 818 200 400 600 800 1000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PUSKOPPAS KOPPAS Keterkaitan Anggota P. PONTREN dengan KOPPONTREN 29 43 46 17 17 17 15 15 64 74 20 40 60 80 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g P.PONTREN K.PONTREN Keterkaitan Modal PUSKOPPONTREN dengan KOPPONTREN 72 120 156 136 70 72 65 672 200 400 600 800 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J

t R

u p ia h P.PONTREN K.PONTREN +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 97 Keterkaitan Volume Usaha PUSKOPPONTREN dengan KOPPONTREN 10 10 11 12 14 560 545 584 200 400 600 800 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P.PONTREN K.PONTREN Keterkaitan SHU PUSKOPPONTREN dengan KOPPONTREN 5 5 6 8 8 25 18 21 5 10 15 20 25 30 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P.PONTREN K.PONTREN Keterkaitan Anggota PUSKSP dengan KSP 7 22 22 22 244 319 302 323 378 100 200 300 400 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PUSKSP KSP Keterkaitan Modal PUSKSP dengan KSP 435 638 732 146 146 146 116 1425 1252 500 1000 1500 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PUSKSP KSP Keterkaitan Volume Usaha PUSKSP dengan KSP 219 305 383 68 83 99 148 1288 840 500 1000 1500 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PUSKSP KSP Keterkaitan SHU PUSKSP dengan KSP 146 282 242 328 26 27 13 1 72 100 200 300 400 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PUSKSP KSP Keterkaitan Anggota PUSKOPWAN dengan KOPWAN 30 30 31 32 32 521 549 600 680 791 200 400 600 800 1000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g P.KOPWAN KOPWAN Keterkaitan Modal PUSKOPWAN dengan KOPWAN 3319 1117 1774 6445 16802 692 865 1051 1221 1463 5000 10000 15000 20000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P.KOPWAN KOPWAN +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 98 Keterkaitan Volume Usaha PUSKOPWAN dengan KOPWAN 1822 2418 3146 3452 1609 1880 2810 7652 3613 2948 2000 4000 6000 8000 10000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P.KOPWAN KOPWAN Keterkaitan SHU PUSKOPWAN dengan KOPWAN 7 6 11 12 18 62 89 77 72 82 20 40 60 80 100 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P.KOPWAN KOPWAN Keterkaitan Anggota PUSKOPPOLDA dengan KOPPOLDA 25 25 27 28 29 742 592 651 672 691 200 400 600 800 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g P. POLDA K.POLDA Keterkaitan Modal PUSKOPPOLDA dengan KOPPOLDA 508 631 345 359 448 561 644 1014 965 1017 500 1000 1500 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P. POLDA K.POLDA Keterkaitan Volume Usaha PUSKOPPOLDA dengan KOPPOLDA 401 411 513 705 824 1029 1106 1348 256 326 500 1000 1500 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P. POLDA K.POLDA Keterkaitan SHU PUSKOPPOLDA dengan KOPPOLDA 94 120 130 133 348 146 123 71 80 88 100 200 300 400 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h P. POLDA K.POLDA Keterkaitan Anggota PKSU dengan KSU 231 250 216 209 47 51 53 64 69 185 50 100 150 200 250 300 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun U n it o ra n g PKSU KSU Keterkaitan Modal PKSU dengan KSU 120 62 193 297 943 123 166 277 200 400 600 800 1000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun J t R u p ia h PKSU KSU +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 99 Gambar 31. Trend Keterkaitan Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi dengan Koperasi Primer Anggota Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa trend rata-rata modal, volume usaha dan SHU dari Koperasi Sekunder dengan Koperasi Primer anggotanya umumnya tidak bergerak dalam arah yang sama satu dengan lainnya. Koperasi-koperasi tersebut antara : 1 PUSKUD dengan KUD, 2 GKSI Jateng dengan KUD Susu, 3 PUSKUD MINA dengan KUD MINA, 3 PKP-RI dengan KPRI, 4 PUSKOPPAS dengan KOPPAS, 5 PUSKOPPONTREN dengan KOPPONTREN, 6 PUSKOPWAN dengan KOPWAN, dan 7 PKSU dengan KSU. Tiga koperasi yang memiliki arah trend yang mirip adalah PUSKOPDIT dengan KOPDIT, PUSKSP dengan KSP, dan PUSKOPPOLDA dengan KOPPOLDA. Meskipun ada kemiripan, namun tidak tepat sama. Trend tidak searah ini menunjukkan bahwa perkembangan modal, volume usaha dan SHU yang terjadi pada Koperasi-koperasi Sekunder dimana ada kemungkinan meningkat, tidak sama terjadi pada Koperasi-koperasi Primer anggotanya pada periode waktu yang sama. Indikasi ini mungkin dapat dijadikan ukuran bahwa keterkaitan yang tercipta antara Koperasi Sekunder dengan Koperasi Primer anggotanya tidak nyata terlihat.

4.3.2.2. Analisis menurut Masing-masing Fungsi