Keragaan Koperasi A. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional Induk Koperasi

+,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 101 8 8 8 8 9 : ; 9 : ; 9 : ; 9 : ; ,6.152 ,6.152 ,6.152 ,6.152 +-62, +-62, +-62, +-62,

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai keragaan koperasi dan keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Koperasi anggotanya pada sembilan daerah survei Propinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Barat, berikut ini dirumuskan beberapa kesimpulan sesuai tujuan penelitian.

5.1.1. Keragaan Koperasi A. Koperasi Sekunder Tingkat Nasional Induk Koperasi

A.1. Keragaan Kelembagaan 1. Kondisi kelembagaan Koperasi Sekunder Nasional berbeda-beda. Berdasarkan data pada Kementerian Koperasi dan UKM dan DEKOPIN, terdapat 53 Koperasi Sekunder Tingkat Nasional masih beroperasi secara hukum. Sesuai hasil penelitian, dari jumlah tersebut terdapat 52.83 28 koperasi tidak aktif lagi dan juga tidak memiliki asset khususnya kantor, tanah dan bangunan. Sebaliknya, 47.17 25 koperasi masih aktif. Nama-nama koperasi yang masih aktif dapat dilihat pada Tabel 3. 2. Dari 25 Koperasi Sekunder Tingkat Nasional yang masih aktif, diambil sampel sebanyak 36.00 atau 9 koperasi. Dari jumlah sampel ini, sebanyak 55.55 atau 5 koperasi GKSI, IKPI, INKUD, IKSP dan INKOPTI menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan RAT setiap tahun dari tahun 2001 – 2005. Sedangkan 4 koperasi lainnya INKOWAN, INKOPPAS, KJAN, dan INKOPANG hanya menyelenggarakan RAT sebanyak 2 kali selama tahun 2001 – 2005. A.2. Keragaan Usaha 1. Rata-rata volume usaha 9 koperasi sampel sebesar Rp. 5.25 milyar,- dengan kisaran antara Rp. 39 juta sampai Rp. 21.98 milyar. Sebanyak 22.22 2 koperasi masing- masing INKUD dan IKSP mencapai volume usaha tertinggi yaitu sebesar Rp. 21.98 milyar dan Rp. 20.53 milyar. Sebanyak 22.22 2 koperasi masing-masing IKPI dan GKSI mencapai nilai volume usaha hanya sebesar Rp. 2.35 milyar dan Rp. 1.26 milyar. Sisanya 55.56 5 koperasi : INKOPANG, INKOPTI, KJAN, INKOWAN, dan INKOPPAS mencapai volume usaha terendah berkisar Rp. 39 juta hingga Rp. 298 juta. 2. Rata-rata modal 9 koperasi sampel sebesar Rp. 36.07 milyar, dengan kisaran antara Rp. 170 juta hingga Rp. 239.59 milyar. Sebanyak 44.44 4 koperasi antara lain : +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 102 INKUD, GKSI, IKSP, dan INKOPPAS mencapai jumlah modal tertinggi masing- masing sebesar Rp. 239.59 milyar, Rp. 81.57 milyar, Rp. 16.63 milyar, dan Rp. 1.64 milyar. Sisanya 55.56 5 koperasi masing-masing INKOPTI, KJAN, INKOPANG, INKOWAN, dan IKPI mencapai modal hanya sebesar Rp. 170 juta hingga Rp. 747 juta. 3. Rata-rata SHU 9 koperasi sampel sesuai data yang ada sebesar minus Rp. 64.60 milyar, dengan kisaran antara minus 64.55 milyar hingga Rp. 352 juta. Sebanyak 22.22 2 koperasi masing-masing IKSP dan IKPI mencapai SHU sebesar Rp. 352 juta dan Rp. 112 juta. Tiga koperasi atau 33.33 masing-masing KJAN, INKOPANG, dan INKOWAN mencapai SHU antara Rp. 4 juta hingga Rp. 25 juta. Sisanya 44.44 4 koperasi masing-masing GKSI, INKOPPAS, INKOPTI, dan INKUD mencapai SHU negatif antara minus Rp. 64.55 milyar hingga minus Rp. 12 juta. B . Keragaan Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi B.1. Keragaan Kelembagaan 1. Sesuai data BPS, populasi Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi pada 8 propinsi sampel kecuali DKI Jakarta, masing-masing Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, NTB, dan Kalimantan Barat, sebanyak 351 koperasi. Dari populasi ini, 82.86 261 koperasi masih aktif, dan 17.14 tidak aktif. Dari koperasi aktif, terpilih 33 koperasi 12.64 sampel. Sebanyak 69.70 23 koperasi sampel sudah memiliki gedung kantor berstatus milik sendiri, sisanya 30.30 10 koperasi menempati gedung kantor berstatus pinjaman dan sewa. 2. Dari ke-33 koperasi sampel, 69.70 23 koperasi telah menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan RAT setiap tahun dari tahun 2001 – 2005. Sebanyak 24.24 8 koperasi menyelenggarakan RAT hanya 1 - 3 kali dari tahun 2001 – 2005. Sisanya 6.06 2 koperasi tidak menyelenggarakan RAT sama sekali dari tahun 2001 – 2005. A.2. Keragaan Usaha 1. Rata-rata volume usaha 33 koperasi sampel sebesar Rp. 1.08 milyar,- dengan kisaran antara Rp. 36 juta sampai Rp. 3.51 milyar. Ketiga puluh tiga koperasi sampel kemudian dibagi dalam 12 kelompok. Lima kelompok koperasi masing-masing PUSKOPWAN, PUSKUD, GKSI, PKP-RI, dan PUSKOPDIT atau 60.61 dari sample 20 koperasi mencapai volume usaha tertinggi berkisar Rp. 926 juta hingga Rp. 3.51 milyar. Sedangkan sisanya 7 kelompok koperasi masing-masing PUSKOPONTREN, PKSU, PUSKOPPOLDA, PUSKUD MINA, PUSKSP, +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 103 PUSKOPPAS, dan PUSKOP VETERAN atau 39.39 13 koperasi mencapai volume usaha berkisar Rp. 36 juta hingga Rp. 553 juta. 2. Rata-rata modal 33 koperasi sampel sebesar Rp. 5.24 milyar, dengan kisaran antara Rp. 138 juta hingga Rp. 23.63 milyar. Lima kelompok koperasi masing-masing PUSKUD, GKSI, PUSKOPWAN, PUSKOPDIT, dan PUSKUD MINA atau 45.46 dari sampel 15 koperasi mencapai modal tertinggi berkisar Rp. 1.23 milyar hingga Rp. 23.63 milyar. Lima kelompok koperasi lainnya masing-masing PKP-RI, PUSKOPPOLDA, PKSU, PUSKOP VETERAN, dan PUSKSP atau 39.39 dari sampel 13 koperasi mencapai modal usaha berkisar Rp. 138 juta hingga Rp. 974 juta. Dua kelompok koperasi lainnya, PUSKOPONTREN dan PUSKOPPAS atau 6.06 dari sampel 2 koperasi tidak menyediakan data. 3. Rata-rata SHU 33 koperasi sampel sebesar Rp. 55.04 juta, dengan kisaran antara minus Rp. 27.02 juta hingga Rp. 169.63 juta. Lima kelompok koperasi masing- masing PUSKOPPAS, PUSKOPPOLDA, PUSKUD, PUSKOPDIT, dan GKSI atau 51.52 dari sampel 17 koperasi mencapai SHU tertinggi berkisar Rp. 54.33 juta hingga Rp. 169.63 juta. Lima kelompok koperasi lainnya masing-masing PKP-RI, PUSKOPONTREN, PUSKSP, PKSU, dan PUSKOPWAN atau 42.42 dari sampel 14 koperasi mencapai SHU hanya berkisar Rp. 8.34 juta hingga Rp. 21.33 juta. PUSKOP VETERAN tidak menyediakan data sedangkan PUSKUD MINA atau 3.03 koperasi mencapai SHU minus Rp. 27.02 juta. Keragaan Koperasi Primer Anggota C.1. Keragaan Kelembagaan 1. Jumlah sampel Koperasi Primer anggota Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi sebanyak 107 koperasi, dan semuanya 100 masih aktif. Sebanyak 69.16 74 koperasi sampel memiliki gedung kantor berstatus milik sendiri, dan sisanya 30.84 33 koperasi menempati gedung kantor berstatus pinjaman dan sewa. 2. Dari 107 koperasi sampel tersebut, 67.29 72 koperasi telah menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan RAT setiap tahun dari tahun 2001 – 2005. Sebanyak 29.91 32 koperasi menyelenggarakan RAT 3 kali dalam 5 tahun tahun 2001 – 2005. Sisanya 2.80 3 koperasi hanya menyelenggarakan RAT satu kali selama tahun 2001 – 2005. C.2. Keragaan Usaha 1. Rata-rata volume usaha 107 koperasi sampel sebesar Rp. 168.01 juta,- dengan kisaran antara Rp. 11 juta sampai Rp. 8.91 milyar. Ke-107 koperasi sampel kemudian dikelompokkan dalam 12 kelompok. Lima kelompok koperasi masing- masing KUD SUSU, KOPWAN, KOPPAS, KP-RI, dan KOP. POLDA atau 46.73 dari sample 50 koperasi mencapai volume usaha tertinggi berkisar Rp. 1.0 milyar +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 104 hingga Rp. 8.91 milyar. Sedangkan 4 kelompok koperasi masing-masing KOPDIT, KSP, KUD, dan KSU atau 50.47 54 koperasi mencapai volume usaha berkisar Rp. 153 juta hingga Rp. 730 juta. Sisanya 2 kelompok koperasi masing-masing KUD MINA, dan KOPONTREN atau 2.80 3 koperasi hanya mencapai volume usaha berkisar Rp. 11 juta hingga Rp. 24 juta. 2. Rata-rata modal 107 koperasi sampel sebesar Rp. 232.84 juta, dengan kisaran antara Rp. 273 juta hingga Rp. 11.40 milyar. Lima kelompok koperasi masing- masing KUD, KUD SUSU, KOPDIT, KOPWAN, dan KOPPAS atau 48.60 dari sampel 52 koperasi mencapai modal tertinggi berkisar Rp. 1.03 milyar hingga Rp. 11.40 milyar. Enam kelompok koperasi lainnya masing-masing KP-RI, KSP, KOP. POLDA, KOPONTREN, KSU, dan KUD MINA atau 51.40 dari sampel 55 koperasi mencapai modal usaha berkisar Rp. 270 juta hingga Rp. 913 juta. 3. Rata-rata SHU 107 koperasi sampel sebesar Rp. 20.09 juta, dengan kisaran antara Rp. 28 juta hingga Rp. 1.11 milyar. Kelompok KOPPAS atau sebanyak 5.61 dari sampel 6 koperasi yang mencapai SHU tertinggi, rata Rp. 1.11 milyar. Lima kelompok koperasi masing-masing KUD, KSP, KOPWAN, KP-RI, dan KOP. POLDA atau 68.22 dari sampel 73 koperasi mencapai SHU berkisar Rp. 116 juta hingga Rp. 481 juta. Empat kelompok koperasi lainnya masing-masing KSU, KUD SUSU, KOPDIT, dan KUD MINA atau 24.30 dari sampel 26 koperasi mencapai SHU hanya berkisar Rp. 28 juta hingga Rp. 83 juta. Kelompok KOPONTREN atau 0.93 dari sampel 1 koperasi tidak menyediakan data.

5.1.2. Kondisi Keterkaitan Koperasi Sekunder dengan Anggotanya