Koperasi Primer Anggota Deskripsi Keberadaan Koperasi Sekunder dan Koperasi Primer Anggota

+,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 22 Tabel 7. Rata-rata Jumlah Volume Usaha, Modal Sendiri, Modal Luar dan SHU Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi No. Koperasi Sekunder Volume Usaha Jt Rp Modal Sendiri Jt Rp Modal Luar Jt Rp SHU Jt Rp 1 PUSKUD 2680 9405 13686 166 2 GKSI 2169 3171 14382 75 3 P.KOPDIT 962 415 777 86 4 PUS.MINA 99 741 485 -27 5 PKP – RI 1656 721 309 54 6 P.KOPPAS 90 - - - 7 P.PONTREN 553 - 265 21 8 PUSKSP 321 66 73 21 9 P.KOPWAN 3513 477 5414 11 10 P. POLDA 381 754 73 170 11 P. VETERAN 36 259 - 8 12 PKSU 472 101 312 20 Pada Tabel 7, volume usaha PUSKOPWAN, PUSKUD, GKSI dan PKP-RI mencapai jumlah tertinggi. Untuk modal baik modal sendiri maupun modal luar, PUSKUD dan GKSI mencapai jumlah tertinggi. Sedangkan untuk jumlah SHU, PUSKOPPOLDA dan PUSKUD mencapai nilai tertinggi. Sementara itu, PUSKUD MINA mencapai rata-rata SHU negatif.

4.1.3. Koperasi Primer Anggota

Sebanyak 69.16 Koperasi Primer sampel atau 74 koperasi sudah memiliki gedung kantor berstatus milik sendiri. Sebanyak 10.28 atau 11 koperasi menempati gedung kantor berstatus sewa, dan sebanyak 20.56 atau 22 koperasi masih menempati gedung kantor dengan status pinjaman. Dari segi usia, sebanyak 39.25 atau 42 koperasi berusia lebih dari 20 tahun. Juga sebanyak 39.25 atau 42 koperasi berusia 10 sampai 20 +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 23 tahun, dan sisanya 21.49 atau 23 koperasi berusia 3 sampai 9 tahun. Dari data ini, 78.50 Koperasi Primer sampel sudah berusia lebih dari 10 tahun. Perkembangan Koperasi Primer anggota Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi dominan lebih baik. Dari 107 Koperasi Primer anggota, 59.81 atau 64 koperasi melaksanakan RAT setiap tahunnya selama 5 tahun terakhir. Hanya 2.80 atau 3 koperasi yang hanya melaksanakan RAT satu kali selama 5 tahun. Sisanya 37.38 atau 40 koperasi menyelanggarakan RAT 2 – 4 kali. Ini menunjukkan pada umumnya semua Koperasi Primer anggota masih beroperasi secara aktif dan konsisten menjalankan RAT setiap tahunnya. Secara umum, Koperasi Primer sampel tetap memenuhi kewajiban mereka yakni membayar simpanan pokok dan wajib kepada Koperasi Sekunder. Kesulitan utama yang dihadapi Koperasi Primer adalah permodalan yang terbatas. Beberapa Koperasi Primer sampel yang bergerak pada bidang perdagangan mengeluhkan persaingan harga yang makin ketat dengan swalayan dan pasar modern yang ada. Kesulitan lainnya adalah mengenai kemampuan SDM pengurus koperasi yang belum baik. Ini adalah hambatan utama yang sering menyebabkan para anggota keluar dari keanggotannya. Rata-rata Koperasi Primer terjalin usahanya dengan Koperasi Sekunder hanya sebatas organisasi dan belum kepada pelaksanaan fungsi-fungsi secara nyata. Rata-rata koperasi Primer membutuhkan campur tangan pemerintah menangani permasalahan yang mereka hadapi mengenai bantuan permodalan, pembinaan dan pelatihan manajemen serta kerjasama dengan berbagai pihak. Pada Tabel 8 disajikan data rata-rata volume usaha, modal sendiri, modal luar, dan SHU kelompok Koperasi Primer anggota Koperasi Sekunder Tingkat Propinsi Sampel. Tabel 8. Rata-rata Jumlah Volume Usaha, Modal Sendiri, Modal Luar dan SHU Koperasi Primer Anggota No. KOPERASI PRIMER Jumlah Anggota org Modal Sendiri Jt Rp Modal Luar Jt Rp Total SHU Jt Rp Volume Usaha Jt Rp 1 KUD 1299 11074 325 481 463 2 KUD SUSU 6421 2123 2725 63 8911 3 KOPDIT 2434 1803 815 63 730 4 KUD MINA 3364 258 15 28 24 5 KP – RI 481 808 106 142 1018 6 KOPPAS 50 960 70 1110 2301 7 K.PONTREN 51 70 600 - 11 8 KSP 246 466 404 231 607 9 KOPWAN 469 685 469 154 2757 10 K. POLDA 512 541 146 116 1002 11 KSU 530 384 66 83 153 +,,,-.,0+122 +324- -.,2560--75 24 Pada Tabel 8. KUD SUSU, KUD MINA, KOPDIT, dan KUD mencapai jumlah anggota terbanyak. Untuk modal sendiri, KUD, KUD SUSU, dan KOPDIT mencapai modal sendiri paling besar. Sedangkan untuk modal luar, KUD SUSU mencapai nilai jauh lebih besar dibanding koperasi-koperasi lainnya. Untuk volume usaha, KUD SUSU, KOPWAN, KOPPAS, dan KP – RI mencapai nilai tertinggi dibanding koperasi lainnya. Untuk SHU, hanya KOPPAS yang mencapai nilai jauh di atas koperasi-koperasi lainnya.

4.2. Analisis Keragaan Koperasi Sampel