+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
25
4.2.1. Keragaan Kelembagaan dan Usaha Koperasi Sekunder Tingkat Nasional
Induk Koperasi
Gambar 3 berikut memperlihatkan keragaan Koperasi Sekunder Tingkat Nasional Induk Koperasi. Masing-masing koperasi menunjukkan penampilan berbeda baik dalam hal
jumlah anggota, jumlah pengurus, jumlah unit usaha, usia, jumlah pelaksanaan RAT, modal, volume usaha, SHU, dan rasio-rasio keuangan rata-rata selama 5 tahun tahun 2001 – 2005.
Perbedaan penampilan diantara masing-masing koperasi dilihat menurut urutan nilai terbesar hingga terkecil.
Jum lah Anggota Induk Kope ras i
4 8
15 24
26 29
34 138
37
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Jumlah Koperasi INKOPTI
KJAN INKOPANG
INKUD INKOPPAS
IKSP IKPI
INKOWAN GKSI
Jum lah Pe ngurus Induk Kope rasi
6 7
8 8
9 9
9 13
9
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Orang INKUD
KJAN INKOPPAS
INKOPTI GKSI
IKPI INKOPANG
INKOWAN IKSP
Jum lah Unit Us aha Induk Kope ras i
1 1
1 2
2 3
3 9
7
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Jumlah Unit INKUD
IKPI GKSI
KJAN INKOPANG
INKOPPAS INKOPTI
INKOWAN IKSP
Us ia Induk Koperasi
9 9
9 9
16 22
27 60
28
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Tahun IKPI
INKUD GKSI
KJAN INKOWAN
INKOPTI INKOPPAS
INKOPANG IKSP
Jum lah Pe lak s anaan RAT Induk KOpe r as i
2 2
2 2
4 5
5 5
5
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Frekuensi tahun GKSI
IKPI INKUD
IKSP INKOPTI
INKOWAN INKOPPAS
KJAN INKOPANG
Jum lah M odal Induk Kope ras i
170 279
298 322
747 1638
16632 239590
81568
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Jt Rupiah INKUD
GKSI IKSP
INKOPPAS INKOPTI
KJAN INKOPANG
INKOWAN IKPI
+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
26
Gambar 3. Keragaan Kelembagaan dan Usaha Koperasi Sekunder Tingkat Nasional Induk Koperasi.
Jum lah Volum e Usaha Induk Kope rasi
39 54
186 228
298 1262
2351 21984
20532
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Jt Rupiah INKUD
IKSP IKPI
GKSI INKOPANG
INKOPTI KJAN
INKOWAN INKOPPAS
Jum lah SHU Induk Kope ras i
64554- 432-
110- 12-
4 20
25 352
112
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Jt Rupiah IKSP
IKPI KJAN
INKOPANG INKOWAN
GKSI INKOPPAS
INKOPTI INKUD
Rata-rata Solvabilitas Induk Kope ras i
0.08- 0.00
0.00 119.02
124.92 181.33
375.65 3080.92
2612.15
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Persen INKOWAN
GKSI INKOPPAS
IKPI INKUD
IKSP KJAN
INKOPANG INKOPTI
Rata-rata Likuiditas Induk Koperasi
0.80- 0.00
0.00 63.97
88.02 96.15
118.50 3157.08
426.74
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Persen INKOWAN
GKSI IKSP
INKOPPAS IKPI
INKUD KJAN
INKOPANG INKOPTI
Rata-rata Rentabilitas Induk Koperasi
952.71- 17.75-
1.30- 0.00
0.00 0.07
1.64 57.67
15.99
N a
m a
K o
p e
ra s
i
Persen IKPI
IKSP INKOWAN
GKSI KJAN
INKOPANG INKOPTI
INKOPPAS INKUD
Rata-rata Pe rtum buhan Volum e Us aha Induk Kope rasi
236.25- 11.03-
0.94 6.92
12.49 49.70
57.47 213.98
157.07
Persen IKSP
INKOPPAS INKOWAN
KJAN IKPI
GKSI INKUD
INKOPANG INKOPTI
+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
27
Dari sisi jumlah anggota, INKOPTI memiliki anggota Pusat Koperasi jauh lebih banyak dibanding koperasi-koprerasi lainnya. Karena anggota koperasi INKOPTI adalah
koperasi-koperasi sekunder baik pusat maupun tingkat propinsi maka jumlah anggota yang banyak ini menunjukkan ia memiliki jaringan yang luas dengan anggota di berbagai wilayah.
Pada sisi pengurus, INKUD memiliki jumlah yang paling banyak 13 orang, disusul KJAN, INKOPPAS, INKOPTI dan GKSI sebanyak 9 orang. Pengurus IKPI dan INKOPANG berjumlah
8 orang, INKOWAN 7 orang dan IKSP 6 orang. Untuk jumlah unit usaha, INKUD memiliki 9 unit, IKPI 7 unit, dan semua koperasi lainnya memiliki 1 – 3 unit usaha. Jumlah dan jenis
usaha masing-masing koperasi secara rinci disajikan pada Tabel 9. Dari sisi usia, IKPI memiliki umur paling tua 60 tahun, diikuti INKUD 28 tahun, GKSI 27 tahun, KJAN 22 tahun,
INKOWAN 16 tahun. INKOPTI, INKOPANG, INKOPPAS dan IKSP berusia 9 tahun. Sedangkan pada pelaksanaan RAT, GKSI, IKPI, INKUD dan IKSP secara rutin melaksanakan
RAT setiap tahun selama 5 tahun terakhir, disusul INKOPTI 4 kali dalam 5 tahun. Sedangkan INKOWAN, INKOPPAS, KJAN, dan INKOPANG hanya melaksanakan RAT 2 kali selama 5
tahun terakhir. Tabel 9. Jumlah dan Jenis Usaha Masing-masing Koperasi Sekunder Tingkat Nasional
Induk Koperasi No. Induk Koperasi
Unit Usaha Jenis Usaha
1 KJAN 3
Jasa audit keuangan, pendidikan latihan, bimbingan konsultasi.
2 INKOPANG 2
Dealer pelumas, jasa perdagangan umum 3 INKOPPAS
2 Perdagangan beras gula, simpan pinjam
4 INKOPTI 1
Penyaluran kedele 5 INKOWAN
1 Simpan pinjam
6 IKSP 1
Simpan pinjam 7 INKUD
9 Kedele, bt. bara, cengkeh, gula pasir, pupuk, kopi, SP,
pengolahan kayu 8 IKPI
7 Pabrik pelampung, pemasaran BAP, ikan patin,
pergudangan, alat perikanan, pelatihan TK, toko sarana
9 GKSI 3
Produksi dan pengolahan susu, pemasaran. Dari sisi usaha, jumlah modal terbesar dimiliki oleh INKUD yang mencapai Rp. 239.6
milyar, diikuti GKSI Rp. 81.6 milyar, IKSP Rp. 16.6 milyar, dan INKOPPAS Rp. 1.6 milyar. Dari sisi volume usaha, 4 koperasi urutan teratas adalah INKUD Rp. 21.98 milyar, IKSP Rp. 20.53
milyar, dan IKPI Rp. 2.35 milyar. Sedangkan jumlah SHU terbesar dicapai oleh IKSP sebesar Rp. 352 juta, IKPI Rp. 112 juta, KJAN Rp. 25 juta, dan INKOPANG Rp. 20 juta. Terutama
dengan melihat nilai SHU yang dicapai, maka dari sisi usaha, IKSP memiliki keragaan yang paling baik, diikuti oleh IKPI. Sedangkan INKOPTI dan INKUD adalah yang paling buruk yakni
nilai SHU masing-masing mencapai angka negatif.
+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
28
Dari sisi rentabilitas, IKPI dan IKSP mencapai persentase yang paling tinggi. Rasio rentabilitas yang tinggi ini memiliki arti dari setiap seratus rupiah harta yang dimiliki, mampu
menghasilkan nilai SHU sebesar nilai persentase masing-masing. Sedangkan pada solvabilitas dan likuiditas, INKOWAN dan GKSI mencapai persentase terbesar. Nilai solvabilitas dan
likuiditas yang besar ini memiliki arti koperasi-koperasi tersebut memiliki kemampuan lebih baik dalam mengembalikan hutangnya.
Keragaan Koperasi Sekunder Tingkat Nasional Induk Koperasi yang ditunjukkan di atas memperlihatkan koperasi-koperasi yang dominan menurut nilai fisik masing-masing
variabel. Namun, keragaan koperasi dapat juga dilihat dari sisi perkembangannya dari tahun ke tahun. Pada sisi perkembangan ini dapat dilihat apakah suatu variabel yang disebutkan
mengalami kecenderungan terus meningkat, menurun, atau bervariasi. Trend perkembangan Koperasi Sekunder Tingkat Nasional Induk Koperasi selama 5 tahun terakhir tahun 2001 –
2005 disajikan berturut-turut di bawah ini.
1. Induk Koperasi Simpan Pinjam IKSP
Perkembangan IKSP dalam 5 tahun terakhir ditunjukkan pada Gambar 4.
Trend Anggota dan Pengurus Pengawas IKSP
26 25
23 22
22
4 8
7 6
6 5
10 15
20 25
30
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun U
n it
Angg. PgrsPgw s
Jlh Unit Ush tetap 1
Trend Unit Usaha, Asset Fisik Pelatihan Internal IKSP
1 10
12 14
15 15
2 1
1 1
1 5
10 15
20
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun U
n it
Unit Ush Asset
Pelthn
Trend Modal Sendiri dan Modal Luar IKSP
2407 2523
2795 3051
3133 17399
57477 23606
22722 15439
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000
2001 2002 2003 2004 2005
Tahun
J t.
R p
M.Sndiri M.Luar
Trend Volume Usaha IKSP
2868 30561
29448 20991
18793 5000
10000 15000
20000 25000
30000 35000
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
J t
R u
p ia
h
+,,,-.,0+122 +324-
-.,2560--75
29
Gambar 4. Perkembangan Kelembagaan dan Usaha IKSP Grafik diatas memperlihatkan bahwa selama 5 tahun, IKSP mengalami peningkatan
secara mantap dalam jumlah anggota, jumlah asset fisik, jumlah pengurus dan pengawas, besar modal sendiri dan modal luar. Meskipun mengalami fluktuasi cukup besar, namun
volume usaha dan SHU IKSP juga mengalami peningkatan pada tahun 2005. Dalam aspek produktivitas, IKSP mengalami peningkatan pada solvabilitas dan likuiditas sedangkan
rentabilitasnya cenderung menurun. Trend meningkat pada jumlah anggota, pengurus dan pengawas, dan jumlah asset
fisik menunjukkan bahwa ada peningkatan ukuran kelembagaan untuk menangani berbagai fungsi internal koperasi. Hal ini tentu berarti ada peningkatan secara fungsional pada
manajemen koperasi. Pelaksanaan fungsi koperasi diantaranya juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada jumlah pelatihan anggota, pengurus, pengawas dan karyawan
koperasi. Semuanya ini menunjukkan IKSP mengalami perkembangan kelembagaan yang menuju pada peningkatan kemampuan yang lebih baik.
Pada sisi keragaan usaha, perkembangan jumlah modal sendiri dan modal luar IKSP yang terus meningkat menunjukkan bahwa kemampuan permodalannya makin terus menguat.
Hal ini berarti IKSP makin meningkat kemampuannya dalam membiayai usaha-usaha yang dijalankan. Peningkatan kemampuan permodalan tersebut diikuti pula dengan perkembangan
SHU yang makin meningkat. Meskipun mengalami fluktuasi pada tahun 2002 sampai 2005, SHU IKSP tetap menunjukkan peningkatan. Peningkatan SHU menunjukkan IKSP mampu
mencapai profit yang lebih tinggi dari tahun ke tahun. Keadaan ini terjadi sebagai realisasi usaha-usaha yang berjalan baik dan pencapaian volume usaha yang makin tinggi.
Data laporan keuangan menunjukkan bahwa IKSP memiliki kemampuan keuangan yang baik. Trend solvabilitas dan likuiditas IKSP menunjukkan peningkatan dalam 5 tahun
terakhir, sementara rentabilitas menunjukkan penurunan. Meskipun demikian nilai rentabilitas tersebut masih positif. Solvabilitas dan likuiditas yang terus meningkat tersebut
Trend SHU IKSP
448 320
303 351
336 50
100 150
200 250
300 350
400 450
500
2001 2002
2003 2004
2005
Tahun J
t. R