Sektor Pertanian SISI PENAWAR P

mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang, berbagai persoalan yang membayangi kinerja sektor-sektor andalan ini perlu mendapat perhatian dan penanganan khusus. Grafik 1.21. Perkembangan Pertumbuhan Sektor Unggulan Sumber : BPS Kinerja sektor pertanian pada triwulan II-2010 mengalami perkembangan yang positif dan ,13 yoy. Perbaikan kinerja tersebut terutama didorong oleh ngan meningkatnya tingkat esejahteraan petani. Hal ini antara lain tercermin dari peningkatan nilai tukar petani NTP

1. Sektor Pertanian

diperkirakan tumbuh 5 pertumbuhan subsektor tanaman pangan. Produksi sektor pertanian pada triwulan ini lebih baik dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan sektor pertanian pada triwulan II-2010 sejalan de k yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Sumut terhadap perkembangan harga-harga di kabupatenkota di Provinsi Sumut, NTP pada bulan Juni 2010 sebesar 102,20, meningkat 0,83 poin dibandingkan angka NTP pada periode yang sama tahun 2009 yang sebesar 101,37. Grafik 1.22. Nilai Tukar Petani Sumut 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 ‐6 ‐4 ‐2 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2008 2009 2010 Nilai Tukar Petani Pertumbuhan yoy Sumber : BPS BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional 12 13 Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1 Peningkatan pertumbuhan sektor pertanian juga sejalan dengan penyaluran kredit perbankan ke sektor ini yang meningkat 6,54 qtq atau 16,91 yoy. Nilai kredit ke sektor pertanian mencapai Rp11,41 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp10,71 triliun. Grafik 1.23. Penyaluran Kredit oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Pertanian 2 4 6 8 10 30 40 50 10 12 ‐20 ‐10 20 60 70 80 90 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2006 2007 2009 2010 Rp Triliun Sumber : Laporan Bulanan Bank Um posisi kredit 2008 um pertumbuhan yoy a. Produksi Padi Angka Tetap ATAP produksi padi Tahun 2009 di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3.527.899 ton Gabah Kering Giling GKG, meningkat sebesar 187.105 ton dibandingkan angka tetap ATAP produksi Tahun 2008. Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya hasil per hektar sebesar 1,28 kuintalha atau 2,87 dan luas panen juga mengalami kenaikan sebesar 19.867 hektar atau 2,65. Angka Ramalan II ARAM II produksi padi Tahun 2010 diperkirakan sebesar 3.514.928 ton Gabah Kering Giling GKG, turun sebesar 12.971 ton dibandingkan pr duksi ATAP Tahun produksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen sebesar 27.765 ar 67.579 ton dibandingkan produksi Tahun 2008. Peningkatan uas panen sebesar 23.684 hektar atau 9,56 dan hasil per hektar juga engalami kenaikan sebesar 2,22 kuintalha atau 4,72. o 2009. Penurunan hektar atau 3,61, sedangkan hasil per hektar mengalami kenaikan sebesar 1,55 kuintalha atau 3,37. b. Produksi Jagung ATAP produksi jagung Tahun 2009 di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1.166.548 ton pipilan kering, meningkat sebes tersebut disebabkan kenaikan luas panen sebesar 7.369 hektar atau 3,07 dan hasil per hektar juga mengalami kenaikan sebesar 1,37 kuintalha atau 2,99. ARAM II produksi jagung Tahun 2010 diperkirakan sebesar 1.338.360 ton pipilan kering, naik sebesar 171.812 ton dibandingkan produksi ATAP Tahun 2009. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan l m BAB 1 | Perkembangan Ekonomi Makro Regional 14 tara sebesar 14.206 ton biji kering, eningkat sebesar 2.559 ton dibandingkan produksi Tahun 2008. Peningkatan produksi ksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen sebesar 1.223 hektar atau 10,64, ektar mengalami kenaikan sebesar 0,14 kuintalha atau 1,15. t juga terus naik atau sudah ektor industri tumbuh lebih cepat pada triwulan ini dan memberikan sumbangan yang relatif mnya, kinerja sektor industri pengolahan masih didorong Di Sumut, daerah penghasil jagung terbesar yakni Simalungun, Tanah Karo dan Deli Serdang. Tantangan dalam pengembangan produksi jagung seperti serangan penyakit hawar daun, tetapi semakin bisa diatasi dengan adanya benih yang tahan dengan serangan penyakit itu. Dengan semakin banyaknya produksi jagung, diharapkan ketergantungan pabrikan pakan Sumut dengan jagung impor kian berkurang dan bahkan Sumut diharapkan bisa surplus. c. Produksi Kedelai ATAP produksi kedelai Tahun 2009 di Provinsi Sumatera U m disebabkan oleh kenaikan luas panen sebesar 1.897 hektar atau 19,77 dan hasil per hektar juga mengalami kenaikan sebesar 0,22 kuintalha atau 1,83. ARAM II produksi kedelai pada Tahun 2010 diperkirakan sebesar 12.840 ton biji kering, turun sebesar 1.366 ton dibandingkan produksi ATAP Tahun 2009. Penurunan produ sedangkan hasil per h Produksi kedelai Sumut sendiri ditargetkan bisa mencapai sekitar 18 ribu ton pada tahun 2010. Dinas Pertanian optimistis bisa mencapai target produksi 2010 itu, karena beberapa perusahaan perkebunan khususnya PT. PN tertarik untuk terjun ke bisnis kedelai. Kenaikan produksi diyakini tercapai karena produktivitas tanaman di Sumu di kisaran 12,34 kuintalha. Penggunaan bibit unggul juga terus meningkat dan pemerintah sendiri juga memberikan bantuan benih unggul. 2. Sektor Industri Pengolahan S stabil terhadap perekonomian Sumut. Pada triwulan II-2010, sektor ini diperkirakan tumbuh 5,44 yoy sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,42 yoy. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi relatif meningkatnya pertumbuhan di sektor industri antara lain adalah kenaikan permintaan domestik yang meningkatkan penggunakan kapasitas yang sudah ada dan di sisi lain aktivitas pasar ekspor mulai bergairah kembali. Dengan kata lain, insentif pasar mulai meningkat. Sebagaimana pola periode sebelu oleh pertumbuhan sektor non migas, sedangkan kinerja sektor migas masih menunjukkan tren yang menurun. Sementara itu, kinerja produk utama industri Sumut seperti plastik, karet dan makanan, minuman dan tembakau diperkirakan mengalami penurunan. Terlihat dari nilai ekspor yang menurun hingga bulan Maret 2010. Grafik 1.24. Nilai dan Volume Ekspor Grafik 1.25. Nilai dan Volume Ekspor Plastik, Karet dan Produk Turunannya Makanan, Minuman dan Tembakau 15 Perkembangan Ekonomi Makro Regional | BAB 1 peningkatan pertumbuhan 20,46 yoy, dan bila mengalami pertumbuhan sebesar 6,31 qtq mencapai Rp19,37 triliun, lebih tinggi diband triliun. Grafik 1.26. Penyaluran Kredit ke Sektor Industri Pengolah Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit bank umum ke sektor industri pengolahan mengalami dibandingkan dengan triwulan sebelumnya . Nilai kredit ke sektor industri pengolahan ingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp18,22 oleh Bank Umum di Sumut an ‐10 40 50 20 25 I II III 10 20 30 5 10 15 IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2006 2007 2008 2009 2010 Rp Triliun Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum posisi kredit pertumbuhan yoy

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran