PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN ProdukHukum BankIndonesia

Tabel 6. 1 Angkatan Kerja Sumut menurut Status Pekerjaan Utama 2010 Februari Agustus Februari Berusaha Sendiri 18,51 20,17 19,07 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 19,66 19,51 18,96 Berusaha dibantu buruh tetap 2,77 3,23 2,23 BuruhKaryawan 27,31 27,70 28,73 Pekerja bebas di Pertanian 5,51 4,78 5,50 Pekerja bebas di Non pertanian 4,50 3,95 3,87 Pekerja Keluargatak dibayar 21,75 20,67 21,64 Jumlah 100 100 100 2009 Status Pekerjaan Utama Sumber: BPS

6.2. PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN

6.2.1. Tingkat Kemiskinan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas yang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumut sebanyak 1.490.900 orang atau sebesar 11,31 terhadap jumlah penduduk seluruhnya. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebanyak 1.499.700 orang atau menurun 8.800 orang. Penurunan jumlah penduduk miskin ini mengindikasikan bahwa dampak dari program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah cukup berperan dalam menurunkan penduduk miskin di daerah ini. Tabel 6.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Sumut Tahun Jumlah ribu Jiwa Persentase Februari 1999 1.972,7 16,74 Februari 2002 1.883,9 15,84 Februari 2003 1.889,4 15,89 Maret 2004 1.800,1 14,93 Juli 2005 1.840,2 14,68 Mei 2006 1.979,7 15,66 Maret 2007 1.768,4 13,90 Maret 2008 1.613,8 12,55 Maret 2009 1.499,7 11,51 Maret 2010 1.490,9 11,31 Sumber : BPS Bila dilihat berdasarkan daerahnya, jumlah penduduk miskin Sumut yang berada di daerah pedesaan pada Maret 2010 sebanyak 801.900 orang dan di daerah perkotaan sebanyak 689.000 orang. Jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal pada masing-masing daerah tersebut, maka persentase 71 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan | BAB 6 penduduk miskin di daerah pedesaan sebesar 11,29, sedangkan di daerah perkotaan sebesar 11,34. Tabel 6.6 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Sumut Menurut Daerah 2009 2010 2009 2010 Kota 688,0 689,0 11,45 11,34 Desa 811,7 801,9 11,56 11,29 Kota + Desa 1.499,7 1.490,9 11,51 11,31 Daerah Jumlah ribu Jiwa Persentase Sumber : BPS Sementara itu, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan. Karena penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata- rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada bulan Maret 2010 garis kemiskinan Sumut sebesar Rp222.898kapita bulan dan bila dilihat berdasarkan daerahnya, untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp247.547kapitabulan dan untuk daerah pedesaan sebesar Rp201.810kapitabulan. Selama Februari 2004 hingga Maret 2010, garis kemiskinan Sumut naik 82,09. Garis kemiskinan di perkotaan naik 73,15 dan garis kemiskinan di pedesaan naik 76,69. Tabel 6.7 Garis Kemiskinan Sumut RpKapitaBulan 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 Februari 2004 Juli 2005 Mei 2006 Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Kota Desa Kota + Desa Sumber : BPS Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan yang menyangkut kemiskinan juga 72 BAB 6 | Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Nilai indeks kedalaman kemiskinan P1 dan indeks keparahan kemiskinan P2 di daerah perkotaan pada Maret 2010 lebih rendah dibandingkan daerah pedesaan. Pada bulan Maret 2010, nilai indeks kedalaman kemiskinan P1 untuk perkotaan sebesar 2,01 dan di daerah pedesaan mencapai 2,07. Nilai indeks keparahan kemiskinan P2 untuk perkotaan sebesar 0,54 dan di daerah pedesaan mencapai 0,59. Tabel 6.8 Indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan Indeks Kota Desa Kota + Desa Kedalaman Kemiskinan P1 2,01 2,07 2,04 KeparahannKemiskinan P2 0,54 0,59 0,57 Sumber : BPS 6.2.2. Tingkat Penghasilan Masyarakat Sementara itu, tingkat kesejahteraan masyarakat Sumut yang tercermin dari indeks penghasilan saat ini, pada triwulan II-2010 terindikasikan mengalami penurunan. Menurut Survei Konsumen di kota Medan, indeks tersebut menurun dari 128,25 pada akhir triwulan I-2010 menjadi 123,49 pada akhir triwulan II-2010. Penghasilan masyarakat yang menurun diiringi inflasi Sumut yang meningkat mengindikasikan bahwa kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan. Sementara itu, kesejahteraan masyarakat hingga 6 bulan yang akan datang diperkirakan akan meningkat terindikasi dari peningkatan indeks ekspektasi penghasilan 6 bulan yang akan datang. Nilai indeks ekspektasi penghasilan 6 bulan yang akan datang berada pada level yang optimis di atas 100 yakni sebesar 136,83, meningkat dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 136,19. Grafik 6.9 Indeks Penghasilan dan Indeks Ekspektasi Penghasilan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr May Jun 2009 2010 Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yl Ekspektasi penghasilan 6 bulan yad 73 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan | BAB 6 6.2.3. Nilai Tukar Petani NTP Dari sisi petani, daya beli petani diindikasikan mengalami penurunan bila dibandingkan triwulan I-2010. Hal ini tercermin dari adanya penurunan NTP. NTP mencerminkan daya tukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam menghasilkan produk pertanian. Pada triwulan II-2010, NTP Sumut tercatat sebesar 102,20, atau mengalami penurunan 0,79 bila dibandingkan dengan triwulan I-2010 sebesar 103,01. Grafik 6.10 Nilai Tukar Petani 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 ‐6 ‐4 ‐2 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2008 2009 2010 Sumber : BPS Nilai Tukar Petani Pertumbuhan yoy Sementara itu, NTP per subsektor masing-masing tercatat sebesar 98,24 untuk subsektor padi palawija NTPP; 110,52 untuk subsektor hortikultura NTPH; 104,97 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat NTPR; 102,10 untuk subsektor peternakan NTPT; dan 99,26 untuk subsektor perikanan NTN. 74 BAB 6 | Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah B B B A A A B B B 7 77 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

7.1. Perkiraan Ekonomi