Bab 5 | Perkembangan Sistem Pembayaran 65
Perkembangan Sistem Pembayaran
Sementara itu, perkembangan jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong di wilayah perbankan Sumatera Utara pada triwulan II-2010 tercatat sebesar Rp555 milyar
atau naik 75,08 dibandingkan triwulan I-2010, yang tercatat sebesar Rp317 milyar dengan jumlah warkat cekbilyet giro kosong juga naik sebesar 9,08 dari 14.587 warkat
menjadi 15.912 warkat. Sementara apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan nilai dan volume penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong
masing-masing sebesar 75,72 dan 15,24.
Grafik 5. 2 Grafik Penolakan CekBG Kosong
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000 18,000
I-08 II-08
III-08 IV-08 I-09
II-09 III-09 IV-09
I-10 II-10
- 100
200 300
400 500
600
CekBG Kosong Nominal CekBG Kosong
Sumber : Bank Indonesia
5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal Inflow dan Outflow
Aliran uang kartal di Sumatera Utara sepanjang triwulan II-2010 menunjukkan
posisi net inflow yaitu jumlah uang kartal yang masuk inflow ke Bank Indonesia lebih besar dibandingkan jumlah uang kartal yang keluar outflow dari Bank Indonesia. Posisi
netinflow pada periode ini tercatat sebesar Rp675,66 miliar, turun 78,80 jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat netinflow sebesar Rp3.187,522
milyar. Hal ini mengkonfirmasi adanya geliat aktivitas ekonomi di masyarakat di triwulan II- 2010 yang lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang menyebabkan kebutuhan uang
kartal meningkat di kalangan pelaku ekonomi. Jumlah inflow pada triwulan II-2010 tercatat sebesar Rp3.971,582 milyar atau
turun 24,77 dibandingkan triwulan I-2010 yang tercatat sebesar Rp5.279,601 milyar. Demikian halnya dengan aliran uang keluar outflow, pada triwulan II-2010 tercatat
sebesar Rp3.295,918 milyar atau naik sebesar 57,54 dibandingkan triwulan I-2010 yang tercatat sebesar Rp2.092,080 milyar.
Grafik 5. 3 Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia di Sumatera Utara
‐2,000 ‐1,000
1,000 2,000
3,000 4,000
5,000 6,000
I ‐7 II‐7 III‐7 IV‐7 I‐8 II‐8 III‐8 IV‐8 I‐9 II‐9 III‐9 IV‐9 I‐10 II‐
10
Mi ly
a r
Ru p
ia h
Inflow Outflow
Netflow
Sumber : Bank Indonesia
5.4. Temuan Uang Palsu
Sepanjang triwulan II-2010 jumlah temuan uang palsu di KBI Medan tercatat sebanyak 212 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp11.740.000,00. Dibandingkan
periode sebelumnya, jumlah temuan uang rupiah palsu tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan baik jumlah lembar 11,68 maupun nilai nominal 19,70
dimana pada triwulan I-2010 tercatat sebanyak 255 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp14.620.000,00.
Sedangkan berdasarkan sumber penerimaan atau laporan temuan uang palsu pada periode laporan, sebagian besar berdasarkan laporan bank ke KBI Medan. Sama
dengan periode sebelumnya, denominasi pecahan Rupiah yang paling banyak dipalsukan adalah pecahan Rp50.000,00 yang tercatat sebanyak 131 bilyet atau 61,79 dari total
temuan uang palsu, diikuti pecahan Rp100.000,00 21,23, pecahan Rp20.000,00 15,57, pecahan Rp10.000,00 1,42 sedangkan uang untuk pecahan Rp 5.000,00
dan Rp1.000,00 tidak ada temuan uang palsu. Data perkembangan temuan uang rupiah palsu di wilayah Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5. 4 Data Temuan Uang Palsu di Kantor Bank Indonesia Medan
Satuan Lembar
Sumber : Bank Indonesia
66 Perkembangan Sistem Pembayaran | Bab 5
Bab 5 | Perkembangan Sistem Pembayaran 67
Perkembangan Sistem Pembayaran
Guna menekan peredaran uang palsu, dilakukan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat dengan melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah
kepada kalangan pers, pelajar, mahasiswa, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, pegawai negeri, kepolisian serta stakeholders lainnya. Selain itu, secara sistematis juga dilakukan
kegiatan training of trainers pengenalan keaslian rupiah, agar pengetahuan tentang keaslian uang rupiah dapat tersebar secara lebih cepat dan luas kepada masyarakat.
5.5. Penyediaan Uang Yang Layak Edar