28
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang dapat diambil berdasarkan kerangka pikir di atas adalah melalui pembelajaran dengan pendekatan Realistic
Mathematics Education RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN Karanggayam, Pleret, Bantul pada materi konsep pecahan dan
pengurutannya.
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research
CAR. Menurut Suharsimi Arikunto 2006 : 91, Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian tindakan kelas menurut Igak Wardani 2007:14 merupakan
penelitian yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelasnya sendiri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat. Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilaksanakan secara kolaboratif dan parsitipatif.
B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karanggayam, Pleret, Bantul yang berjumlah 18 siswa terdiri dari
12 siswa putra dan 6 siswa putri, sedangkan objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada materi konsep pecahan dan pengurutannya.
30
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Karanggayam, Pleret, Bantul, Yogyakarta. SD Negeri Karanggayam terletak di pedesaan
sehingga lebih kondusif untuk belajar. Penelitian dilaksanakan di ruang kelas IV dengan menyesuaikan jadwal pelajaran matematika di SD
Negeri Karanggayam. Kondisi ruang kelas cukup luas, dengan pengaturan meja yang
tersusun rapi. Setiap bangku ditempati oleh dua orang siswa. Kebersihan kelas juga terjaga. Dengan keadaan kelas yang demikian diharapkan dapat
menunjang proses pembelajaran.
D. Desain Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran siklus tindakan kelas. Setiap siklus direncanakan antara 1- 2 kali kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada siklus pertama mendasari atau menentukan kegiatan pada siklus berikutnya. Akhir kegiatan pembelajaran
siklus pertama dilakukan evaluasi dan refleksi dengan guru kelas sebagai kolaborator untuk mengetahui evektifitas pembelajaran, peningkatan hasil
belajar siswa, dan memungkinkan berbagai kesulitan dan kendala yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan model action research spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart Suharsimi Arikunto,2010:
132. Dalam setiap siklus meliputi tahapan planning perencanaan, action pelaksanaan, observation observasi, dan reflection refleksi. Siklus
31
akan diulangi apabila hasil penelitian yang diperoleh belum mencapai target.
Berikut ini adalah alur dalam penelitian tindakan kelas yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto 2010: 132.
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas